Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Bergaul dengan Teman yang Lebih Dewasa

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Masa sekolah dan kuliah mempertemukanmu dengan teman-teman yang sepantar. Meski di antara mereka ada yang secara psikis lebih dewasa daripada kamu, perbedaannya biasanya gak terlalu jauh. Namun begitu dirimu memasuki dunia kerja, lingkunganmu dipenuhi orang dari beragam usia.

Banyak teman kerja lebih tua darimu dan sangat sedikit yang lebih muda. Dengan selisih usia di atas 5 apalagi 10 tahun, biasanya kedewasaan mereka lebih tampak. Satu sisi, bergaul dengan mereka barangkali memberimu kenyamanan yang lebih besar. Kamu merasa aman dan punya tempat belajar atau bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Namun, berkawan dengan orang yang lebih dewasa darimu dalam hal usia maupun cara berpikir juga ada tantangannya. Kalau dirimu cuma membayangkan nyamannya menjadi seperti adik di antara mereka, nanti malah kecewa berat. Sedewasa apa pun seseorang, dia tidak hidup untuk memenuhi ekspektasimu. Ini enam tips ketika dirimu memiliki teman yang lebih dewasa secara usia. 

1. Jangan terlalu berharap dimanjakan olehnya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Hanya karena kamu menjadi yang paling muda di suatu divisi misalnya, bukan lantas orang lain ada buat mengasuhmu. Mereka memang lebih dewasa daripada dirimu. Akan tetapi, secara usia kamu juga bukan lagi remaja apalagi anak-anak. Kalian sama-sama dalam kategori usia dewasa.

Cuma terdapat perbedaan umur beberapa tahun. Maka hindari harapan agar mereka mengasuhmu seperti orang dewasa terhadap anak-anak. Apalagi jika kalian dipertemukan dalam konteks pekerjaan. Tuntutan yang utama ialah agar kalian sama-sama menunjukkan profesionalitas.

Tidak penting bagi mereka buat lebih memanjakanmu. Mereka berfokus pada tugas masing-masing serta kolaborasi pada saat-saat tertentu. Semuanya berorientasi ke pekerjaan. Sesekali mereka mungkin memberimu perhatian lebih seperti kakak pada adik, tetapi jangan terlalu mengharapkannya.

2. Siap dengan gaya bicaranya yang to the point

ilustrasi pertemanan (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/olia danilevich)

Bagi orang dewasa, efisiensi amat penting. Mereka bukannya tidak suka mengobrol santai tentang beragam topik. Namun, gaya bicaranya cenderung berubah menjadi makin to the point. Mereka tidak lagi berusaha terlalu keras hanya untuk memperhalus suatu maksud. 

Kamu bakal kaget bahkan kurang nyaman apabila berpikir orang yang lebih dewasa akan selalu menjaga perasaanmu. Mereka lebih mementingkan maksud tersampaikan dengan baik daripada sekadar nyaman atau gak bagimu. Sebagai contoh, dirimu mengeluh seputar banyaknya tugas.

Teman sepantar barangkali cenderung mendukung perkataanmu. Namun, kawan kerja yang lebih dewasa bakal berkata, inilah pekerjaan. Kalian semua harus menghadapi banyak tugas setiap harinya demi gaji. Dirimu hanya perlu memutuskan bersedia atau tidak selama siap dengan konsekuensinya. 

3. Berusaha mengimbangi kedewasaannya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/RDNE Stock project)

Memang diemong oleh teman yang lebih dewasa memberimu rasa nyaman. Namun, bagi orang yang mesti mengasuhmu malah terasa membosankan. Mereka juga butuh kawan yang bisa diajak sharing tentang berbagai hal. Agar ketika mereka menghadapi masalah mendapatkan dukungan dan masukan.

Oleh sebab itu, kamu sebaiknya gak bersikap pasif dan menikmati dimanjakan oleh teman. Tingkatkan kedewasaanmu sekalipun secara usia tetap cukup jauh dari mereka. Caranya dengan mencoba memandang berbagai fenomena dari kacamata mereka. Berhenti menginginkan cuma mereka yang selalu memahami sudut pandangmu.

