7 Cara Tepat Berbicara dengan Seseorang yang Sedang Kamu Khawatirkan

Ketika seseorang sedang mengalami masalah, mereka cenderung menunjukkan beberapa perubahan, seperti terlihat tidak bersemangat serta menarik diri dari sosial. Namun, mungkin ada sebagian dari mereka yang tak menunjukkan tanda-tanda perubahan tersebut karena malu untuk bercerita dan khawatir dengan reaksi temannya.
Apabila ada keluarga atau teman yang mengalami hal tersebut, tentu sebagai orang terdekat, perlu untuk melakukan pendekatan secara bijak untuk memastikan mereka memiliki seseorang yang peduli dan mendengarkan mereka.
Kondisi mental yang sensitif mungkin jadi tantangan tersendiri untuk dapat melakukan pendekatan secara lebih hati-hati. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai tujuh cara tepat untuk berbicara dengan orang terdekat yang sedang mengalami masalah.
1. Bersikap ramah dan terbuka

Mulailah dengan bersikap ramah dan terbuka, seperti dengan bertanya, "Bagaimana kabarmu hari ini?" atau "Apakah kamu baik-baik saja?" sebagai cara lain untuk menyapa. Jika lawan bicaramu mengemukakan sesuatu, tanyakan apakah mereka ingin bercerita lebih lanjut.
Untuk membantu mereka membuka diri, pastikan mereka merasa aman dan percaya bahwa kamu siap mendengarkan tanpa menghakimi. Yakinkan juga bahwa percakapan akan kamu simpan sendiri dan tidak tersebar kemana-mana, seperti dilansir Young Minds.
2. Dengarkan dengan saksama alih-alih memaksa untuk memberi solusi

Mendengarkan secara aktif ketika lawan bicara bercerita adalah hal yang sangat penting. Ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar ingin memahami mereka. Perlu diingat bahwa terkadang, dalam situasi tertentu, mereka tidak membutuhkan solusi dan hanya ingin melampiaskan masalah untuk meringankan beban pikiran mereka.
Selanjutnya, untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar mendengarkan dan memahami mereka, kamu bisa mengulangi bagian-bagian tertentu dari cerita mereka dan memvalidasi apa yang telah mereka ceritakan.
3. Tanggapi perasaan mereka dengan serius dan berikanlah apresiasi

Ketika berbicara dengan seseorang yang sedang mengalami kesulitan, tunjukkan perhatian dan empati dengan mengakui bahwa apa yang mereka rasakan valid dan sulit. Jangan pernah mengatakan bahwa perasaan mereka tidak wajar atau tidak berdasar.
Selain itu, hindari ungkapan yang membandingkan penderitaan seperti "Kamu seharusnya merasa lebih baik, karena...". Hal tersebut dapat membuat lawan bicaramu merasa bahwa perasaannya tidak penting dan tidak dihargai. Tak lupa, berikanlah apresiasi atas ketangguhan dan keberhasilan mereka dalam bertahan menghadapi masalah hingga di titik ini.
4. Jangan pusatkan kecemasanmu ke dalam percakapan

Meskipun boleh saja untuk memberi tahu lawan bicaramu bahwa kamu mengkhawatirkannya, pastikan jangan jadikan kekhawatiranmu sebagai pusat percakapan.
Hindari untuk memproyeksikan kecemasanmu kepada mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga segala sesuatunya fokus pada lawan bicaramu, bukan tentang perasaan atau pengalamanmu sendiri tentang masalah yang mereka rasa, demikian dilansir Very Well Mind.
5. Hindari untuk membandingkan pengalaman serupa

Ketika seseorang telah meluangkan waktu dan memberikan kepercayaan kepada kita untuk menceritakan pengalaman mereka, sangat penting untuk menghargainya dengan memberi mereka ruang untuk berbicara sepenuhnya tentang apa yang mereka alami. Perlu untuk tidak membandingkan pengalaman serupa yang telah mereka ceritakan, baik itu dengan pengalaman diri sendiri maupun dengan pengalaman orang lain.
Meskipun mungkin bisa menghibur mengetahui bahwa ada orang lain yang mengalami hal serupa, bagi beberapa orang, hal ini dikhawatirkan dapat mengalihkan fokus dari apa yang sedang mereka alami dan mengurangi ruang bagi mereka untuk berbicara secara penuh dan terbuka.
6. Bahasa non verbal tak kalah penting

Selain menunjukkan empati dan perhatian melalui kata-kata, nyatanya bahasa non verbal pun tak kalah penting untuk diperhatikan. Elemen non verbal dalam komunikasi, seperti bahasa tubuh, sama pentingnya, bahkan bisa jadi lebih penting dibandingkan kata-kata sebenarnya yang kita gunakan.
Mempertahankan bahasa verbal dan tubuh yang positif saat melakukan percakapan adalah kunci untuk menunjukkan keterbukaan. Madison McCullough, LCSW, Psikoterapis & Supervisor Klinis dari Amerika Serikat, merekomendasikan untuk berbicara perlahan dan jelas, mencondongkan tubuh saat berbicara, serta melakukan kontak mata. Semua hal ini akan menunjukkan bahwa kamu hadir dan peduli padanya, demikian dilansir Very Well Mind.
7. Hargai keputusan mereka untuk tidak menceritakan masalahnya

Jika telah menawarkan teman untuk bercerita namun mereka enggan membagikannya, penting untuk tidak memaksa mereka. Hargai pilihan mereka untuk tidak membagikannya, karena setiap orang memiliki alasan untuk menjaga privasi mereka. Sebagian orang mungkin akan curhat pada orang terdekatnya, sementara yang lain lebih nyaman menceritakan kepada orang yang tidak mereka kenal.
Alih-alih memaksa mereka untuk bercerita, tunjukkan ketersediaanmu dan tetap berikan dukungan. Beri tahu mereka bahwa kamu akan selalu ada jika mereka membutuhkan seseorang untuk mendengarkan atau berbicara di lain waktu. Selain itu, kamu juga dapat menawarkan bantuan dalam bentuk lain, misalnya dengan mengajak untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama.
Melakukan pendekatan secara bijak serta memastikan mereka merasa didengar dan dipahami merupakan bentuk kepedulian yang penting. Dengan demikian, hal tersebut dapat membantu meringankan beban serta melewati masalah yang sedang mereka hadapi.