Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Mengubah Limiting Belief Menjadi Empowering Belief

Ilustrasi merenung (pixabay.com/andreas160578)

Limiting belief adalah keyakinan negatif dalam diri yang dapat membuat batas dan mempersempit potensi dan perkembangan diri. Limiting beliefs tidak selalu benar tetapi dapat mempengaruhi cara pandang kita terhadap diri sendiri, orang lain. dan lingkungan sekitar.

Kabar baiknya, limiting belief bisa diubah menjadi empowering belief atau keyakinan yang memberdayakan. Kita dapat mengambil kendali atas keyakinan yang membatasi diri kita dengan cara mengubahnya menjadi keyakinan yang memberdayakan. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengubah limiting beilef menjadi empowering belief. Yuk, baca dan pelajari bersama!

1. Menyadari bahwa kita memiliki limiting belief

ilustrasi pria merenung (pixabay.com/stevedimatteo)

Kesadaran diri adalah kunci utama ketika seseorang ingin mengubah limiting belief menjadi empowering belief. Kita harus memiliki kesadaran dan pemahaman terhadap diri kita sepenuhnya. Pemahaman diri ini termasuk pada mengenali keyakinan, nilai-nilai yang dianut, kelebihan-kekurangan hingga bagaimana cara diri kita memandang dunia dan menilai diri kita sendiri.

Kesadaran diri membantu individu menerima diri mereka seutuhnya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ketika seorang individu sudah menyadari bahwa dirinya memiliki limiting belief yang menjadi penghambat, maka hal ini dapat menjadi dasar untuk menciptakan empowering belief yang membangun dan mendorong pertumbuhan pribadi.

2. Mengenali jenis limiting belief

ilustrasi baju (pixabay.com/Pexels)

Setelah menyadari bahwa kita ternyata memiliki limiting belief, maka tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap limiting belief tersebut. Kita bisa melakukan analisa terhadap jenis limiting belief yang ada, asal-usul, penyebab hingga pengaruh limiting belief tersebut terhadap kehidupan kita.

Limiting belief  bisa muncul dari berbagai macam hal, misalnya pengaruh lingkungan, trauma kegagalan di masa lalu, hingga pengaruh didikan orangtua. Misalnya ketika orangtua secara berulang-ulang mengatakan bahwa kita sebagai anaknya memiliki sifat pemalu dan tidak berani tampil di depan umum, maka hal ini akan tertanam di dalam pikiran bawah sadar sehingga menjadi sebuah limiting belief. Akhirnya, limiting belief ini membuat kita benar-benar menjadi orang yang tidak berani tampil di hadapan public.

3. Mencari alternatif atau solusi

ilustrasi bermeditasi (pixabay.com/leninscape)

Ketika sudah menyadari dan berhasil mengidentifikasi jenis limiting belief yang dimiliki, maka segera cari solusi untuk mengatasinya. Tanyakan pada diri sendiri, apakah keyakinan yang membatasi diri itu adalah hal yang benar, atau hanya persepsi negatif tanpa dasar yang kuat.

Cari bukti-bukti yang memperkuat bahwa keyakinan negatifmu selama ini adalah salah. Cari juga bukti yang menunjukan keberhasilanmu dalam melampaui batasan pemikiran negatif yang ada.

Lakukan langkah konkrit untuk mengatasi hambatan yang menjadi limiting belief-mu. Misalnya jika kamu merasa malu untuk berbicara di hadapan umum, maka latihlah dirimu untuk melakukanya. Mulai dari langkah terkecil, misalnya dengan berbicara di depan cermin dan berlanjut dengan berbicara pada orang-orang terdekat. Kamu harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menghalangimu untuk berkembang dan mencapai tujuan.

4. Fokus pada kelebihan dan potensi yang dimiliki

https://pixabay.com/id/photos/papan-putih-rintisan-presentasi-593300/

Jangan hanya berfokus pada kekurangan diri sehingga membuat kita semakin takut untuk melangkah. Kekurangan diri yang ada membuat seseorang merasa tidak mampu dan tidak berani menghadapi risiko. Ketika kita hanya fokus pada kekurangan diri yang dimiliki, maka hal ini dapat menghambat pengembangan diri.

Sebaliknya, cobalah untuk melihat kelebihan dan potensi diri yang dimiliki. Kenali dan catat kelebihan, potensi diri dan keunikan yang kamu miliki. Setelah itu, kembangkan keterampilan yang sesuai dengan kelebihan dan potensi diri. Fokus pada kelebihan diri akan membuatmu lebih percaya diri dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup. Kamu juga dapat membuktikan pada dirimu sendiri bahwa keyakinan negatifmu selama ini salah.

Kamu harus memahami bahwa limiting beliefs tidak selalu benar, namun limiting belief sangat berbahaya jika dibiarkan ada dalam dirimu karena dapat membatasi perkembangan diri dan menghambat dalam mencapai tujuan dan cita-cita. Dengan empat cara di atas, semoga kamu bisa mengubah limiting belief menjadi empowering belief. Semangat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us