Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Dampak Buruk Memendam Amarah, Bikin Rentan Depresi dan Merusak Diri

ilustrasi putus asa (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi putus asa (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Memendam amarah dapat merusak kesehatan tubuh, meningkatkan hormon stres, dan menyebabkan depresi.
  • Memendam amarah dapat mengganggu pola tidur dan berisiko merusak diri sendiri dengan perilaku yang merugikan.
  • Memendam amarah dapat membuat seseorang mudah tertekan, kehilangan kontrol emosi, dan merusak hubungan interpersonal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika sedang dihadapkan dengan suatu masalah dan memancing bisa amarah kamu. Apakah kamu melampiskannya atau justru memendam amarah tersebut? Kebanyakan orang akan langsung mengutarakan kemarahannya tersebut. Tetapi, tidak jarang juga ada yang lebih memilih untuk diam dan memendam emosi tersebut.

Namun, jika terus-menerus memendam emosi amarah ini dapat berdampak buruk. Terdapat beberapa dampak buruk ketika seseorang secara terus menerus memendam amarah ini. Apa saja dampak buruk yang akan dirasakan? Untuk itu, di artikel ini akan membahas lebih lanjut dampak buruk memendam emosi amarah sebagai berikut.

1. Menyerang kesehatan tubuh

ilustrasi sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dampak buruk pertama yang dirasakan ketika seseorang memendam amarah ialah, menyerang kesehatan tubuh. Ketika seseorang memendam amarah dan tidak dapat mengelola emosi ini dengan baik, dapat memicu sejumlah efek negatif pada tubuh seseorang. Hal ini, dapat membuat seseorang mengalami penurunan kesehatan tubuh atau sakit.

Dilansir laman Psychology Today, menyatakan seseorang yang selalu memendam emosi dapat dengan mudah mengalami gejala psikosomatik dan gangguan kesehatan tubuh seperti sakit kepala, batuk kronis, dan gangguan sistem pencernaan atau irritable bowel syndrome.

Ini terjadi sebab, ketika seseorang memendam emosi di mana akan meningkatkan hormon stres yang dikenal juga dengan kortisol. Jika hormon kortisol meningkat dengan jumlah yang tinggi secara terus-menerus. Maka, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan pada tubuh. Oleh sebab itu, orang yang selalu memendam emosi baik itu amarah akan mudah sakit-sakitan.

2. Rentan depresi

ilustrasi memendam amarah (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi memendam amarah (pexels.com/cottonbro studio)

Emosi yang tidak dapat disampaikan, membuat seseorang rentan mengalami depresi. Ini karena, adanya penekanan emosi secara terus-menerus dan tidak dapat menyampaikan emosi yang sedang dialami dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi.

Dilansir laman American Psychological Association (APA) menyampaikan, ketika seseorang yang selalu memendam emosi negatif berupa amarah dapat menyebabkan rentan depresi. Untuk itu, jika seseorang tidak bisa mengekspresikan emosinya dan tidak mampu menyelesaikannya bisa jadi berkontribusi pada depresi. Tidak hanya itu, adanya memendam emosi amarah ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental lainnya.

3. Menggangu pola tidur

ilustrasi insomnia (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi insomnia (pexels.com/SHVETS production)

Ketika seseorang memendam amarahnya dan tidak dapat diselesaikan dengan cara yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan menggangu pola tidur seseorang juga. Sebab, seseorang yang mengalami deperesi akibat memendam emosi dapat membuat kecemasan berkepanjangan yang mengganggu kemampuan tubuh untuk rileks. Sehingga, membuat sulit untuk tidur atau tetap tidur.

Dilansir laman Sleep Foundation, menyampaikan seseorang dengan depresi berat kemungkinan mengalami ganggua tidur seperti insomnia.

Menurut Cleveland Clinic, menambahkan ada sekitar 10% dari populasi dunia mengalami insomnia yang memenuhi kriteria sebagai kondisi medis. Bahkan, baik itu tipe insomnia akut atau insomnia kronis sangat umum terjadi. Tidak hanya itu, kurang lebih ada 1 dari 3 orang dewasa di seluruh dunia memiliki gejala insomnia dan ada sekitar 10% orang dewasa memenuhi kriteria untuk gangguan insomnia.

4. Berisiko untuk merusak diri sendiri

ilustrasi kebiasaan buruk saat stres (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi kebiasaan buruk saat stres (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Dampak bahaya berikutnya adalah berisiko merusak diri sendiri. Seseorang yang memendam emosi dapat meningkatkan risiko perilaku yang merugikan diri sendiri. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Ketika emosi marah tidak diungkapkan secara sehat, hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Dilansir Calda Clinic mengenai The Dangers of Suppressing Emotions, menyatakan seseorang yang memendam emosi berupa amarah biasanya mudah untuk mencari cara untuk menyalurkan emosinya dengan aktivitas. Baik itu aktivitas positif atau negatif

Tidak jarang, beberapa orang mungkin melakukan aktivitas negatif seperti konsumsi alkohol atau obat-obatan berlebihan, merokok, makan secara berlebihan, atau bahkan mengabaikan perawatan diri sebagai bentuk pelarian. Semua ini bertujuan untuk mengurangi stres yang sedang dia alami, tetapi justru memperburuk kondisi tubuh dan pikiran.

5. Mudah putus asa

ilustrasi depresi (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi depresi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang yang sering memendam amarah dapat merasa lebih mudah tertekan oleh masalah sehari-hari. Ketika seseorang memendam amarahnya, biasanya sering kali kehilangan rasa kontrol terhadap perasaan. Pada akhirnya, bisa membuat mudah putus asa atau cemas.

Dilansir laman Verywell Mind, menyatakan seseorang yang menekan atau memendam emosi berupa amarah dapat menimbulkan masalah dan memiliki dampak buruk. Di mana orang tersebut tidak mengekspresikan diri dengan tepat. Hal ini dapat meningkatkan depresi dan ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, dan kurangnya motivasi.

6. Merusak hubungan interpersonal

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Yan Krukau)

Dampak buruk yang juga muncul dari memendam amarah ialah rusaknya hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal berkaitan dengan hubungan sosial antar sesama. Seseorang yang selalu memendam amarah dapat berpengaruh pada lingkungan sosialnya dan ini jelas terlihat secara signifikan.

Dalam konteks hubungan, memendam amarah dapat menyebabkan ketegangan, kesalahpahaman, dan konflik yang lebih serius dengan ornag lain. Hal ini, menyebabkan buruknya komunikasi dan kepercayaan antara individu, sehingga memperburuk kualitas hubungan satu sama lain.

Demikian penjelasan mengenai dampak buruk memendam amarah pada seseorang. Dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahayanya memendam emosi amarah ini. Marah adalah hal wajar, namun bukan dipendam atau dilampiskan berlebihan. Tetapi, mengelola amarah dengan tepat dapat melindungi kesejahteraan fisik, emosional, dan hubungan interpersonal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us