Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Sosiologi untuk Menghilangkan Stres, Membutuhkannya?

ilustrasi masalah hidup (pixabay.com1388843/)

Dalam menjalani kehidupan yang begitu kompleks, wajar jika setiap orang ada pada fase stres, termasuk kamu. Merasa stres atas semua beban hidup yang ada memang tak boleh disangkal, lho.

Alih-alih mengabaikan rasa stres, dengan harapan akan hilang dengan sendirinya, nyatanya, rasa stres jika dibiarkan hanya akan menyakiti perasaan dan membuatmu sengsara sendiri. Hingga akhirnya, muncul berbagai dampak negatif seperti sakit secara fisik maupun mental, barulah kamu menyesal.

Nah, supaya tidak terlambat dan jadi menyesal, saat kamu merasakan sinyal stres, segera obati secepat mungkin, semampunya versi kamu. Sejalan dengan hal tersebut, ada obat versi sosiologi yang bisa kamu terapkan dalam mengatasi stres yang ada, lho.

Ilmu sosiologi yang mempelajari terkait hubungan ini menawarkan lima konsep untuk dijalankan sebagai obat stres, mulai dari konsep simpati, tindakan afektif, habitus, gemeinschaft of mind, hingga tindakan berorientasi nilai. Simak ulasan spesifiknya ini, ya!

1. Bersimpati dengan rasa stres yang dirasakan

ilustrasi orang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut ilmu sosiologi, simpati ini bermakna perhatian terhadap berbagai perasaan yang dialami oleh orang lain. Perhatian ini ditunjukkan dengan cara bisa memposisikan diri sebagai orang terkait dengan perasaan yang sedang dialaminya.

Nyatanya, rasa simpati itu tak hanya diterapkan kepada orang lain, melainkan juga bisa kamu terapkan ke dirimu sendiri, khususnya saat sedang merasa stres. Bagaimana caranya? Yakni dengan memahami perasaanmu.

Dengan bersimpati ke dirimu sendiri, maka kamu tidak boleh menyangkal stres dan menganggap diri sendiri lemah karena larut dalam rasa stres. Justru, dengan bersimpati seharusnya kamu bisa memposisikan perasaan duka pada dirimu, berapa beratnya hidupmu. Sehingga, kamu bisa mengerem beban hidup yang berpotensi membuat dirimu sendiri stres, ya.

2. Tindakan afektif untuk menetralisasi rasa stress

ilustrasi kedamaian (pixabay.com/pride1979)

Tindakan afektif dalam ilmu sosiologi berlandaskan emosional di dalamnya. Emosional apa saja dalam tindakan afektif? Mulai dari emosi cinta, bahagia, kesedihan, kekecewaan, kemarahan, dan sejenisnya.

Nah, dalam upaya mengatasi rasa stres yang dirasakan saat ini, maka kamu bisa memperlakukan dirimu dengan penuh afektif. Afektif berupa emosi penuh kasih sayang dalam bersikap dan bertindak untuk dan atas dirimu sendiri.

Sederhananya, saat berada di fase stres, banyak-banyaklah menyayangi diri sendiri. Terlebih, ucapakan terima kasih atas semua perjuangan yang sudah dilakukan dalam hidup. Dengan begitu, kamu turut mengapresiasi kerja keras yang sampai membuatmu dirimu sendiri stres saat ini.

3. Bangun habitus sebagai stress release

ilustrasi interaksi di media sosial (pixabay.com/MarieXMartin)

Habitus dalam teori praktik sosial yang dikemukakan oleh seorang sosiolog bernama Pierre Bourdieu ini bermakna suatu kebiasaan. Yap, kebiasaan yang melekat pada individu sebagai hasil dari proses sosialisasi di kehidupan masyarakat.

Dengan begitu, maka konsep habitus ini bisa kamu pakai untuk menetralisir dari stres yang saat ini kamu alami, lho. Bagaimana caranya? Yakni, dengan membangun berbagai kebiasaan yang asyik dan menarik sebagai stress release.

Misalnya, ketika sinyal stres muncul, maka bangun kebiasaan untuk memberi permen yang manis untuk memperbaiki mood. Pun biasakan diri untuk memakan makanan atau jajanan favorit setelah menjalani hari berat. Hal tersebut sebagai reward maupun upaya untuk mencegah dan meminimalisir hadirnya stres, ya. 

4. Menemukan hingga berinteraksi dengan gemeinschaft of mind versi kamu

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Menurut ilmu sosiologi, kelompok sosial terbagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya, yakni gemeinschaft of mind, kelompok yang terbangun atas kesamaan minat, hobi, maupun berbagai kesukaan lainnya.

Nah, dalam upaya mengobati rasa stres yang kamu rasakan. Maka, kamu bisa menemukan hingga berpartisipasi aktif dalam gemeinschaft of mind versi kamu. Kamu bisa memilih dan mencari kelompok mana yang membuat kamu nyaman, mulai dari komunitas yang satu hobi kamu hingga sekadar kelompok dengan sosok yang satu frekuensi nyambung saat ngobrol banyak hal hal denganmu.

Dengan menemukan gemeinschaft of mind versi kamu. Maka, kamu bisa melepaskan penat dan stres akibat rutinitas harian yang itu lagi dan lagi. Pun ketika ada masalah dalam perjalanan hidupmu, maka kamu bisa bercerita hingga melupakan stres di wadah gemeinschaft of mind ini, ya.

5. Tindakan berorientasi nilai dengan mendekatkan diri ke Tuhan

ilustrasi kedamaian (pixabay.com/pexels)

Puncaknya, terdapat konsep tindakan berorientasi nilai yang secara sosiologis bermakna tindakan atas dasar nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Salah satu wujudnya, yakni dengan nilai ibadah yang menjadi sumber ketenangan dalam menjalani kehidupan.

Meski terlihat klise, tetapi saat tidak ada satu pun manusia yang bisa menjadi obat stres. Maka, Tuhan ialah satu-satunya obat yang tersisa untuk menyembuhkanmu dan sebagai tempatmu pulang. Tuhan menjadi rumah untuk kamu bisa menceritakan berbagai hal, hingga memohon atas berbagai hal juga.

Gimana? Cara mana yang kamu butuhkan sebagai obat dalam mengatasi rasa stres yang kamu alami saat ini? Apa pun itu, terima kasih karena sudah berusaha mencari obat dan tidak menyepelekan rasa stres yang kamu alami. Semoga perasaanmu lekas membaik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us