Apa Itu Scribble Journaling? Simak Manfaatnya!

Saat kamu merasakan hal yang kurang mengenakkan dalam hati dan pikiranmu, mencurahkannya ke dalam jurnal bisa membuat perasaanmu lebih tenang. Ini dinamakan jurnaling. Kamu bisa menulis apa saja dalam jurnalmu, lho.
Salah satu gaya jurnaling yang sedang tren di TikTok adalah scribble journaling atau menulis jurnal dengan coretan. Alih-alih menulis dengan rapi atau mengikuti format tertentu, scribble journaling memungkinkan seseorang untuk mencatat pikiran, perasaan, atau ide secara spontan, bahkan dengan coretan, gambar, atau tulisan acak. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Pengertian jurnaling secara umum

Jurnaling adalah kebiasaan menulis catatan harian atau refleksi pribadi secara rutin. Ini bisa berupa tulisan tentang perasaan, pengalaman, rencana, atau bahkan sekadar curhatan sehari-hari. Tujuannya bisa beragam, seperti mengelola emosi, meningkatkan kesadaran diri, atau sekadar mendokumentasikan kehidupan.
"Menulis jurnal juga meningkatkan kesehatan mental dan meredakan stres, karena jurnal dapat menyediakan ruang aman untuk melepaskan pikiran dan perasaan yang terpendam. Secara umum, baik setelah sesi terapi atau setelah seharian beraktivitas, jurnal merupakan ruang aman untuk mencurahkan semua isi hati dan menyelesaikannya," kata Dr. Carla Manly , seorang psikolog klinis, dilansir dari laman TODAY.
2. Mengenal scribble journaling dan manfaatnya

Salah satu jurnaling yang bisa kamu coba dan sedang tren di TikTok adalah scribble journaling atau menulis jurnal dengan coretan. Dilansir dari Bustle, menurut Dr. Caroline Fenkel, LCSW, seorang terapis dan kepala staf klinis di Charlie Health, menulis jurnal dengan coretan mengutamakan ekspresi daripada koherensi, mirip dengan aliran kesadaran atau curahan pikiran. Jurnal ini tetap memungkinkanmu untuk memproses pikiran dan mengatasi masalah, hanya saja tanpa hasil akhir untuk direnungkan kembali.
"Menulis jurnal coretan dapat menghilangkan tekanan formalitas, tidak ada cara yang benar untuk melakukannya, tidak perlu kalimat lengkap, dan tidak ada harapan bahwa jurnal itu akan dibaca nanti. Ini cara yang bagus untuk menghindari pikiran berlebihan," katanya.
3. Tips memulai scribble journaling

Untuk memulai jurnal coretan, cukup ambil buku catatan dan pena, lalu mulailah menulis. Biarkan semua kata menyatu saat kamu mencoret-coret garis yang berlekuk-lekuk atau bergerigi atau buat bentuk kursifmu sendiri dengan menggabungkan semua kata menjadi satu. Jika kamu marah, tekan dengan kuat. Jika kamu melampiaskan amarah, coret-coret dengan sangat cepat. Apa pun yang terasa benar.
"Saat kamu menulis, pusatkan pikiranmu dan salurkan semuanya ke dalam kertas. Beberapa orang lebih fokus pada gerakan menulis, sementara yang lain membiarkan pikiran mereka menentukan apa yang keluar," kata Fenkel.
4. Apa yang harus ditulis dalam jurnal?

Orang cenderung terlalu memikirkan tata bahasa dan konteks dari apa yang mereka tulis atau mempertanyakan apa yang akan terjadi jika orang lain membaca jurnal mereka atau jika mereka membaca ulang jurnalmu nanti. Manly mengatakan, bahwa kamu harus menyingkirkan penilaian semacam itu, karena jika tidak, kamu sebenarnya merusak proses jurnaling itu sendiri. Jadi, kamu harus membiarkan apa yang ada di pikiranmu mengalir. Jangan terlalu overthinking!
Terkait apa yang kamu tulis, ada beberapa pendekatan berbeda yang dapat kamu gunakan, dan kamu dapat mengubahnya, tergantung pada kebutuhan. Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog berlisensi, mengatakan, terkadang terasa membantu untuk mengeluarkan semuanya yang ada dalam pikiranmu dalam proses penjurnalan. Tetapi, di lain waktu, kalau kamu ingin lebih terstruktur dalam penjurnalanmu, juga boleh banget, kok.
Jadi, intinya, journaling ini bermanfaat untuk membantumu meluapkan apa yang kamu pikirkan dan rasakan. Kalau kamu lebih suka jurnal yang terstruktur, kamu bisa menulis dengan baik dalam buku jurnalmu. Tetapi, kalau kamu lebih suka menulis apa yang kamu rasakan secara acak-acakan, scribble journaling bisa jadi pilihanmu, nih.