Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Awas, 7 Bahaya Toxic Productivity yang Bisa Mengintaimu

ilustrasi laki-laki kelelahan bekerja (pexels.com/William Fortunato)

Toxic productivity nampaknya sudah mendarah daging di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama di masa pandemik ini. Orang-orang banyak mengidolakan mereka yang sering begadang buat menyelesaikan tugas, semakin banyak pekerjaan semakin baik, semakin banyak yang harus diselesaikan semakin bagus. Tapi, apa benar demikian?

Nyatanya, jadi produktif gak selalu berbuah positif. Sesuatu yang berlebihan itu gak pernah baik. Toxic productivity gak jarang berdampak negatif ke kehidupan sehari-hari mereka. Apa kamu salah satunya? Ini dia 7 bahaya dari toxic productivity yang wajib kamu ketahui!

1. Kamu jadi lupa akan kebutuhan utama

ilustrasi ibu dan anak olahraga bersama (pexels.com/Valeria Ushakova)

Selesai mengerjakan tugas dari bos, bukannya istirahat, kamu malah menyibukkan diri dengan tugas lain. Kamu terus kerja dan kerja sampai akhirnya lupa kalau bukan cuma pekerjaan yang harus diurus dalam hidupmu. Hal ini sering banget terjadi, sampai-sampai kebutuhan utama gak keurus.

Dilansir dari The New Times, menurut Festus Irungu Ndirangu, seorang dosen di Mount Kenya University, orang dengan toxic productivity cenderung mengabaikan kebutuhan utamanya seperti tidur, makan, berolahraga, bahkan sampai hal-hal sepele seperti menyisir rambut dan mencuci pakaian. Kamu pastinya gak mau hidup kamu jadi gak keurus, kan? Yuk, mulai biasakan diri buat berhenti sejenak dan istirahat!

2. Meningkatkan tekanan ke diri kamu sendiri

ilustrasi laki-laki bekerja (pexels.com/Tim Gouw)

Semakin hari kamu semakin menuntut diri sendiri untuk jadi sempurna, terus bekerja dan bekerja sampai mengabaikan hal lain di sekitarmu. Apalagi di saat pandemik seperti ini, di mana kebanyakan dari kita terpaksa meninggalkan rutinitas sehari-hari.

Dilansir Voi, menurut Simone Milasas, seorang business coach, toxic productivity membuat kamu menghakimi diri sendiri berdasarkan apa yang belum kamu selesaikan, bukan berdasarkan apa yang udah kamu kerjakan. Kamu akan terus menekan diri kamu sendiri, gak peduli apa yang udah berhasil kamu capai.

3. Lebih cepet lelah

ilustrasi laki-laki kelelahan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Niatnya mau menyelesaikan banyak kerjaan sekaligus, eh malah jadi kelelahan sendiri dan akhirnya gak ada satu pun pekerjaan yang selesai. Kalau begini terus, bisa-bisa kamu malah mudah jatuh sakit karena terlalu berusaha buat jadi produktif.

Kamu harus bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dan kehidupan sehari-harimu. Berhenti sejenak gak bikin kamu jadi pemalas, kok!

4. Kehidupan sosial malah jadi gak keurus

ilustrasi sekelompok sahabat (pexels.com/Helena Lopes)

Toxic productivity ini mengurungmu dan gak membiarkanmu pergi berinteraksi dengan orang-orang yang kamu sayangi. Kamu jadi gak punya waktu untuk mengurus kehidupan sosialmu.

Pola pikir seperti ini mungkin tujuannya baik, hanya ingin pekerjaan selesai dengan cepat, tapi caranya yang salah. Ingat, kehidupan sosial itu sama pentingnya dengan pekerjaan kamu sekarang. Pintar-pintar atur waktu yang kamu miliki.

5. Bisa bikin stres juga

ilustrasi perempuan stres bekerja (pexels.com/energepic.com)

Terus menerus menekan diri, gak memberi ruang untuk diri kamu sendiri bernapas, dan gak berhenti-berhentinya bekerja tanpa peduli waktu, kalau semua ini dibiarkan begitu aja, kamu bisa bikin diri kamu jadi stres. 

Gak sedikit orang-orang dengan toxic productivity yang berujung pada stres yang akut dan membahayakan kesehatan mereka sendiri. Tentunya kamu gak mau kan berakhir seperti ini?

6. Menumbuhkan depresi dan anxiety

ilustrasi laki-laki depresi (pexels.com/Andrew Neel)

Toxic productivity juga bisa berujung pada depresi dan gangguan kecemasan. Kamu jadi sering panik, begitu ada pekerjaan harus langsung diselesaikan, padahal mungkin kondisi kamu sendiri lagi kurang fit.

Kamu juga merasa diri sendiri selalu kurang karena ada saja pekerjaan yang belum kamu selesaikan. Hal ini tentu gak baik untuk kesehatan mentalmu. Kenali dirimu dan ketahui sampai mana batasmu. Mulailah merangkul dan mencintai diri sendiri, ya.

7. Menurunkan self-esteem

ilustrasi laki-laki sedang berpikir (pexels.com/Antoni Shkraba)

Orang-orang yang terobsesi dengan produktivitas cenderung menilai diri mereka sendiri berdasarkan seberapa produktif mereka ketika bekerja atau berapa banyak pekerjaan yang berhasil mereka selesaikan. Kalau kamu gak berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan, otomatis nilai kamu terhadap diri kamu sendiri akan rendah. 

Self-esteem yang rendah bisa bikin kamu jadi gak pede di depan orang lain. Padahal, kamu gak dinilai berdasarkan berapa pekerjaan yang berhasil kamu selesaikan.

Itu dia 7 bahaya toxic productivity untuk dirimu sendiri. Ingat, nilai kamu gak ditentuin oleh banyaknya kerjaan yang berhasil kamu selesaikan. Nilai kamu juga gak ditetapkan berdasarkan berapa lama kamu tidur di malam hari. Semakin sedikit waktu kamu tidur, bukan berarti kamu semakin bernilai. Kamu punya pace kamu sendiri, jangan bandingkan dengan orang-orang di sekitarmu.

Jadilah produktif tanpa perlu toxic, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us