Tidak sedikit orang berkebatasan lebih bahagia dari orang normal. Seperti salah satu tokoh inspiratif, Helen Keller yang harus hidup dengan deaf-blind atau kebutaan dan ketulian.
Menariknya, Helen tidak merasa kedua hal itu sebagai hal yang menyedihkan. Justru, kebutaan dan ketulian itu bisa membuat Helen sukses dan mencapai kebahagian sejati. Berikut kutipan inspiratif darinya yang wajib kamu tahu!
“Many persons have a wrong idea of what constitutes true happiness. It is not attained through self-gratification but through fidelity to a worthy purpose.”
Menurut Helen, banyak orang yang sering salah mengartikan arti dari kebahagiaan sejati. Banyak dari mereka yang memaknai kebahagiaan sebagai pencapaian dari kepuasan diri. Padahal, pada dasarnya, manusia tidak akan pernah merasa puas.
Ketika sudah mencapai atau mendapatkan sesuatu, setelahnya manusia menginginkan lebih. Maka dari itu, kebahagiaan sejati harus berdasar pada tujuan yang hendak dicapai saja. Buatlah tujuan hidup yang membuatmu bahagia, lalu, setia untuk melakukan sesuatu untuk mencapainya.
“The best and most beautiful things in the world cannot be seen or even touched—they must be felt with the heart.”
Hal paling membahagiakan di dunia ini tidak cukup hanya dilihat bahkan disentuh. Banyak yang sering memamerkan kebahagiaan hanya untuk dilihat orang lain, justru yang dirasakan sebenarnya adalah ketidakbahagiaan. Lantas, di mana letaknya kebahagiaan sejati?
Kebahagiaan sejati hanya ada dalam hati. Hati dan diri sendirilah yang tahu dan merasakan diri kita benar-benar bahagia atau tidak. Bukan penilaian atau penglihatan orang lain yang menentukan kebahagiaan.
“No one has a right to consume happiness without producing it.”
Jika, sebagian dari kalian selalu menuntut kebahagiaan dari orang lain, itu salah besar. Jangan fokus memaksa untuk kebahagiaan datang kepada kita. Maksudnya, jangan menuntut orang lain untuk membuat kita bahagia.
Karena, sesungguhnya kebahagiaan bukan untuk dikonsumsi, tapi, perlu diproduksi. Artinya, kitalah yang harus membuat orang lain bahagia, sehingga, kebahagiaan pada diri kita pun akan datang dengan sendirinya.
“Your success and happiness lies in you. Resolve to keep happy, and your joy and you shall form an invincible host against difficulties.”
Kesuksesan dan kebahagiaan itu bergantung pada diri sendiri. Lakukanlah perbuatan yang memang kamu sukai, yang dapat membuatmu bahagia dalam hidup ini.
Tidak perlu memaksa melakukan apa yang tidak kamu suka hanya untuk menyenangkan atau memamerkannya pada orang lain. Karena, pada dasarnya, berbagai kesulitan yang akan kamu hadapi kelak tidak akan berarti jika kamu melakukannya dengan penuh rasa bahagia.
“Life is an exciting business, and most exciting when it is lived for others.”
Menurut Helen, hidup adalah bisnis yang membahagiakan. Tapi, akan lebih membahagiakan lagi, jika, hidup untuk orang lain. Maksudnya, bahagia itu bukan soal diri sendiri saja, melainkan tentang orang lain.
Coba bayangkan, jika diri kita bisa hidup dengan berbagi kebahagiaan, bermanfaat bagi orang lain. Saat itulah perasaan kebahagiaan akan muncul pada diri kita, karena bisa melihat orang lain bahagia karena bantuan kita.
“I can see, and that is why I can be happy, in what you call the dark, but which to me is golden. I can see a God-made world, not a manmade world.”
Apa yang Helen lihat dengan yang manusia normal lainnya lihat itu berbeda. Mungkin orang lain akan menganggap bahwa Helen yang buta hanya bisa melihat kegelapan. Tapi, baginya, kegelapan itu adalah emas. Kenapa?
Karena, bagi Helen, kebutaan pada dirinya membuat dia melihat apa yang Sang Pencipta ciptakan, bukan yang manusia ciptakan. Itulah yang membuat keterbatasan bagi dirinya, adalah sebuah kebahagiaan.
"Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light."
Tidak ada artinya jika kita menjalani hidup ini sebagaimana manusia normal, tapi, tetap merasa sendirian. Rasanya lebih bahagia jika hidup dalam kegelapan dengan orang-orang berarti tetap di sisi.
Maksudnya, kita tidak bisa bahagia dengan hidup sendirian, sekalipun kita berada dalam keadaan normal. Jalinlah hubungan yang baik dengan keluarga, teman dan orang-orang yang kamu cintai dan berarti dalam hidup ini. Sejatinya, di situlah kebahagiaan tiba.
Itulah arti kebahagiaan sejati dari Helen Keller yang membuktikan bahwa, bahagia tidak harus normal. Siapa pun bisa dan berhak bahagia dengan caranya masing-masing.