6 Alasan Jangan Mengejek Orang yang Hanya Bantu Tenaga di Acara

Di setiap acara atau kegiatan yang cukup besar dibutuhkan partisipasi dari banyak orang. Setiap orang diminta memberikan sumbangsihnya untuk kelancaran acara tersebut. Tapi sayangnya, terkadang panitia kegiatan bersikap tidak adil pada orang-orang yang sudah bersedia membantu.
Biasanya ada tiga bentuk bantuan yang diperlukan yaitu, uang atau barang, pikiran, serta tenaga. Bantuan berupa pikiran diberikan oleh para penggagas acara. Mereka yang punya ide dan bikin konsep kegiatan. Lalu donatur uang dan barang menjadi orang yang sangat dihormati karena dinilai dermawan serta menjadi kunci utama penyelenggaraan acara.
Terutama saat dana begitu terbatas, adanya bantuan tunai atau barang yang dibutuhkan amat melegakan panitia. Sementara itu, bantuan tenaga kerap dianggap sebagai yang paling ringan. Maka orang yang cuma bisa menyumbangkan tenaganya pun dipandang sebelah mata. Seharusnya kejadian begini gak perlu terjadi karena enam alasan berikut.
1. Kalau harus bayar tenaga juga mahal

Segala hal yang diperoleh secara gratis memang kadang menjadi kurang dihargai. Termasuk bantuan orang lain berupa tenaga. Sebagai orang yang dibantu, kamu jangan berpikir seseorang tidak mengeluarkan apa-apa karena cuma membantu dengan tenaganya. Di balik bantuannya itu ada pengorbanan waktu yang amat berharga.
Bahkan dia menjadi yang paling capek setelah acara selesai. Kegiatannya cuma sehari misalnya, tapi rasa lelahnya bisa 3 hari baru pulih karena ia membantu sejak persiapan acara sampai kelar. Seandainya kamu kudu bayar tenaga orang lain juga gak murah. Tenaga juru masak di hajatan misalnya, satu orang bisa diupah ratusan ribu rupiah per hari. Padahal satu tim terdiri dari beberapa orang.
Kalau biayanya dikalikan jumlah hari sejak malam pengajian sebelum pernikahan sampai tenda dibongkar, jumlahnya menjadi besar sekali. Dengan adanya orang yang mau membantu dengan tenaganya tanpa bayaran, ini sudah luar biasa. Capeknya paling terasa, tetapi ia ikhlas gak dapat apa-apa. Bila kamu meremehkan pertolongannya, mungkin ucapan terima kasih pun tidak ada.
2. Orang membantu sesuai dengan kemampuannya

Bisa lebih banyak membantu memang baik. Akan tetapi, siapa pun dalam membantu gak boleh sampai membuat diri sendiri kesulitan. Saling membantu sesuai kemampuan masing-masing saja. Orang yang mampu menjadi donatur uang dan barang diapresiasi sebab mencari sponsor memang tak mudah.
Akan tetapi, bantuan tenaga juga gak boleh diremehkan. Sebab orang yang bisa membantu dari segi pembiayaan juga belum tentu dapat menyediakan tenaganya. Mungkin karena dia sibuk atau kurang sehat. Selama orang-orang masih mau membantu sesuai kemampuan masing-masing, ini sudah bagus sekali.
Acara apa pun akan berjalan dengan baik. Sebagai pihak yang dibantu, kamu jangan membalas usaha seseorang dengan sikap meremehkan. Meski di matamu bantuannya cuma kecil, baginya itu telah semaksimal mungkin sesuai apa yang bisa dia lakukan. Jika dirimu memaksa orang lain untuk membantu di luar kemampuannya, tentu tidak bakal dipenuhi.
3. Bantuan lain sudah melimpah, tinggal tenaga yang diperlukan

Jangan serakah terhadap bantuan berupa uang serta barang hingga dirimu gak menyadari pentingnya sumbangan tenaga dari orang lain. Dalam kegiatan membantu korban bencana alam, misalnya. Banyak bantuan berupa uang dan barang yang seketika masuk dan menumpuk di gudang.
Bagaimana bantuan sebanyak ini bisa sampai pada korban bencana yang membutuhkannya? Sudah pasti dibutuhkan begitu banyak tenaga untuk menyalurkannya ke titik-titik yang terisolasi sekalipun. Tanpa adanya bantuan tenaga yang memadai; tumpukan makanan, pakaian, sampai obat-obatan menjadi sia-sia. Korban tak tertolong serta donatur uang serta barang pun akan kecewa.
Semua bentuk bantuan sama berharganya dalam suatu kegiatan. Jumlah bantuan uang, barang, dan tenaga yang gak seimbang akan menimbulkan masalah. Maka dengan banyaknya bantuan uang serta barang yang telah terkumpul, tak usah menyindir orang-orang yang siap memberikan tenaganya.
4. Banyak orang yang tidak mau capek

