Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Crashing Out Viral di TikTok, Gambarkan Emosi yang Meluap!

Ilustrasi crashing out (pexels.com/Liza Summer)
Ilustrasi crashing out (pexels.com/Liza Summer)

Media sosial selalu menjadi pemicu tren-tren baru, tidak terkecuali tren seputar kesehatan mental. Baru saja kita mengenal istilah burnout, quiet quitting, hingga bed rotting, kali ini muncul istilah baru di media sosial, yaitu "crash out/crashing out"

Istilah “crashing out” menjadi semakin populer di kalangan pengguna TikTok, dan merujuk pada vibes yang sama seperti istilah “kehilangan kendali/losing it”. So, ketahui lebih banyak dari istilah crashing out yang sedang tren ini, yuk!

1. Arti crashing out secara harfiah

Ilustrasi crashing out (pexels.com/Engin Akyurt)
Ilustrasi crashing out (pexels.com/Engin Akyurt)

Meskipun media sosial baru-baru ini mempopulerkan istilah “crashing out” sebagai sebuah ekspresi baru, sebenarnya ungkapan ini bukanlah hal baru. Istilah ini berasal dari African American Vernacular English (AAVE), dialek bahasa Inggris yang umum digunakan oleh orang Amerika kulit hitam.

Menurut Urban Dictionary “crash out” berarti menjadi gila dan/atau melakukan sesuatu yang bodoh. Sementara melansir Merriam Webster, crashing out memiliki arti tiba-tiba menjadi marah atau tertekan tanpa kendali.

2. Arti crashing out menurut psikolog

Ilustrasi crashing out (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi crashing out (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Crashing out saat ini, khususnya di media sosial, populer digunakan untuk mewakili kondisi kesehatan mental. Madeline Eggenberger, MHC-LP, seorang terapis yang berbasis di New York, mengatakan crashing out menggambarkan seseorang mengalami disregulasi emosi, seperti kesal, cemas, kewalahan, atau bahkan depresi.

Sementara istilah burnout yang lebih populer adalah kondisi yang berkelanjutan. Eggenberger menjelaskan bahwa crashing out biasanya merupakan peristiwa tunggal, yang ia sebut sebagai "momen meluap-luap".

"Crashing out bagi seseorang yang cemas mungkin terlihat seperti perilaku impulsif atau perenungan, sedangkan bagi seseorang yang depresi, itu mungkin berarti mereka benar-benar kesal, sedih, dan kesulitan untuk bangun dari tempat tidur," kata Eggenberger, mengutip laman Womens Health Magazine.

Dengan kata lain, crashing out menggambarkan perasaan yang melampaui rasa lelah, frustrasi, atau kelelahan terhadap sesuatu atau seseorang, yang membuat kita melupakan semua kekhawatiran dan 'meledak' sepenuhnya.

3. Apa penyebab crashing out?

Ilustrasi crashing out (pexels.com/Alex Green)
Ilustrasi crashing out (pexels.com/Alex Green)

Menurut Niro Feliciano, pekerja sosial klinis berlisensi, crashing out kemungkinan besar disebabkan dua faktor: stres tinggi dan dopamin rendah.

Tingkat dopamin yang rendah kemungkinan berasal dari meningkatnya waktu screen time yang berlebihan.

"Saat kita kewalahan, stres, atau kelelahan, kita mencari cara untuk menenangkan diri dan mengobati diri sendiri. Salah satunya adalah screen time," ungkap mengutip Today.

"Bahkan saat kita tidak stres, saat kita bosan, saat kita kewalahan, screen time telah menjadi bagian dari hidup kita, dan mereka memanipulasi jalur dopamin kita," tambahnya.

Feliciano menjelaskan bahwa ketika seseorang tiba-tiba mengalami kadar dopamin yang tinggi lalu rendah, kemampuan tubuh untuk mengatur zat kimia tersebut menjadi tidak seimbang.

Hal ini dapat menyebabkan perasaan mudah tersinggung, menarik diri, cemas, depresi, yang pada akhirnya menempatkan mereka pada kondisi reaktif atau kewalahan (crashing out). Artinya, kemampuan kita untuk mengatasi stresor dalam kondisi rendah itu berkurang.

4. Tanda mengalami crashing out

Ilustrasi crashing out (pexels.com/Anna Shvets)
Ilustrasi crashing out (pexels.com/Anna Shvets)

Crashing out bisa terasa tiba-tiba atau tak terduga. Salah satu contoh kasusnya, jika sudah lama menganggur dan tidak melakukan apapun, kemungkinan besar crashing out bisa terjadi.

Menurut Michela Tripp, LCSW, seorang terapis yang berbasis di Los Angeles, kelelahan yang dibiarkan begitu saja, juga pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang merasa sangat lelah.

"Orang-orang yang cenderung mengalami burnout adalah mereka mengabaikan sinyal-sinyal tubuh. Sinyal-sinyal tersebut bisa berupa rasa sesak di perut, ketegangan di bahu, dan sakit kepala yang tak kunjung sembuh. Jika terlalu lama, sinyal itu akhirnya menjadi sirene dan kamu pun bisa crashing out," jelasnya melansir Womens Health Magazine.

Berikut ini adalah beberapa tanda lain yang menunjukkan seseorang mengalami crashing out.

  • Berbicara singkat, lugas, namun berpotensi kasar

  • Merasa reaktif

  • Meningkatnya sifat mudah tersinggung

  • Kurangnya motivasi untuk melakukan hal-hal yang biasanya dinikmati seseorang

  • Tidak ingin keluar atau bertemu orang lain

  • Kurangnya produktivitas

  • Tidak berpikir jernih

  • Merasa kewalahan atau “membeku”

  • Merasa ingin menangis atau menangis lebih sering dari biasanya

5. Apa yang harus dilakukan jika merasa crashing out?

Ilustrasi berolahraga (pexels.com/RF._.studio _)
Ilustrasi berolahraga (pexels.com/RF._.studio _)

Jika seseorang merasa mengalami crash out, psikolog Dr. Jill Stoddard berbagi satu langkah awal yang sederhana: Tarik napas dalam-dalam.

"Cara ini sederhana namun begitu banyak kekuatan yang tersimpan dalam satu tarikan napas yang disengaja. Karena di ruang di mana kamu menarik napas, tarikan napas yang disengaja, kamu memiliki ruang untuk membuat pilihan," ungkapnya melansir Today.

Ini bisa membantu keluar dari mode autopilot, reaksi spontan, dimana kita punya sedikit ruang untuk membuat pilihan.

Setelah bernapas, Stoddard menyarankan untuk memperhatikan pemicunya, seperti media sosial, interaksi sosial tertentu, atau berita buruk. Berusahalah sebaik mungkin untuk menghindarinya.

Sementara itu, Feliciano juga menyarankan untuk beristirahat sejenak. Istirahat dari aktivitas screen time secara khusus dapat sangat membantu dalam mengatur dopamin.

Mulailah pagi dengan duduk selama lima menit dan bernapas lebih lama. Setelah itu, membaca buku, bertemu teman secara langsung, jalan pagi, hingga berolahraga dapat meningkatkan dopamin. Hindari main ponsel dan jangan terlalu banyak mengakses media sosial di pagi hari.

Itulah pembahasan mengenai istilah crashing out yang viral di media sosial, khususnya TikTok. Semoga kamu terhindar dari crashing out dan selalu happy, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us