Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Sosok Perfeksionis Kesulitan Menetapkan Tujuan Realistis

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/RDNE Stock Project)

Perfeksionis identik sebagai sikap yang mengedepankan kesempurnaan. Mencapai standar tertinggi dijadikan sebagai patokan utama. Tapi ada sisi menarik dari orang-orang yang memiliki sikap perfeksionis. Di samping standar yang tinggi, mereka justru kesulitan menetapkan tujuan realistis.

Sebagian besar target dan tujuan disusun atas dasar ambisi dan kepuasan sesaat. Tidak jarang mereka melakukan itu hanya untuk menuruti ekspektasi sosial. Lantas, apa yang membuat sosok perfeksionis kesulitan menetapkan tujuan realistis? Apa karena enam alasan ini?

1. Terpaku pada standar yang terlalu tinggi

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Dana Tentis)

Pasti kamu sudah tidak asing jika sosok perfeksionis memiliki ambisi menggebu-gebu. Ternyata ini menjadi hambatan tersendiri saat mereka menetapkan tujuan. Sebagian besar target orang-orang dengan karakter perfeksionis justru tidak realistis.

Mereka ini adalah tipe orang yang terpaku pada standar tertinggi. Perfeksionis cenderung memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri dan hasil pekerjaan mereka. Orang-orang tersebut mungkin menganggap tujuan realistis terlalu biasa dan kurang menantang.

2. Perasaan takut gagal secara berlebihan

ilustrasi kecewa dengan kegagalan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pada faktanya masih banyak orang yang takut dengan kegagalan secara berlebihan. Bahkan mereka menganggap ini sebagai hambatan utama. Seolah tidak mau menyadari jika kegagalan sejatinya juga bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran.

Hal ini berlaku pada orang-orang perfeksionis. Termasuk menjadi alasan mengapa mereka kesulitan membuat tujuan yang realistis. Perasaan takut gagal mendominasi setiap langkah dan perencanaan. Dengan standar tertinggi, mereka menganggap ini dapat meminimalisir kemungkinan jatuh pada titik terendah.

3. Kurang memiliki fleksibilitas dalam menghadapi situasi

ilustrasi sosok ambis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Siapa yang bisa menebak situasi yang akan terjadi? Bahkan kita kerap dihadapkan dengan ketidakpastian. Memiliki fleksibilitas adalah kunci utama agar mampu menghadapi berbagai macam situasi dengan baik. Ternyata hal ini tidak dimiliki oleh orang-orang yang memiliki karakter perfeksionis.

Mereka cenderung kaku dan tidak memiliki fleksibilitas dalam bersikap maupun berpikir. Hari ini pula yang menjadi sebab utama mereka kesulitan menetapkan tujuan realistis. Orang-orang perfeksionis hanya menilai segala sesuatu berdasarkan kata gagal atau berhasil. Tapi tidak mau memaknai kembali rangkaian proses yang dilewati.

4. Tidak bisa mengelola prioritas

ilustrasi menetapkan prioritas baru (pexels.com/Yan Krukau)

Pernahkah kamu mengamati karakter unik dari orang-orang yang memiliki perilaku perfeksionis? Terutama dari caranya dalam menetapkan tujuan hidup. Bisa dipastikan, orang-orang seperti mereka kesulitan dalam menetapkan tujuan yang realistis.

Mengapa demikian? Karena orang-orang perfeksionis tidak bisa mengelola prioritas. Mereka ingin segala sesuatunya tercapai sempurna tanpa cacat. Sosok perfeksionis kesulitan memisahkan hal yang benar-benar penting dari hal yang kurang relevan. Sehingga menetapkan tujuan menjadi proses yang membingungkan.

5. Keinginan yang kuat untuk memenuhi ekspektasi masyarakat

ilustrasi lingkungan banyak tuntutan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Mengetahui tujuan secara pasti merupakan kunci penting untuk meraih keberhasilan. Tentunya keberhasilan harus disusun berdasarkan kemampuan dan kapasitas diri. Bukan hanya memenuhi ekspektasi orang-orang di lingkungan sekitar.

Situasi ini yang membuat orang-orang perfeksionis kesulitan menetapkan tujuan realistis. Mereka memiliki keinginan kuat untuk memenuhi ekspektasi masyarakat. Tapi tidak memerhatikan kembali kapasitas yang dimiliki. Akibatnya, mereka merasa kewalahan dengan tujuan yang hendak dicapai.

6. Tipe orang yang tidak mampu mengontrol overthinking

ilustrasi overthinking (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi overthinking (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sudahkah kamu memiliki tujuan yang realistis? Atau malah menjadi orang yang memiliki standar kesempurnaan tertinggi dalam berbagai aspek kehidupan? Kita harus mempertimbangkan kembali situasi satu ini.

Tentu ada beberapa alasan mengapa sosok perfeksionis kesulitan menetapkan tujuan realistis. Mereka adalah tipe orang yang tidak mampu mengontrol overthinking. Perfeksionis sering terlalu memikirkan setiap detail. Proses berpikir yang rumit ini bisa membuat mereka merasa setiap tujuan harus sempurna sebelum dijalankan.

Harus diakui bahwa sosok perfeksionis cenderung kesulitan menetapkan tujuan realistis. Mereka terpaku pada standar yang terlalu tinggi. Tidak hanya itu, ekspektasi masyarakat juga kerap dijadikan sebagai patokan utama. Pada akhirnya, tujuan tidak tercapai secara keseluruhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us