Sekarang banyak orang makin sibuk dan menyukai kepraktisan. Kesediaan membantu sesama masih besar, tetapi sering kali dalam bentuk uang sebab dinilai paling simpel. Donatur tidak perlu ikut rapat bahkan gak sekali pun muncul juga tak masalah. Terpenting uangnya sampai seperti dengan transfer antarbank.
Tentu kamu harus berterima kasih atas bantuan tersebut. Namun, jangan sampai kurang mengapresiasi orang-orang yang masih mau capek demi membantumu. Dirimu tentu tahu bahwa keadaan lelah sangat tidak enak di badan. Tidur pun bisa sampai sulit atau malah jatuh sakit saking capeknya.
Maka seharusnya bantuan tenaga dari mereka juga tetap dihargai. Dari 10 orang yang kamu kenal belum tentu setengahnya bersedia berlelah-lelah menolong. Boleh jadi hanya ada 1 atau 2 orang yang masih mau membantu dengan tenaga di tengah berbagai aktivitasnya yang juga melelahkan. Orang yang membantu dengan tenaganya bukan berarti pengangguran, lho.
5. Lebih baik menyumbang tenaga daripada sama sekali gak peduli

Sikapmu yang kurang baik ketika menerima bantuan khususnya berupa tenaga bikin kapok orang lain. Garis bawahi apa saja yang dibutuhkan. Selama orang lain bersedia datang untuk memenuhi sebagian dari kebutuhanmu, sambut dengan penuh syukur. Kalau berkat kehadirannya bantuan tenaga menjadi tersedia, dirimu tinggal mencari bantuan lainnya.
Kepedulian orang lain mesti dihargai dengan sungguh-sungguh. Bayangkan seandainya kamu sampai meminta-minta pertolongan, tapi tidak seorang pun mau mendekat. Pasti dirimu merasa amat sengsara dan membenci mereka. Oleh sebab itu, jangan bersikap buruk pada kepedulian siapa pun dan apa pun bentuknya.
Jika orang yang tulus dalam memedulikanmu diperlakukan dengan buruk, dia juga bisa kecewa. Suatu saat kamu butuh bantuan lagi, belum tentu ia mau mendekat. Bukan lantaran dia membalas dendam, melainkan khawatir kamu kembali menyepelekannya yang hanya bisa membantu dengan tenaga. Sikap burukmu di masa lalu seakan-akan menegaskan bahwa dirimu gak butuh bantuan tenaganya.
6. Membantu dengan tenaga tetap butuh berpikir

Bantuan berupa tenaga sering dikecilkan karena dianggap cuma modal kekuatan otot. Tidak perlu berpikir. Seseorang tinggal mengangkat-angkat barang atau bersih-bersih. Padahal, semua pekerjaan sesederhana apa pun gak bisa dilakukan tanpa berpikir. Bersih-bersih ruangan sebelum acara, misalnya.
Kalau tanpa berpikir sama sekali, baru dikerjakan terlalu mepet dengan waktu acara. Lantai yang dipel menjadi belum kering sempurna. Bahkan ada benda-benda yang bukannya bersih malah tambah kotor karena salah cara pembersihannya. Manusia memiliki pikiran dan apa pun yang dikerjakannya otomatis gak cuma dengan otot.
Apabila ada teman yang bantuannya selalu berupa tenaga, jangan menganggapnya bodoh. Dia memang lebih menurut soal konsep acara. Tapi kalau semua orang terlalu ribet memikirkan konsep acara bakal tidak kunjung ada titik temu. Lebih baik sebagian orang fokus ke eksekusinya saja dengan menyiapkan bantuan tenaga begitu konsep disepakati.
Bantuan tenaga gak berwujud seperti uang dan barang. Namun, ini tidak berarti bantuan tersebut tak ada nilainya. Orang-orang yang punya kemampuan lebih di lapangan memang paling cocok membantu dengan tenaga. Semua orang yang bersedia membantumu bersifat baik. Kamu jangan pilih kasih dengan memuji-muji donatur uang dan barang saja.