Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan untuk Tidak Membuat Asumsi dan Penilaian Secara Tergesa-gesa

ilustrasi berpikir kritis (pexels.com/Ono Kosuki)

Seringkali kita dibutakan oleh asumsi dan penilaian yang bersifat semu. Ini tidak didasarkan dari sudut pandang objektif dan pemikiran matang. Tapi hanya berlandaskan emosi dan pertimbangan yang bersifat tergesa-gesa.

Pada akhirnya inilah yang akan membawa akibat buruk. Bahkan kita tidak bisa memahami lingkungan atau permasalahan secara menyeluruh. Terdapat alasan yang logis mengapa kita tidak boleh membuat asumsi dan penilaian secara tergesa-gesa. Berikut enam diantaranya.

1. Mengakibatkan keterbatasan informasi

ilustrasi merasa pusing (pexels.com/Yan Krukau)

Seringkali kita menilai suatu permasalahan hanya dengan mengandalkan pemikiran subjektif. Akibatnya membuat asumsi dan penilaian secara tergesa-gesa. Tidak jarang persoalan satu ini berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi. Di sinilah alasan kuat mengapa kita tidak boleh membuat asumsi dan penilaian dengan cara tersebut.

Entah disadari atau tidak, asumsi dan penilaian yang tergesa-gesa mengakibatkan keterbatasan informasi. seringkali kita tidak memiliki gambaran lengkap atau pemahaman yang cukup tentang situasi atau orang yang kita nilai. Keputusan berdasarkan informasi yang tidak lengkap bisa menghasilkan kesalahpahaman.

2. Untuk menghindari kesalahan persepsi

ilustrasi terkejut (pexels.com/Dima Valkov)

Setiap situasi atau permasalahan harus dipahami secara utuh. Kita mampu mengamati secara detail penyebab dan alur permasalahan yang terjadi. Namun menjadi suatu kendala ketika kita membuat asumsi atau penilaian secara tergesa-gesa.

Otomatis kita sering terjebak kesalahan persepsi. Asumsi yang terburu-buru bisa membuat kita salah memahami niat, tindakan, atau karakter seseorang. Hal ini bisa menimbulkan konflik yang sebenarnya dapat dihindari jika kita lebih teliti dalam menilai.

3. Mempertahankan objektivitas

ilustrasi berpikir realistis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dalam menilai setiap permasalahan kita tidak bisa mengandalkan sudut pandang subjektif. Apalagi memaksa perspektif pribadi dijadikan sebagai standar kebenaran universal. Sebaliknya, kita harus menjadi orang yang berfokus pada fakta.

Itu ini menjadi alasan kuat bagi kita untuk tidak membuat asumsi dan penilaian secara tergesa-gesa. Salah satu tujuannya untuk mempertahankan objektivitas. Dengan memberi waktu untuk menganalisis situasi secara rasional, kita dapat bersikap lebih adil dan bijaksana.

4. Kita tidak akan bisa memahami permasalahan secara utuh

ilustrasi pusing bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pernahkah kamu menilai suatu permasalahan secara terburu-buru? Bahkan cenderung melakukan penilaian yang kurang tepat. Tapi tetap bersikeras jika hal tersebut menjadi bagian dari kebenaran. Tentunya, kita harus memahami kembali alasan untuk tidak membuat asumsi dan penilaian secara tergesa-gesa.

Ternyata ini dapat membawa dampak negatif. Kita tidak akan bisa memahami permasalahan secara utuh. Dengan penilaian dan asumsi yang bersifat terburu-buru, kita hanya dapat menilai sebagian kecil masalah. Sedangkan aspek penting yang mencerminkan keseluruhan terabaikan.

5. Menghindari keputusan yang kurang tepat

ilustrasi berpikir logis (pexels.com/Antoni Shkraba)

Asumsi dan penilaian dibuat bukan hanya untuk memperoleh validasi sesaat. Tapi ini berkaitan erat dengan keputusan yang hendak diambil. Setelah menilai, kita dapat mempertimbangkan strategi pemecahan masalah yang efektif dan efisien.

Tapi apa jadinya jika kita membuat asumsi dan penilaian secara tergesa-gesa? Akibatnya keputusan yang diambil kurang sesuai. Bahkan kita memaksa suatu permasalahan diselesaikan dengan cara-cara yang kurang efektif. Akibatnya, permasalahan semakin berlarut.

6. Sebagai upaya menghormati orang lain

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi bersalaman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Entah disadari atau tidak, kita adalah bagian dari makhluk sosial. Di lingkungan akan dihadapkan dengan orang dari berbagai macam latar belakang. Tentu kita harus mampu menanamkan sikap menghargai satu sama lain untuk menjaga lingkungan agar tetap harmonis.

Ternyata ini menjadi alasan kuat untuk tidak melakukan penilaian atau asumsi secara terburu-buru. Kita perlu menghormati kompleksitas yang terdapat dalam lingkungan sosial. Bukan hanya menilai dengan satu standar yang belum tentu cocok jika diterapkan secara keseluruhan.

Setiap orang pasti memiliki asumsi atau penilaian tersendiri akan suatu kondisi. Namun penting untuk diingat, jangan sampai melakukan penilaian secara terburu-buru. Langkah ini dilakukan untuk menghindari kesalahan resepsi sekaligus mempertahankan objektivitas. Kita dapat menjaga lingkungan sosial yang penuh keberagaman agar tetap harmonis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us