Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Akibat Buruk Selalu Menjadi Tempat Curhat Orang Lain, Nambah Stres

ilustrasi curhat (pexels.com/Mizuno K)

Jika kamu sering dijadikan tempat curhat oleh siapa pun, ini artinya dirimu bisa dipercaya serta bikin mereka nyaman ketika bersamamu. Tidak hanya sahabat atau saudara kandung yang kerap mencurahkan isi hatinya padamu. Kawan yang gak terlalu dekat pun bisa tiba-tiba menghampirimu dan terbuka sekali atas berbagai hal yang menimpanya.

Bahkan, orang yang konon tertutup pun sepertinya tidak berpikir dua kali untuk curhat padamu. Kamu dipercaya oleh banyak orang tentu sebuah kehormatan besar. Akan tetapi, terlalu sering menerima curahan hati mereka juga dapat berakibat buruk untukmu seperti di bawah ini. Dirimu tak harus ada 24 jam buat orang lain.

1. Malah kamu sendiri gak punya teman curhat

ilustrasi curhat (pexels.com/Nguyễn Khanh)

Orang-orang suka curhat ke kamu. Namun, belum tentu dirimu bisa sesekali ganti curhat pada mereka. Penyebabnya, orang yang gemar mencurahkan isi hati terkadang tidak cukup sabar dan peduli untuk mendengarkan cerita orang lain. Bagi mereka, cerita yang paling penting terkait diri sendiri.

Lagi pula, sebagian besar dari mereka hanya mendekatimu kala susah. Bila mereka tak sedang ada masalah, boro-boro mendatangimu. Balas pesanmu saja barangkali lama sekali. Kamu bakal sedih mendapati dirimu tidak memiliki teman curhat padahal dirimu senantiasa mendengarkan mereka. Rasanya, tak ada orang yang memedulikanmu.

2. Cerita sedih orang lain merusak momen bahagiamu

ilustrasi curhat (pexels.com/Cliff Booth)

Saat kamu sedang bahagia karena sesuatu tentu ingin merayakannya. Minimal, dirimu terdorong buat menebarkan senyum ke semua orang. Akan tetapi begitu ada orang yang curhat tentang masalahnya, rasanya menjadi sangat tak sopan apabila kamu tetap mengekspresikan kebahagiaan pribadimu.

Dirimu yang tadinya sudah hampir bikin perayaan kecil-kecilan akhirnya mengurungkannya demi menjaga perasaan orang yang sedang sedih. Bahkan, rasa senangmu yang seharusnya mencapai 100 persen dapat menurun hingga separuhnya selepas mendengarkan curhatnya. Padahal, belum tentu momen bahagia berikutnya datang dalam waktu dekat.

3. Atau, bikin kesedihanmu bertambah

ilustrasi menangis bersama (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Begitu pula sebaliknya, mendengarkan curahan hati seseorang yang menyedihkan ketika kamu sendiri lagi gak happy menambah beban psikismu. Suasana hatimu akan makin buruk. Bisa-bisa kalian menangis bersama walaupun dia tak tahu apa masalahmu.

Ia malah mengira dirimu sangat berempati padanya sampai bisa merasakan kesedihannya sepenuhnya. Itu membuatnya lega. Namun, setelah dia pergi, perasaanmu menjadi bertambah buruk daripada sebelum mendengarkan curahan hatinya. Reaksimu atas persoalan sendiri juga menjadi kurang tepat sebab emosimu terlalu terpengaruh secara negatif oleh cerita orang lain.

4. Terkadang muncul rasa iri pada cerita bahagia seseorang

ilustrasi curhat di kantor (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perasaan iri atas kebahagiaan orang lain memang gak baik. Namun, kadang ini sulit sekali dihindari saat kamu menjadi tempat curhat banyak orang. Misalnya, hari ini ada tiga orang yang mencurahkan isi hatinya padamu. Semuanya menceritakan hal yang menyenangkan.

Teman pertama lega karena akhirnya diterima bekerja. Kawan kedua bahagia lantaran pacar mengajak menikah. Satu orang lagi gembira sebab atasannya menyetujui permintaannya dipindahtugaskan ke daerah lain. Bagaimana denganmu? Apabila hubunganmu dengan pacar sedang mencapai titik jenuh dan pekerjaan pun bermasalah, pasti muncul pemikiran alangkah enaknya menjadi mereka.

