Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Latihan Fokus Harian buat Kurangi Efek Brain Fog, Terapkan

ilustrasi tarik napas (freepik.com/yanalya)
ilustrasi tarik napas (freepik.com/yanalya)
Intinya sih...
  • Meditasi napas sadar setiap pagi
  • Latihan menulis tangan tanpa gangguan
  • Membagi waktu kerja menjadi potongan singkat yang lebih mudah dikelola

Pikiran yang keruh, sulit konsentrasi, dan lupa hal-hal kecil bisa jadi tanda brain fog yang mulai mengganggu keseharian. Meski bukan diagnosis medis resmi, brain fog tetap bisa menurunkan kualitas hidup, terutama saat ritme kerja menuntut konsistensi tinggi. Kondisi ini sering muncul akibat stres, kelelahan mental, kurang tidur, atau bahkan terlalu banyak konsumsi informasi secara digital. Salah satu cara paling efektif untuk melawan efek brain fog adalah dengan melatih fokus secara konsisten setiap hari.

Latihan fokus bukan hal yang instan. Butuh waktu, kesabaran, dan komitmen supaya otak bisa kembali bekerja secara jernih dan efisien. Fokus yang terasah bukan cuma membuat pekerjaan lebih cepat selesai, tapi juga membantu menjaga kestabilan emosi dan kejernihan berpikir. Lima cara berikut bisa dijadikan rutinitas harian untuk mengurangi efek brain fog dan membantu menjaga kesehatan kognitif jangka panjang.

1. Meditasi napas sadar setiap pagi

ilustrasi meditasi (freepik.com/karlyukav)
ilustrasi meditasi (freepik.com/karlyukav)

Memulai hari dengan meditasi pernapasan sadar bisa memberi efek besar pada kejernihan pikiran. Saat tubuh dan pikiran dilatih untuk menyadari setiap tarikan napas, sistem saraf menjadi lebih tenang dan respons stres berkurang. Latihan ini bukan soal duduk diam selama satu jam, cukup lima sampai sepuluh menit setiap pagi. Fokus pada ritme napas mampu membantu menenangkan pikiran yang berisik dan menyaring kekacauan mental dari hari sebelumnya.

Konsistensi adalah kunci dalam latihan meditasi ini. Gunakan waktu setelah bangun tidur untuk duduk tenang tanpa distraksi teknologi. Kalau sulit diam, bantu dengan suara meditasi terpandu atau suara alam. Setelah beberapa hari, tubuh akan mengenali momen ini sebagai sinyal untuk menenangkan diri. Efeknya bukan hanya terasa saat meditasi, tapi bisa bertahan sepanjang hari dan memperkuat daya fokus dalam menghadapi aktivitas.

2. Latihan menulis tangan tanpa gangguan

illustrasi menulis (pexels.com/Michael Burrows)
illustrasi menulis (pexels.com/Michael Burrows)

Menulis tangan secara rutin bisa membantu mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas konsentrasi dan retensi memori. Alih-alih mengetik di laptop atau ponsel, luangkan waktu lima belas menit sehari untuk menulis bebas di buku catatan. Aktivitas ini melatih otak menyusun kalimat dengan lebih jernih, sekaligus meredam gangguan digital yang sering membuat pikiran meloncat-loncat.

Latihan ini sebaiknya dilakukan tanpa interupsi dari gadget. Aktifkan mode senyap, jauhkan layar, dan pilih tempat yang tenang. Tulis apapun yang ada di kepala, entah ide, rencana, atau sekadar perasaan. Saat tangan menari di atas kertas, fokus akan terpusat pada alur tulisan dan pikiran akan terasa lebih tertata. Perlahan, kebiasaan ini bisa jadi cara sederhana untuk mengurai kekusutan mental akibat brain fog.