Baca banyak buku dan artikel yang menguraikan cara berpikir orang-orang yang lebih dewasa. Satu lagi, latihan mendengarkan orang lain. Bukan dirimu cuma selalu ingin didengarkan, tetapi kurang peduli pada cerita mereka. Orang dewasa tidak menganggap dirinya sebagai pusat dunia. Kalau kamu bisa mengimbangi kedewasaan kawan-kawan, pertemanan menjadi lebih bermakna bagi kalian semua.

4. Akrab tapi tetap sopan

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Meski dipisahkan oleh usia, kalian masih sangat mungkin membangun keakraban. Khususnya jika kalian sama-sama suka mengobrol serta bercanda. Dalam waktu yang cukup singkat, kamu bisa hampir lupa mengenai perbedaan usia di antara kalian. Di sinilah dirimu mesti berhati-hati.

Jangan sampai kamu lantas bersikap kurang sopan baik melalui perkataan maupun bahasa tubuh. Makin jauh jarak usia kalian, mereka makin sensitif terhadap segala bentuk ketidaksopanan. Apalagi saat hal tersebut terjadi berulang. Kamu mesti lebih mengendalikan tutur kata dan tingkah laku.

Jadikan kebiasaan sopan ketika bergaul dengan orang yang lebih dewasa sebagai bagian dari karakter dirimu. Supaya saat kamu berhubungan dengan kawan sebaya atau yang lebih muda pun tetap santun. Kedekatan hubungan memang tidak berarti menabrak norma kesopanan. Akrab sekaligus tetap sopan satu sama lain jauh lebih menyenangkan.

5. Jarang nongkrong bareng bukan artinya gak menyukaimu

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Gustavo Fring)

Misalnya, kamu masih berusia 25 tahun, sedangkan teman-temanmu di atas 30 tahun. Bahkan sebagiannya sudah mendekati atau melebihi kepala empat. Tentu kebiasaan kalian dalam menggunakan waktu luang bakal berbeda. Kamu masih senang-senangnya nongkrong.

Sementara itu, mereka sudah melewati masa tersebut. Sekarang mereka hanya ingin segera pulang ke rumah setelah jam kerja habis. Kalaupun mereka sempat bergabung denganmu buat minum kopi, akhirnya pasti pulang duluan. Mereka benar-benar duduk hanya untuk menghabiskan kopi dan bukan memperpanjang obrolan.

Ketika dirimu mengajak main di akhir pekan, kebanyakan mereka mungkin menolak. Termasuk teman yang masih lajang sekalipun. Penolakan seperti ini jangan terlalu dimasukkan ke hati. Sama sekali gak berarti mereka membencimu. Tapi seiring pertambahan umur, rumah memang kerap menjadi tempat istirahat terbaik setelah mereka lelah oleh beragam rutinitas.

6. Jika ada yang meremehkanmu lebih ke sifat aslinya, bukan usia

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tentu tidak semua orang yang lebih dewasa di sekitarmu akan memperlakukanmu dengan baik. Sama seperti semua orang dari berbagai usia, pasti ada pula yang sikapnya buruk. Bila dirimu diremehkan oleh salah satu dari mereka, ingat bahwa ini tidak disebabkan oleh perbedaan usia saja.

Justru faktor yang berpengaruh paling besar ialah sifat aslinya. Sejauh apa pun perbedaan umurmu dengan seseorang, dia gak bakal merendahkanmu apabila sikapnya ke setiap orang penuh rasa hormat. Seseorang tidak bisa menghargai banyak orang lalu mendadak mengecilkanmu cuma karena dirimu jauh lebih muda.

Jangan sampai kamu keliru menyimpulkan seolah-olah seluruh orang dewasa pasti begitu. Gak bisa respek pada orang yang lebih muda. Sama seperti junior saja dapat suatu waktu meremehkan seniornya. Cara memperlakukan orang lain menunjukkan attitude, bukan usianya.

Bergaul dengan teman yang lebih dewasa bisa tak terelakkan atau menjadi pilihanmu. Kamu merasa lebih suka berteman dengan mereka daripada orang yang sebaya apalagi lebih muda. Namun, hindari terlalu berekspektasi seperti mereka bakal amat memanjakanmu. Dalam hubungan apa pun, kalian harus saling memberikan perhatian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us