Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menyikapi Perbedaan Standar Kesopanan, Jangan Mudah Tersinggung

ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sopan santun sangat penting dalam pergaulan. Tidak hanya ketika kamu berinteraksi dengan orang yang lebih tua. Dirimu bergaul dengan kawan sebaya bahkan orang yang lebih muda pun kudu tetap memperhatikan kesopanan. Kalau sopan santun diabaikan, siapa pun yang berinteraksi denganmu menjadi tidak nyaman.

Begitu pula bila mereka bersikap tidak sopan padamu, kamu tentu merasa terganggu. Namun, mempelajari norma kesopanan tak selalu mudah karena gak ada aturan tertulisnya. Standar kesopanan terbentuk dari kebiasaan di suatu lingkungan. Ini sebabnya pengaruh keluarga dan budaya amat besar terhadap perilaku serta tutur kata seseorang.

Di sisi lain, perbedaan standar kesopanan berpotensi menciptakan kesalahpahaman dan konflik antara kamu dengan orang lain. Bisa mereka yang terkesan gak sopan di matamu atau justru sebaliknya. Bagaimana cara menyikapi ukuran sopan setiap orang yang berbeda-beda? Berikut lima tips untuk membantumu membawa diri secara tepat dalam pergaulan.

1. Jika kamu punya kewenangan atasnya, tegur saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kampus Production)

Sikap orang yang kurang sopan memang bikin kaget dan risi. Akan tetapi, tidak semua orang perlu ditegur olehmu. Perihal kesopanan ini dapat menjadi sensitif bagi orang yang terkena teguran. Terlebih dia dibesarkan di lingkungan yang amat berbeda darimu.

Di lingkungan itu, perbuatan atau perkataannya merupakan hal yang wajar. Maka kamu gak boleh menegur sopan santun orang yang bukan siapa-siapamu. Dirimu cuma perlu menegur apabila memiliki kewenangan atas dirinya meski tidak mutlak.

Contohnya, kamu atasannya di kantor. Sudah menjadi kewenanganmu untuk mengarahkan anak buah dalam berperilaku serta berbicara. Kalau ada sikapnya yang tidak sopan sesuai dengan standar kantor, dirimu bukan hanya boleh melainkan harus menegurnya.

Beri tahu letak ketidaksopanannya dan apa yang seharusnya dilakukan atau diucapkannya pada orang lain. Misalnya, saat ia gak sopan pada klien. Teguranmu penting untuk mencegah perilaku tidak sopan itu berlanjut dan merugikan kantor. Namun terkait ketidaksopanannya di luar kantor yang tidak membawa nama perusahaan, dirimu gak perlu mencampuri.

2. Belajar memaklumi sikap orang lain selama tidak keterlaluan

ilustrasi percakapan (pexels.com/fauxels)

Seperti disinggung di poin pertama, tidak semua orang perlu ditegur olehmu seakan-akan kamu yang paling sopan di dunia ini. Pahami perbedaan cara serta tempat kalian dibesarkan supaya dirimu tahu ada banyak versi kesopanan. Kamu juga mesti mempelajari karakter seseorang dan menghargai perbedaannya denganmu.

Misalnya, gaya bicara teman terdengar kurang sopan saking blak-blakannya. Akan tetapi, gaya bicaranya yang to the point sebenarnya ada sisi baiknya yaitu mempercepat dan memperjelas suatu maksud. Meski kamu punya standar kesopanan yang lebih tinggi darinya, jangan memintanya buat mengikutimu.

Sikap yang menurutmu lebih sopan boleh jadi di matanya malah berbelit-belit dan bikin urusan tak kunjung beres. Selama apa yang dikatakan atau diperbuatnya bukan pelecehan terhadapmu atau siapa pun, maklumi saja. Contoh lain, temanmu berasal dari kota besar serta terbiasa berbicara dengan kata lo dan gue.

Bagimu, sebutan itu kurang menyenangkan. Kamu lebih suka penyebutan aku dan kamu. Akan tetapi, garis bawahi artinya yang sama saja. Jangan mempermasalahkan hal tersebut karena kalian tumbuh di lingkungan yang berbeda. 

