Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih Impian

Enta dukung banyak orang untuk dapatkan pendidikan tinggi

Jakarta, IDN Times - Dalam meraih impian, ada tantangan yang kerap dihadapi, baik berasal dari diri sendiri maupun pihak eksternal. Terlebih bagi seorang perempuan yang masih dikaitkan dengan peran-peran domestik serta peran sosial yang tak sesuai. 

Banyak perempuan yang impiannya terpaksa kandas dan pupus sebab stigma di masyarakat yang mendorongnya untuk tak bergerak maju. Bicara impian dan perempuan, IDN Times melakukan wawancara dengan Enta Fadila Tapisa, awardee LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang baru saja menamatkan study di University of Glasgow, Inggris.

Enta merupakan gadis Sumbawa yang memiliki semangat mengejar impian hingga berkuliah ke luar negeri, sesuatu yang semula dirasanya mustahil. Kini, Enta fokus membantu teman-teman yang hendak mengikuti jejaknya sebagai penerima beasiswa pendidikan melalui konten sehari-hari yang dibagikan di Instagram serta melalui platform yang baru dibuatnya, Ourdee. 

1. Sempat tak direstui untuk lanjut kuliah, Enta hadapi perjalanan berliku untuk mendapatkan beasiswa LPDP

Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih ImpianEnta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)

Bagi orang yang tengah mengejar mimpi, keraguan mungkin telah menjadi bagian dari perjalanan. Perasaan itu pula yang dialami oleh Enta. Rasa ragu dan rendah diri semakin membuncah, terlebih saat orangtuanya kurang mendukung keputusan Enta. 

Cerita itu disampaikan pada IDN Times Senin (24/7/2023) lalu secara daring, "Kayaknya gak mungkin deh kuliah di luar negeri, kayaknya orang-orang yang hebat aja deh yang punya kesempatan seperti ini. Ditambah saat itu, orangtua terutama ibu, merasa kalau S1 itu udah cukup banget dan ujung-ujungnya kan juga bakal kerja. Jadi mindset-nya agak-agak tertarik ke sana karena udah dicekokin 'udahlah kerja aja', terus saya juga merasa self esteem saya kurang, apalagi sebagai fresh graduate."

Setelah lulus, ia memutuskan untuk bekerja. Namun, ia justru berada di lingkungan yang mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dukungan ini yang membuatnya semakin tergerak untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.

Setelah berdiskusi dengan orangtua, Enta akhirnya mendapat restu untuk melamar kuliah di luar Indonesia, "Jadi akhirnya diizinkan sama orangtua, bahkan orangtua mendukung. Saya persiapannya cuma dua minggu untuk LPDP, saya mengejar itu sambil meyakinkan diri lagi. Terus karena persiapannya dua minggu doang, jadi sempat ragu, terus orangtua saya bilang, 'Daftar aja sekarang. Kamu gak tahu apa yang terjadi di tahun depan.'"

Atas dukungan orangtua dan keyakinan diri, akhirnya Enta mendaftar beasiswa dari Kementerian Keuangan tersebut. Enta memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di jurusan manajemen dengan banyak pertimbangan, salah satunya mempelajari hal baru yang bisa berguna untuk dirinya dan sekitar. 

Ditanya alasan mengapa Enta memilih jurusan manajemen, ia menuturkan, "Saya juga ingin belajar hal lain karena belajar hal lain justru memperluas wawasan kita. Walaupun gak menjadi spesialis, tapi menjadi generalis dengan perspektif yang luas."

2. Enta bangun platform Ourdee, buka kesempatan luas untuk perempuan, pemuda dari daerah 3T, hingga penyandang disabilitas

Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih ImpianEnta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)

Berbagi pengalaman, mengedukasi, sekaligus mendorong lebih banyak orang untuk berani bermimpi, dilakukan Enta melalui platform pribadinya. Dalam akun Instagram, Enta banyak membagikan tips dan trik seputar beasiswa serta pengalaman kuliah di luar negeri. 

Melalui konten yang ringan dan menyenangkan, Enta berharap lebih banyak orang yang termotivasi untuk meraih cita-cita. Sebab baginya, tak ada yang mustahil meskipun berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) maupun penyandang disabilitas. 

