Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sisi Gak Enak Curhat pada Orang yang Lebih Dewasa

ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Dari begitu banyak pilihan teman curhat, orang yang lebih muda paling jarang dipilih. Biasanya kamu akan memilih curhat ke kawan yang berusia sebaya atau justru lebih dewasa. Orang yang lebih matang daripada dirimu diharapkan mampu menenangkan dan memberimu saran terbaik. 

Kecil kemungkinan mereka bakal adu nasib denganmu seperti kawan yang seumur. Akan tetapi, mencurahkan isi hati pada orang yang beberapa tahun di atasmu juga gak selalu menyenangkan. Ini sangat tergantung dari sifatnya dan kecocokannya dengan karaktermu. 

Namun, ada kecenderungan yang cukup umum di kalangan orang-orang yang lebih dewasa ketika menyikapi curhat teman yang lebih muda. Mereka memang pendengar yang baik. Akan tetapi, reaksinya yang lebih mengutamakan logika dan fakta kerap membentur perasaanmu. Berikut tujuh hal yang bisa terjadi jika kamu curhat pada orang yang lebih dewasa.

1. Bukannya memvalidasi perasaanmu malah mengonfrontasi

ilustrasi percakapan (pexels.com/Felicity Tai)

Orang yang lebih berumur kadang gak menjadikan perasaanmu sebagai prioritas. Lebih penting bagi mereka adalah menyampaikan kebenaran sekalipun itu pahit bagimu. Mereka tidak mau dirimu terbelenggu oleh perasaan dan makin tak mampu melihat kebenaran jika selalu divalidasi.

Contohnya, kamu kesal karena ditegur oleh atasan di kantor. Temanmu yang lebih senior malah seketika berkata seharusnya dirimu merasa beruntung punya atasan yang menegur bawahan dengan cara cukup santun. Di luar sana banyak atasan yang lebih galak ketika memberikan teguran. Pun lebih cepat kesalahanmu diperingatkan, lebih segera pula kamu memperbaikinya. 

2. Curhatmu panjang lebar, responsnya singkat

ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Mereka bukan lagi sakit gigi atau punya masalah yang lebih besar daripada persoalanmu. Hanya saja, mereka lebih suka berbicara langsung ke intinya. Kalau kamu mengharapkan penghiburan yang sama panjang lebarnya dengan ceritamu pasti kecewa. Orang dewasa gak suka berbicara berputar-putar.

Walaupun apa yang dikatakannya benar, barangkali menurutmu menjadi kurang menyenangkan untuk didengar. Misalnya, dirimu menceritakan tentang pasangan yang terlalu gampang cemburu. Padahal, kamu seharian hanya bekerja di kantor. Pun hasil kerjamu juga untuk keluarga. Kawan yang lebih dewasa cuma berkata agar dirimu menyuruh pasangan ke kantor dan melihat sendiri apa yang kamu lakukan. 

3. Kamu cuma ingin didengarkan, dia otomatis menasihati

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kampus Production)

Orang yang lebih dewasa darimu dan kesukaan menasihati agak susah dipisahkan. Bukan mereka sengaja ingin mencampuri urusanmu. Namun, mereka punya banyak pengalaman berharga. Sehingga rasanya mereka malah egois bahkan curang jika tidak memberimu saran.

Permintaanmu akan masukan bukan hal yang penting bagi mereka. Orang yang lebih berumur cuma merasa perlu membagikan apa yang diketahuinya pada kawan yang lebih muda. Supaya kamu terhindar dari kekeliruan yang masih bisa dicegah. Sementara itu, kawan sebaya sering kali hanya mendengarkan lantaran mereka belum tentu pernah punya pengalaman sepertimu.

4. Ada juga yang menginginkanmu mengatasinya sendiri

ilustrasi percakapan (pexels.com/cottonbro studio)

Meski kamu kurang suka setiap curhat pada orang yang lebih dewasa berujung dinasihati, sebenarnya itu sikap yang murah hati darinya. Pun masih terbilang halus dibandingkan reaksi yang satu ini. Bukannya mereka memberimu masukan malah selalu mengingatkan bahwa dirimu sudah besar.