3. Teknik pomodoro untuk atur fokus

illustrasi sulit fokus (pexels.com/Kampus Production)
illustrasi sulit fokus (pexels.com/Kampus Production)

Teknik pomodoro membantu membagi waktu kerja menjadi potongan singkat yang lebih mudah dikelola. Biasanya dibagi menjadi 25 menit kerja fokus, diselingi 5 menit istirahat. Metode ini bisa mengurangi kelelahan kognitif yang sering jadi penyebab brain fog karena otak diberi waktu jeda yang cukup. Daripada bekerja terus-menerus sampai kehilangan arah, metode ini menjaga stamina mental tetap stabil.

Gunakan timer sederhana atau aplikasi pendukung untuk menjaga durasi. Selama 25 menit, alihkan semua notifikasi dan kerjakan satu hal tanpa distraksi. Saat istirahat, lakukan aktivitas ringan seperti berdiri, minum air, atau melihat tanaman. Teknik ini tidak cuma meningkatkan fokus, tapi juga memberi rasa pencapaian setiap kali satu sesi selesai. Kebiasaan ini bisa membentuk pola kerja yang sehat dan terhindar dari kelelahan mental berlebih.

4. Latihan mindful walking setiap sore

illustrasi jalan sore hari (pexels.com/Alesia Kozik)
illustrasi jalan sore hari (pexels.com/Alesia Kozik)

Berjalan kaki sore hari bisa jadi alat sederhana untuk melatih mindfulness dan membasmi brain fog. Bukan sekadar berjalan, tapi berjalan dengan penuh kesadaran terhadap setiap langkah, napas, dan sensasi tubuh. Rasakan tekstur tanah, suhu udara, dan suara di sekitar tanpa terburu-buru. Aktivitas ini efektif merilekskan pikiran yang lelah setelah seharian dibanjiri informasi.

Latihan mindful walking bisa dilakukan selama 10 hingga 20 menit, cukup di sekitar rumah atau taman terdekat. Jangan bawa ponsel, kecuali untuk memutar suara alam sebagai latar. Jalan kaki dengan penuh perhatian membantu tubuh dan pikiran selaras, membuat mental lebih stabil dan jernih. Saat dilakukan rutin, aktivitas ini bisa jadi momen personal untuk reset pikiran dari keruwetan yang menumpuk.

5. Rutin latihan visualisasi fokus

illustrasi duduk tenang (pexels.com/Tiana)
illustrasi duduk tenang (pexels.com/Tiana)

Visualisasi adalah teknik mental yang digunakan atlet dan profesional untuk mempertajam fokus dan meningkatkan performa. Caranya sederhana yaitu duduk tenang, lalu bayangkan secara detail diri sendiri sedang fokus menjalani tugas. Visualisasikan suasana, ekspresi wajah, hingga alur kerja dengan presisi. Latihan ini melatih otak untuk mengenali pola keberhasilan dan membentuk jalur pikiran yang mendukung konsentrasi.

Lakukan visualisasi ini selama 5 menit sebelum mulai kerja atau belajar. Bayangkan skenario terbaik dari aktivitas yang akan dijalani, dan rasakan energi positifnya. Otak manusia kesulitan membedakan antara pengalaman nyata dan imajinasi yang kuat, sehingga latihan ini mampu memberikan efek nyata pada performa. Visualisasi yang konsisten mampu mengurangi rasa ragu dan mendorong pikiran tetap fokus pada tujuan.

Latihan fokus harian bukan soal mencari hasil instan, melainkan membentuk pola pikir yang lebih jernih dan sehat dalam jangka panjang. Brain fog bisa dikurangi kalau pikiran dilatih untuk hadir sepenuhnya dalam setiap aktivitas. Mulai dari langkah sederhana seperti meditasi hingga teknik visualisasi, semuanya bisa disesuaikan dengan gaya hidup masing-masing. Coba terapkan satu per satu secara rutin, dan rasakan perbedaan nyata dalam kejernihan pikiran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us