5. Bikin kurang istirahat dan mengganggu produktivitas

ilustrasi curhat sambil bekerja (pexels.com/Thirdman)

Makin kamu enak diajak curhat, orang bisa mendatangi atau menghubungi kapan saja. Mereka tidak lagi mempertimbangkan waktu, tempat, bahkan keadaanmu. Begitu mereka merasa perlu mencurahkan isi hati langsung saja menghampirimu. Tanpa kemampuan menolak, dirimu bakal repot.

Di malam hari yang seharusnya kamu tidur malah masih melayani orang curhat. Begitu juga di sela-sela jam kerja, ada saja teman yang tahu-tahu mengeluarkan unek-uneknya. Pemandangan kamu sedang mengerjakan sesuatu tidak juga mengurungkan niatnya curhat. Dirimu kelelahan dan tak mampu menggunakan waktumu agar lebih produktif.

6. Disalahkan saat saranmu tidak berjalan dengan baik

ilustrasi curhat (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kebanyakan orang yang curhat tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk mengatasi persoalan. Maka harapannya bukan hanya didengarkan olehmu, melainkan juga mendapat saran atau solusi praktis. Tentu saja dirimu berusaha bersikap sebijaksana mungkin agar masukanmu bermanfaat.

Akan tetapi, terkadang nasihat sebagus apa pun tetap sulit diterapkan di lapangan. Ada hal-hal yang bikin solusi darimu gagal. Mestinya ini bisa dibicarakan lagi baik-baik buat mencari langkah berikutnya. Namun, sebagian dari mereka dengan cepatnya kesal padamu seolah-olah dirimu sengaja menjerumuskannya.

7. Lupa siapa menceritakan apa

ilustrasi curhat (pexels.com/cottonbro studio)

Meski kamu selalu berusaha memperhatikan cerita setiap orang, manusiawi apabila lambat laun semua kisah seperti bercampur aduk dalam ingatanmu. Dirimu kesulitan mengingat si A minggu lalu menceritakan apa saja. Atau, siapa yang baru putus sudah mau balikan lagi? 

Atau malah ingatanmu terbalik yaitu seseorang baru saja balikan sama mantannya, tetapi kembali putus. Semua ini membingungkanmu. Gak mungkin juga dirimu menanyakannya ke satu per satu orang yang curhat. Nanti mereka berpikir kamu tak menyimak ceritanya. Padahal, memorimu telah terlalu penuh sehingga ingatanmu kurang akurat.

8. Isi curhat tersebar, kamu auto jadi tersangka

ilustrasi curhat (pexels.com/Artem Podrez)

Memang kamu menjadi tempat curhat banyak orang. Namun, tidak berarti dirimu bakal sembarangan menyebarkannya. Kamu justru amat menjaga kerahasiaan setiap orang biar mereka merasa nyaman curhat denganmu. Akan tetapi setiap ada cerita yang bocor, dirimu yang kerap seketika dituduh.

Padahal, itu bisa saja terjadi akibat ulah mereka sendiri. Mereka tidak hanya curhat padamu melainkan ke beberapa orang bahkan secara acak. Curhatnya ke orang lain tak selengkap padamu. Bila isi curhat itu bocor tetap dirimu yang bakal disalahkan. Kamu yang tahu ceritanya secara lengkap dinilai paling mungkin membocorkannya daripada orang yang cuma tahu setengah-setengah.

9. Dicemburui

ilustrasi curhat (pexels.com/Khanh Nguyen)

Bila kamu menjadi teman curhat lawan jenis yang sudah memiliki pasangan, tentu pasangannya bisa cemburu. Selama apa pun persahabatan kalian tidak membuatnya dapat berpikir lebih positif. Akan tetapi, kecemburuan tak hanya datang dari pasangan seseorang.

Tidak jarang orang curhat justru pada teman yang bukan sahabatnya. Kawan biasa dianggap lebih objektif daripada sahabat. Ia ingin mendengar perspektifmu atas masalahnya. Namun, sahabatnya yang tahu kamu menjadi teman curhatnya bisa kurang menyukaimu. Dirimu dianggap membahayakan persahabatan mereka karena lebih dipercaya daripada dirinya.

Meski dalam banyak kesempatan kamu senang-senang saja menjadi tempat curhat siapa pun, sebaiknya jangan setiap saat meladeni. Sesekali dirimu perlu rehat dari mendengarkan curahan hati siapa pun. Pikiranmu menjadi tak terlalu penuh oleh hal-hal yang bukan urusanmu. Suasana hatimu pun lebih terjaga. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us