Kamu harus bisa mengatasi persoalan tersebut seorang diri. Ketika dirimu mendengar tanggapan begini, barangkali perasaanmu seketika kecewa. Rasanya tidak ada gunanya kamu menceritakan masalahmu padanya. Namun, tujuan mereka sebenarnya hanya agar kamu terus bertumbuh menjadi pribadi yang matang.

Dirimu tidak boleh terus bergantung pada saran siapa pun dan harus dapat memutuskan sendiri berbagai hal. Kamu jangan terlalu khawatir. Mereka tak melepasmu begitu saja, melainkan mengawasi tindakanmu kemudian. Apabila dirimu hampir tergelincir dalam kekeliruan, mereka pasti cepat-cepat menarikmu dengan peringatan serta arahan.

5. Langsung mempertemukanmu dengan pihak yang bersangkutan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kampus Production)

Makin dewasa seseorang, makin ia ingin masalah apa pun selesai dengan cepat. Jangan sampai persoalan yang sebenarnya sepele pun berkepanjangan. Itu hanya akan membuang-buang waktu serta energi. Maka ketika kamu menceritakan persoalanmu dengan satu orang, tindakannya barangkali membuatmu syok.

Tanpa meminta persetujuanmu, dia bisa menghubungi orang tersebut lalu mempertemukan kalian berdua. Baginya, dirimu duduk bersama orang yang ada masalah denganmu ialah cara terbaik biar situasi cepat jernih kembali. Apabila kamu hanya curhat padanya atau siapa pun, gak ada pengaruh positif secara langsung terhadap persoalan itu.

6. Membocorkan masalahmu pada orangtua

ilustrasi percakapan (pexels.com/Mike Jones)

Jika kamu gak ingin persoalanmu sampai ke telinga kedua orangtua, curhat ke orang yang lebih dewasa mungkin bukan pilihan yang tepat. Mereka lebih sulit diajak menutupinya dari orangtuamu. Dirimu harus punya alasan yang sangat kuat untuk membuat mereka bersedia tutup mulut.

Apabila mereka berpikir menyembunyikan isi curahan hatimu dari orangtua justru berbahaya, mereka bakal tetap memberitahukannya. Bahkan meski risikonya adalah dirimu marah besar lalu membenci mereka. Kemarahanmu tidak membuat mereka takut. Mereka lebih khawatir kalau-kalau sesuatu yang amat buruk terjadi padamu di luar pengetahuan orangtua. Mereka hanya ingin melindungimu sekalipun bagimu justru terlihat membahayakan.

7. Terkesan mengecilkan masalahmu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tambah jauh jarak usia kalian, persoalan-persoalanmu hari ini boleh jadi tambah remeh bagi mereka. Orang-orang yang lebih berumur telah mengalami begitu banyak hal dalam hidup mereka. Saat kamu galau oleh persoalan pacaran misalnya, mereka sudah mengalami banyak ujian dalam pernikahan.

Ketika dirimu mengeluh tentang sulitnya mencari kerja pun sama. Mereka pernah berada di posisi itu, mendapatkan pekerjaan, kehilangan sumber nafkah, lalu kembali lagi ke titik awal. Ini bahkan dapat terjadi lebih dari sekali. Ketika ceritamu tentang masalah sudah begitu serius dan mereka malah terkesan mengecilkannya, itu lantaran mereka sudah melewatinya jauh-jauh waktu.

Siapa pun yang dipilih olehmu sebagai teman curhat, ekspektasi diri mesti terkendali. Curhat pada orang yang lebih dewasa tidak selalu menyenangkan. Khususnya kalau kamu gak tahu jalan pemikiran mereka yang berbeda darimu. Jangan berpikiran buruk dulu atas setiap reaksinya. Maksudnya semata-mata demi kebaikanmu sekalipun terdengar kurang menyenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us