Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Harus Baca 'And Then There Were None' Karya Agatha Christie

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Kalau kamu seorang penggemar misteri, pastinya kamu bakal suka sama novel And Then There Were None karya Agatha Christie!

Novel ini merupakan salah satu novel misteri terbaik yang ditulis oleh Sang Ratu Misteri, Agatha Christie. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1939, dan sukses menjadi novel misteri terlaris sepanjang masa dengan penjualan lebih dari 100 juta eksemplar. Bahkan, novel ini telah berkali-kali diadaptasi menjadi serial TV maupun film sejak tahun 1945.

Nah, berikut ini penulis sudah merangkum 5 alasan mengapa kamu harus membaca novel And Then There Were None, novel misteri terlaris mahakarya Agatha Christie!

1. Menyajikan kisah misteri yang menegangkan tanpa memunculkan tokoh detektif

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Berbeda dari kebanyakan novel Agatha Christie lainnya yang kerap memunculkan tokoh detektif ikoniknya (Hercule Poirot dan Miss Marple), novel And Then There Were None justru sama sekali tidak memunculkan tokoh detektif sepanjang ceritanya.

Novel ini menyajikan kisah menegangkan yang menceritakan tentang sepuluh orang yang diundang secara rahasia ke Pulau Prajurit melalui sebuah surat misterius. Para tamu undangan tidak saling mengenal satu sama lain. Bahkan, rupanya tidak satupun dari mereka mengenal si pengirim surat.

Suasana semakin mencekam ketika satu per satu dari mereka tewas secara misterius. Anehnya, cara tewas mereka mirip dengan kata-kata yang tertulis dalam sajak anak-anak bertajuk Sepuluh Prajurit Cilik yang terpampang pada bingkai dinding perapian kamar tamu.

Kejadian mengerikan itu disusul dengan hilangnya satu boneka porselen setiap kali seseorang tewas. Kejadian-kejadian aneh yang terjadi akhirnya membuat para tamu saling mencurigai satu sama lain.

Bisa terbayang, bukan, betapa menegangkannya novel ini? Bahkan, beberapa pembaca mengkategorikan novel ini sebagai kisah misteri yang mendekati genre horor. Ketiadaan tokoh detektif dalam novel ini tentu menjadi pemicu ketegangan alur cerita.

Tidak hanya itu, bahkan agaknya, tokoh yang sekadar "dapat dipercaya" pun tidak tampak dalam novel ini, menjadikan para pembacanya semakin penasaran dan sulit menerka dalang di balik serentetan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

2. Mengangkat isu menarik tentang kelemahan sistem hukum dalam menegakkan keadilan

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Salah satu isu menarik yang dibahas Christie dalam novel ini adalah mengenai sisi kelemahan sistem hukum dalam menegakkan keadilan.

Para tamu undangan yang diundang ke Pulau Prajurit dalam novel ini memiliki sebuah persamaan, yakni sama-sama pernah melakukan tindakan kriminal yang tidak bisa diadili oleh sistem hukum. Mereka melakukan pembunuhan di masa lalu, namun tidak ada bukti nyata yang mampu membawa mereka ke meja persidangan untuk diadili.

Mirisnya, inilah bentuk kelemahan sistem hukum manusia yang selalu memiliki celah. Selalu ada orang-orang bermoral rendah yang memanfaatkan celah hukum untuk melakukan tindakan kriminal tanpa dijatuhi hukuman apapun. Alasan mereka sangat sederhana: tidak ada cukup bukti. Dan nahasnya, kejadian semacam ini tidak jarang pula terjadi di kehidupan nyata.

Isu ini tentu menjadi topik menarik yang dapat membuka pikiran kita lebih jauh terhadap celah-celah sistem hukum di sekitar kita.

3. Alur cerita dipikirkan dengan baik dan matang oleh Christie sehingga ceritanya sangat rapi dan teliti

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Dalam pembukaan novel And Then There Were None, Christie mencantumkan catatan pribadinya yang menceritakan mengenai kesulitannya ketika menuliskan novel ini. Christie benar-benar memikirkan alur cerita dengan matang, mulai dari cara agar trik pembunuhan yang dilakukan tidak terkesan konyol, hingga cara agar pembunuhnya tidak tampak terlalu jelas.

Christie mengaku bahwa hal tersebut membuat proses penulisan novel ini menjadi cukup pelik. Lebih jauh, Christie juga menjelaskan bahwa ia mempersiapkan novel ini dengan sangat cermat, sehingga karena itu ia sangat puas dengan hasilnya. Tidak heran apabila novel ini digadang-gadang sebagai novel terbaik yang pernah ditulis Sang Ratu Misteri.

4. Alur cerita cepat dan tidak bertele-tele, tidak membuat pembaca bosan

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Salah satu penyebab kebanyakan pembaca tidak betah berlama-lama ketika membaca suatu novel adalah karena alurnya yang lambat dan terkesan membosankan. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk novel Christie yang satu ini.

Kisah yang ditampilkan novel ini jelas, ringkas, dan tidak bertele-tele. Bahkan, jumlah halaman bukunya bisa terbilang lebih sedikit dibandingkan novel-novelnya yang lain.

Meski begitu, setiap adegan yang digambarkan dalam novel And Then There Were None benar-benar menegangkan dan membuat pembacanya semakin penasaran. Nyaris tidak ada adegan yang sia-sia dalam ceritanya!

5. Akhir cerita dan trik pembunuhannya sama sekali tidak terduga

novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)
novel And Then There Were None karya Agatha Christie (dok. pribadi/Shofi Nurul 'Izzati)

Hal yang paling mengejutkan bagi para pembaca buku ini adalah ketika telah sampai pada bab terakhir, yakni pengungkapan dalang di balik serentetan peristiwa yang terjadi di Pulau Prajurit.

Si pelaku akhirnya mengungkapkan identitasnya dan menjelaskan motif dan trik yang ia gunakan. Benar-benar akhir cerita yang tidak pernah terlintas dalam benak pembaca! Sebuah plot twist yang mengejutkan sekaligus mengagumkan! Christie betul-betul mengemas ceritanya dengan sangat rapi.

Nah, itu dia 5 alasan mengapa kamu harus membaca novel And Then There Were None karya Sang Ratu Misteri, Agatha Christie. Meski novel ini tidak menghadirkan karakter detektif seperti Hercule Poirot dan Miss Marple, namun alur cerita yang menarik dan dikemas dengan rapi mampu membuat novel ini mendunia dan menjadi novel misteri terlaris sepanjang masa!

So, buat kamu yang belum baca novel ini, yuk, tunggu apalagi? Baca sekarang dan rasakan ketegangan ceritanya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us