4 Tips agar Jadi Soft-Spoken Person, Bicara dengan Elegan

"Soft-spoken person" merujuk pada seseorang yang berbicara dengan suara yang lembut dan tenang, namun tetap mengandung unsur tegas. Cara bicara seperti ini sering kali dianggap menenangkan dan penuh pertimbangan.
Soft-spoken person yang elegan cenderung memilih kata-kata dengan hati-hati, namun apa yang disampaikan tetap sesuai pada poinnya. Jika kamu ingin menjadi pribadi yang seperti itu, berikut adalah empat tips agar kamu dapat menjadi soft-spoken person yang elegan.
1. Bicara sambil tersenyum

Berbicara sambil tersenyum saat menyampaikan pesan membuat orang-orang akan menganggapmu punya pembawaan diri yang ramah dan menyenangkan. Mengukir senyum yang natural saat berbicara juga membuat kamu jadi terlihat percaya diri tanpa terkesan sarkas.
Hal ini juga dapat membantu menciptakan suasana yang ramah dan terbuka, serta membuat lawan bicaramu merasa lebih nyaman dan diterima. Apakah kamu tertarik untuk mencoba lebih banyak tersenyum saat berbicara?
2. Atur tempo dan intonasi bicara

Jika ingin menjadi orang yang soft-spoken, berbicara dengan cepat dan terburu-buru bukanlah merupakan opsi yang baik. Jika masih sering bicara dengan terburu-buru dan lantang, kamu perlu mengubah gaya bicaramu secara perlahan, lebih diperlambat dan gunakan intonasi yang lebih rendah, namun tetap diiringi dengan bahasa dan pengucapan yang jelas.
Kamu boleh beri sedikit jeda selama sepersekian detik agar orang memiliki kesempatan untuk mencerna perkataanmu. Berbicara dengan lembut dan perlahan tanpa tergesa-gesa juga memudahkan orang untuk memahami maksud yang ingin kamu sampaikan. Kamu tentu akan dinilai lebih tenang dan dianggap memiliki ciri-ciri soft-spoken person.
3. Lebih ekspresif dan apresiatif dalam memilah kata

Dalam konteks soft-spoken, selain menggunakan nada dan intonasi yang lembut, pemilihan kata-kata yang ekspresif dan apresiatif juga dapat mencerminkan perasaan kamu dengan cara yang menonjol. Dua hal ini memiliki peran penting dalam interaksi sosial dan komunikasi. Ekspresif membantu dalam menyampaikan perasaan dan ide dengan jelas, sementara apresiatif membantu dalam membangun hubungan yang positif dan menghargai kontribusi orang lain.
Misalnya, alih-alih mengucapkan "terima kasih" saja, kamu dapat membumbuinya dengan kalimat yang lebih ekspresif dan apresiatif seperti, "Terima kasih, ya. Bantuan dan dukunganmu berarti banget bagi aku." atau, "Kamu benar-benar punya selera yang bagus. Terima kasih sudah merekomendasikannya untukku."
4. Tidak terpancing emosi

Sebagai orang yang berbicara dengan lembut dan tenang, tidak terpancing emosi adalah kunci penting. Jika kamu dapat menjaga kestabilan emosimu dan tidak mudah terprovokator oleh perkataan orang lain, selain bisa mencegah ketegangan dalam berkomunikasi, kamu juga akan dianggap sebagai orang yang memiliki pembawaan tenang yang mana merupakan ciri khas seorang yang soft-spoken.
Tentunya kamu harus melewati pengenalan diri secara matang terlebih dahulu agar memiliki pengelolaan emosi yang baik.
Menjadi soft- spoken person yang elegan memang memiliki dampak penting, terutama untuk diri sendiri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Apakah kamu tertarik atau bahkan sudah mencoba tipsnya?