Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips agar Bisa Memaafkan dengan Sepenuh Hati, Kamu Harus Tulus

ilustrasi meminta maaf (pexels.com/Liza Summer)

Pernah mengalami ketidaknyamanan dengan orang lain dan membuat kamu harus menyimpan rasa sakit hati? Sepertinya sudah waktunya bagimu untuk memaafkan orang tersebut.

Walau memaafkan adalah proses yang kompleks dan terkadang sulit bagi kebanyakan orang. Namun, kemampuan untuk memaafkan dengan sepenuh hati, ternyata punya dampak yang sangat positif pada kesehatan emosional dan mentalmu sendiri. Supaya kamu bisa melakukannya dengan tulus, coba terapkan enam tipsnya berikut ini.

1. Terima emosimu

ilustrasi memahami diri (pexels.com/Vlada Karpovich)

Langkah pertama dalam proses memaafkan adalah mengakui dan menerima emosi yang kamu rasakan. Jangan berusaha menekan atau menyangkal perasaan tersebut, tapi sebaliknya, izinkan dirimu merasa marah, sedih, atau kecewa atas pengkhianatan maupun perlakuan tidak adil yang kamu dapatkan. Mengakui emosi adalah cara jitu untuk memulai proses penyembuhan. Alhasil, akhirnya kamu bisa lebih memahami diri sendiri.

2. Beri waktu pada diri sendiri

ilustrasi evaluasi diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memaafkan jelas bukan sebuah proses yang instan. Sangat wajar, jika ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi, beri waktu pada dirimu untuk merasakan dan memproses emosi tersebut dengan baik.

Tidak usah terburu-buru untuk memaafkan jika kamu masih merasa terluka atau terpukul. Biarkan dirimu merasakan setiap fase emosi tersebut dan perlahan-lahan bergerak untuk menerimanya dan kemudian pulih darinya.

3. Tanamkan rasa empati

ilustrasi orang yang punya empati (freepik.com/Drazen Zigic)

Menanamkan rasa empati terhadap orang yang sudah menyakitimu juga tidak akan membuat kamu kehilangan apapun. Jadi, cobalah melihat situasi dari sudut pandang dia dan memahami alasan di balik tindakannya.

Walaupun jelas ini tidak mudah, tapi memahami latar belakang dan motif seseorang akan membantu kamu melihat dengan lebih jelas. Pahami, bahwa dia juga manusia yang rentan dan mungkin punya alasan tertentu yang membuatnya bertindak seperti itu.

4. Fokus pada pengalaman positif

ilustrasi memahami diri sendiri (istockphoto.com/arto_canon)

Alihkan perhatianmu dari rasa sakit dan marah yang kamu rasakan dengan fokus pada pengalaman positif dalam hidup. Ingatkan dirimu pada momen-momen penuh kebahagiaan, cinta, dan kebaikan yang pernah kamu alami.

Mengalihkan fokus dari peristiwa menyakitkan ke hal-hal yang memberi kebahagiaan dan kedamaian sangat baik bagi dirimu sendiri. Pasalnya, ini akan membantu kamu meredakan emosi negatif dan membuka hatimu untuk belajar memaafkan.

5. Usahakan untuk memperbanyak rasa syukur

ilustrasi bersyukur (pexels.com/PNW Production)

Perbanyaklah bersyukur dalam hidup sehingga kamu bisa menghargai hal-hal baik yang ada di sekitarmu. Fokus pada hal-hal yang kamu miliki daripada yang tidak dimiliki, membantumu lebih tenang.

Hal itu juga bisa mengurangi kecenderungan untuk terus menerus meratapi peristiwa yang menyakitkan. Selain itu dengan mengembangkan rasa syukur, kamu juga bisa membuka hati. Terutama untuk belajar menerima dan memaafkan dengan lebih mudah.

6. Let it go and keep move on

ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Langkah terakhir dalam proses memaafkan adalah melepaskan dan melanjutkan hidup dengan ikhlas. Memaafkan bukan berarti kamu melupakan atau menyetujui tindakan yang sudah dilakukan padamu. Namun, lebih kepada melepaskan beban emosional yang kamu bawa, serta membebaskan diri dari belenggu kemarahan juga dendam.

Dengan melepaskannya, maka kamu tengah memberi diri sendiri kesempatan untuk hidup dengan damai dan bahagia. Jadi, kamu bisa menjalani hidup tanpa terbebani oleh masa lalu.

Memaafkan dengan sepenuh hati adalah proses yang perlu ketabahan, kesabaran, dan rasa pengertian yang dalam tentang diri sendiri dan orang lain. Dengan memaafkan, sebenarnya kamu sedang memberi diri sendiri kesempatan untuk menjalani hidup dengan lebih tenang juga bahagia. Jadi, sebenarnya ini semua bukan tentang orang lain, tapi tentang dirimu sendiri. Siap berusaha belajar memaafkan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desria
EditorDesria
Follow Us