3. Memengaruhi dengan kasih contoh, bukan ceramah

ilustrasi berbicara (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Terkait keinginanmu menasihati orang lain seputar sopan santun, ada satu hal yang mesti diperhatikan. Yaitu, makin banyak nasihatmu terhadap seseorang agar ia begini dan begitu biar lebih santun, justru kamu yang tidak sopan. Dirimu mengabaikan kenyamanan orang lain walaupun maksudmu baik.

Apabila kamu ingin memengaruhi orang lain supaya lebih sopan dalam bersikap, kurangi nasihat lisan. Beri dia contoh langsung dari perilaku serta cara bicaramu dalam keseharian. Itu akan lebih berkesan baginya dan mudah buat ditiru. 

Sopan santun yang telah terwujud dalam tindakan serta tutur kata tidak memberi celah buat orang lain mencela. Sementara bila kamu hanya menasihatinya panjang lebar; mereka cenderung kesal, meremehkan, bahkan mendebatmu. Pendatang di suatu daerah misalnya, lambat laun bakal mencontoh perilaku dan perkataan sopan warga setempat. Kalau dia terus diceramahi justru tidak betah lalu muncul konflik.

4. Lebih baik kamu terlalu sopan di mata orang lain daripada kurang ajar

ilustrasi percakapan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika kamu merasa orang-orang di lingkungan barumu berbicara tanpa memperhatikan kesopanan, apakah dirimu mesti mengikutinya? Bahkan boleh jadi perlu lebih parah dari itu. Tentu saja tidak demikian. Justru standar kesopananmu yang sudah tinggi mesti dibawa ke mana pun kamu pergi. Itulah salah satu kelebihan yang menunjukkan kelasmu.

Memang di lingkungan dengan standar kesopanan yang berbeda, sikapmu dapat dinilai berlebihan. Misalnya, kamu hendak berjalan melewati orang yang sedang duduk saja selalu membungkukkan badan. Sementara di sana orang lain berjalan biasa saja. Bahkan mereka berlari sambil berteriak di depan orang yang tengah duduk juga tak masalah.

Gak apa-apa, lanjutkan perilaku sopanmu. Lebih baik dirimu menjawab pertanyaan orang yang tidak habis pikir akan kesopananmu daripada dicap kurang ajar. Terlalu sopan memang bisa bikin orang lain sungkan terhadapmu. Akan tetapi, secara umum penilaian mereka padamu positif. Lain dengan sikap kurang ajar yang pasti dicela.

5. Sering meminta maaf bila ada sikapmu yang kurang sopan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Felicity Tai)

Perbedaan standar kesopanan tidak hanya bisa membuat orang lain tampak kurang sopan di matamu. Kamu juga dapat terlihat gak santun dalam pandangan orang. Maka dari itu, perbedaan tersebut perlu dijembatani dengan sepotong kata maaf dalam setiap interaksimu dengan siapa saja.

Khususnya, ketika kalian belum cukup saling mengenal. Contohnya, dalam pertemuanmu dengan klien baru. Meski sepanjang percakapan dirimu telah berusaha sesopan mungkin, bisa jadi ada beberapa sikap yang membuatnya kurang berkenan. Di akhir pertemuan, kamu jangan hanya bilang terima kasih atas waktunya.

Sampaikan juga permintaan maafmu kalau-kalau tadi ada perkataanmu yang kurang menyenangkan. Bila pun benar ada beberapa hal darimu yang bikin lawan bicara tidak nyaman, permintaan maaf akan segera memperbaiki citramu. Dia seketika tahu bahwa ketidaksopananmu bukan disengaja. 

Perbedaan standar kesopanan pasti ada antara satu orang dengan lainnya. Jangan kamu merasa lebih sopan daripada orang lain sebab boleh jadi mereka juga sudah bersikap santun sesuai standar masing-masing. Hindari dirimu terkesan cerewet pada orang lain soal kesopanan. Itu tak menaikkan respek mereka padamu dan justru menurunkannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us