Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Aturan Tak Tertulis Meminjam Barang pada Saudara

ilustrasi meminjam pakaian
ilustrasi meminjam pakaian (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Intinya sih...
  • Harus izin dulu meski barang ditaruh di luar kamar
  • Sesuai perjanjian waktu
  • Kembali dalam keadaan bersih atau bahan bakar terisi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Punya saudara memang banyak sisi positifnya. Meski terkadang kalian berantem, adanya saudara bikin rumah terasa lebih hangat. Kamu tidak kesepian di rumah. Dalam banyak hal, saudara juga pasti mau membantumu ketika diperlukan.

Soal kebutuhanmu akan barang tertentu, misalnya. Orang yang tak memiliki saudara lebih sulit mendapatkan pinjaman secara cuma-cuma. Kalau kawannya gak ada yang bisa meminjamkan barang yang diperlukannya, opsinya cuma beli atau sewa.

Sementara adanya saudara memungkinkan kamu lebih leluasa meminjam berbagai barang. Demikian pula dia dapat meminjam sesuatu padamu sejauh dirimu punya dan lagi gak dipakai. Akan tetapi, urusan pinjam-meminjam barang dengan kakak atau adik juga ada aturannya. Perhatikan aturan tak tertulis meminjam barang pada saudara berikut ini dan jangan sampai kamu membuatnya kesal.

1. Tetap harus izin dulu meski barang ditaruh di luar kamar

ilustrasi sepatu pinjaman
ilustrasi sepatu pinjaman (pexels.com/Taryn Elliott)

Namanya di rumah, tentu baik kamu maupun anggota keluarga lainnya biasa menaruh berbagai barang di luar kamar. Seperti sepatu di rak sepatu atau pakaian yang belum disetrika di keranjang dekat meja setrika. Namun, bukan berarti dirimu bebas mengambil serta memakai barang yang bukan milikmu.

Apa pun yang dibutuhkan olehmu, tanyakan dulu pada pemiliknya. Bolehkah kamu meminjamnya atau tidak? Jika dirimu bahkan tak mengatakan apa-apa, saudaramu mungkin akan bingung mencarinya. Kamu juga tak tahu boleh jadi di hari yang sama ia hendak menggunakannya.

2. Sesuai perjanjian waktu

ilustrasi setumpuk pakaian
ilustrasi setumpuk pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Sekalipun saudara belum ada rencana hendak memakai barang itu, tetaplah kasih gambaran waktunya. Misalnya, kamu meminjam untuk 1 atau 2 hari. Andai pun ternyata nanti dirimu perlu tambahan hari, beri tahu saudara.

Syukur-syukur dia belum membutuhkannya sehingga mengizinkanmu tetap menggunakannya. Jika pun dia gak bisa memberikan perpanjangan waktu, dirimu sebagai peminjam tetap wajib mengembalikannya. Risiko bukan barang milik sendiri memang begitu. Jangan malah kamu memaksanya untuk tetap meminjamkan barang itu.

3. Kembali dalam keadaan bersih atau bahan bakar terisi

ilustrasi pakaian yang sudah dicuci
ilustrasi pakaian yang sudah dicuci (pexels.com/Gyldo .)

Siapa pun pasti paling sebal jika barang yang dipinjamkan kembali dalam keadaan kotor. Sekalipun dari awal barangnya tak terlalu bersih, pastikan kamu tidak mengembalikannya dalam kondisi yang makin kotor. Lebih baik lagi justru barang kembali lebih bersih dari awalnya.

Contohnya, kamu meminjam jaket atau sepatu saudara yang sampai kemarin masih dipakainya. Selepas dirimu menggunakannya cuci sekalian biar bersih. Cara baikmu memperlakukan barang pinjaman menunjukkan ucapan terima kasihmu pada pemiliknya.

Saudara pasti senang serta tak akan kapok meminjamkan barang lagi padamu. Jika barang yang dipinjam ialah kendaraan, tentu gak perlu dicuci. Mungkin kamu cuma meminjamnya buat ke kampus satu hari. Cukup bahan bakarnya diisi agar seperti semula.

4. Kalau barang jadi rusak wajib bertanggung jawab

ilustrasi mengendarai motor pinjaman
ilustrasi mengendarai motor pinjaman (pexels.com/NGUYỄN THÀNH NHƠN)

Soal kotoran sehabis kamu memakai barang pinjaman saja menjadi tanggung jawabmu. Apalagi bila barang sampai rusak. Sekecil apa pun kerusakannya dirimu mesti memperbaikinya. Bila ini tak dapat dilakukan sendiri, artinya kamu mesti membawanya ke ahlinya.

Contohnya, kamu meminjam sepeda motor saudara. Di jalan dirimu apes diserempet pengendara lain atau terjatuh sendiri. Ada kerusakan pada badan motor. Mungkin goresan atau bagian yang pecah, bengkok, dan sebagainya. Kamu wajib membawanya ke bengkel serta menanggung penuh biaya perbaikannya.

5. Gak boleh sembarangan meminjamkannya ke orang lain

ilustrasi membaca buku pinjaman
ilustrasi membaca buku pinjaman (pexels.com/Lisa from Pexels)

Barang pinjaman dari siapa pun bukan untuk dioper-oper ke orang lain. Tak peduli orang itu sahabat bahkan gebetanmu, sadari bahwa barangnya bukan milikmu. Saudaramu ikhlas meminjamkan barangnya ke kamu bukan berarti begitu juga kalau barang dialihkan ke kenalanmu.

Soal teman atau pacarmu bukan urusan saudara. Ia hanya mau tahu barangnya dipinjam olehmu. Tentu ada kemungkinan saudara akan menolak apabila kamu terlebih dahulu minta izin meminjamkannya ke orang lain. Namun, ingat bahwa itu hak penuhnya.

6. Tetap ada barang yang perlu dibeli sendiri

ilustrasi sales laptop
ilustrasi sales laptop (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sekalipun saudaramu murah hati, sebaiknya kamu gak memanfaatkannya terus menjadi tempat meminjam. Terutama buat barang-barang yang sifatnya lebih pribadi atau kesayangannya. Misalnya, laptop yang di dalamnya terdapat data-data pribadinya.

Dalam kondisi darurat, kamu boleh meminjamnya. Akan tetapi, sedikit saja kelalaian bisa menyebabkan data saudara hilang atau rusak. Kalau dirimu bakal sering membutuhkan laptop, menabung dan belilah sendiri.

Demikian juga barang kesayangan orang tidak untuk dipinjam melulu. Misalnya, sepatu hadiah dari kekasihnya. Pasti berat sekali bagi saudaramu membiarkannya dikenakan orang lain. Kamu jangan cuma fokus ke fungsinya sebagai alas kaki. Hargai juga arti spesial barang itu bagi saudaramu.

Ada aturan tak tertulis meminjam barang pada saudara yang harus dibarengi juga dengan sikap tahu diri serta tanggung jawab. Meski kalian saudara, ia sebenarnya gak wajib meminjamkan apa pun padamu. Kebaikannya mesti dihargai dengan dirimu tak mengabaikan enam aturan tidak tertulis di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

Ribuan Keluarga Ikutan “Main Jangan Main-Main” di LACTOGROW PlayWorld

26 Sep 2025, 15:19 WIBLife