Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Hadapi Teman yang Menang Sendiri, Jangan Mengalah!

ilustrasi mau menang sendiri (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pernahkah kamu berhadapan dengan orang yang selalu ingin menang sendiri? Gak cuma 1 atau 2 kali ia menunjukkan sikap egois begini, melainkan dalam setiap urusan yang melibatkannya. Pastinya menyebalkan, bukan?

Wajar bila kamu sulit untuk terus bersabar dalam menghadapinya. Cobalah enam tips berikut ini untuk menghadapi teman yang menang sendiri. Akan ada saatnya dirimu harus berani bersikap tegas.

1. Katakan bahwa keinginannya merugikanmu

ilustrasi mau menang sendiri (pexels.com/Karolina Grabowska)

Berhenti mendiamkan saja sikap teman yang mau menang sendiri. Kalau kamu sudah berkali-kali dibuat kesal oleh sifatnya, katakan dengan terus terang. Sikap diam kamu dapat diartikannya sebagai ketidaktahuan atas tujuannya mencari untung.

Tunjukkan bahwa kamu mampu bersikap sangat kritis. Dirimu paham betapa keinginannya bakal merugikanmu. Sekalipun dia menyangkalnya, paling tidak sekarang ia mengerti kalau kamu gak sebodoh bayangannya.

2. Kali ini jangan mau mengalah lagi

ilustrasi pusing berpikir (pexels.com/Thirdman)

Jika kemarin-kemarin kamu masih memilih mengalah dan membiarkannya mendapatkan semua yang diinginkan, sekarang jangan lagi. Orang yang mau menang sendiri gak kenal kata 'puas'. Sikap mengalahmu hanya akan membuatnya makin menindas.

Apa pun alasan atau bujukannya, tegaskan bahwa kamu menolak keinginannya. Kalian setara, kok. Dia gak bisa memperoleh segala hal melebihimu tanpa sebab yang masuk akal.

3. Galang kekuatan untuk menghentikan sikapnya yang semaunya sendiri

ilustrasi kompak melawan (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Korbannya pasti banyak dan bukan cuma kamu. Bila satu lawan satu terasa sulit karena dia selalu mengotot, kamu kudu kompak dengan teman-teman buat menghentikan perilaku negatifnya. Makin banyak orang yang menentangnya, makin sulit dia bergerak.

Kalian semua mesti teguh mempertahankan hak masing-masing. Sekaligus menolak dilimpahi kewajibannya. Jangan kasih celah buat dia sekali lagi mendapatkan keinginannya yang mencurangi orang lain.

4. Beri tahu dia bahwa sikapnya jadi bahan pembicaraan orang

ilustrasi digunjingkan teman (pexels.com/Antoni Shkraba)

Apabila sahabatmu yang punya sifat suka menang sendiri, mungkin bukan kamu sasarannya. Dia gak setega itu padamu. Targetnya adalah orang-orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

Namun sebagai sahabat yang baik, tetap saja kamu harus menegurnya. Beri tahu dia tentang pandangan orang padanya. Berusahalah untuk menumbuhkan perasaan malu dan tak enaknya agar pelan-pelan ia mau berubah.

5. Jangan terjebak iming-imingnya

ilustrasi sorot mata licik (pexels.com/Anna Shvets)

Orang yang ingin menang sendiri punya banyak cara guna mencapai maksudnya. Tidak selalu dengan pemaksaan. Ia juga bisa memakai cara yang lebih halus, yaitu dengan memberikan iming-iming.

Sayangnya, sering kali ini hanya tipuannya. Begitu dia memperoleh sesuatu yang diinginkan, ia tak menepati janjinya. Atau, iming-imingnya ternyata jauh lebih kecil dari keuntungan yang diraupnya.

6. Putuskan kerja sama

ilustrasi bersikap tegas (pexels.com/August de Richelieu)

Gawat, sih, kalau kamu punya partner yang senantiasa ingin menang sendiri. Ini sama artinya dia diuntungkan, sedangkan kamu bakal dirugikan. Dia hanya memperalatmu untuk mencapai sesuatu.

Daripada kamu makan hati dan gak memperoleh pembagian hasil yang adil, mending setop bekerja sama dengannya. Banyak, kok, orang yang lebih adil dan paham porsi masing-masing dalam kerja sama. Sikap tegasmu seketika membebaskan kamu dari dominasinya.

Jangan seolah-olah memanjakan orang yang suka menang sendiri. Di belakangnya kamu kesal, tapi juga gak pernah ambil tindakan berani buat melawannya. Gak usah terlalu baik pada orang yang cuma memanfaatkanmu. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us