"Saya sebagai content creator, membuka bisnis baru di bidang edukasi. Jadinya namanya Ourdee. Jadi saya menggabungkan pengalaman yang telah saya miliki beserta ilmu-ilmunya dari S2, terutama di Ourdee. Nah, dari Ourdee kemarin, saya kembangkan lagi bussiness plan, ide-ide bisnis saya sesuai dengan matrikulasi yang sudah saya dapatkan dari University of Glasgow," kata Enta memperkenalkan Ourdee.  

Lebih lanjut, Enta menerangkan terkait Ourdee sebagai platform yang akan membantu melakukan pendampingan bagi calon pendaftar beasiswa. Melalui Ourdee, teman-teman akan dibimbing secara komprehensif untuk mendapatkan beasiswa. 

"Untuk Ourdee kemarin, baru buka bimbingan untuk mendaftar beasiswa yang esai. Jadi kemarin sesuai dengan pembukaan LPDP batch 2, kemarin kita bimbing murid-murid yang ingin mendaftar LPDP dengan cara proofread essay, begitu pula dengan memberikan one on one consultation," jelas dia.  

Enta berharap, kehadirannya bisa membantu orang-orang dari daerah 3T seperti dirinya, perempuan, dan kaum disabilitas yang berkeinginan untuk mendaftar beasiswa. Sosok muda ini menyadari orang-orang perlu mendapatkan lebih banyak dukungan dan dorongan dalam meraih impian.

"Ke depannya, akan ada beasiswa. Jadi, akan ada beasiswa khusus perempuan, kaum disabilitas, dan tentunya dari pemuda 3T karena saya juga merupakan perempuan dan berasal dari daerah 3T. Jadi, saya ingin banget bagaimana caranya saya memberikan wadah yang inklusif untuk teman-teman semua," ujar lulusan Universitas Brawijaya itu.

Baca Juga: Bagikan Kebermanfaatan di TikTok, Ini Cerita Para Kreator Inspiratif!

dm-player

3. Sebagai content creator, Enta ingin menginspirasi dan mendorong lebih banyak perempuan untuk meraih impian

Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih ImpianEnta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)

Mendapatkan beasiswa bergengsi dari negara sekaligus melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu kampus terbaik dunia, mendorong Enta untuk membantu lebih banyak orang. Melalui sosial media pribadinya, ia ingin menjangkau lebih banyak khalayak yang memiliki mimpi seperti dirinya namun memiliki keterbatasan. 

"Jadi, harapannya dari konten-konten saya, bisa menginformasikan orang-orang tentang beasiswa. Jadi, maksudnya beasiswa itu sangat memungkinkan. Ada juga beberapa orang yang menganggap beasiswa ini tuh kadang untuk orang-orang privileged doang, yang udah punya mimpi yang jelas. Padahal gak," jawabnya.

Enta juga melihat kerap kali perempuan dan orang-orang dari daerah 3T memiliki self esteem yang rendah sehingga muncul rasa kurang percaya diri, sebagaimana pengalamannya sendiri. Untuk itu, ia berusaha merangkul orang-orang dari background serupa.

"Perempuan ini, walaupun berasal dari daerah Jawa maupun luar Jawa, kayaknya masih mempunyai permasalahan sosial di mana mimpi mereka dianggap rendah oleh orang lain, kadang dianggap gak penting. Saya ingin membantu perempuan-perempuan lain untuk mengejar mimpi mereka karena saya percaya mereka punya potensi yang sangat besar, cuman kurang didukung aja," Enta menyampaikan harapannya kepada lebih banyak perempuan.

4. Perempuan seharusnya memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan dan tidak mendapatkan pandangan yang negatif terkait itu

Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih ImpianEnta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)

Pendidikan menjadi kebutuhan bagi seluruh individu untuk mendapatkan wawasan serta mengembangkan potensi diri. Sayangnya, masih ada anggapan bahwa perempuan tak perlu mengenyam pendidikan tinggi sebab pada akhirnya akan disibukkan dengan pekerjaan domestik. 

Membantah stigma terkait perempuan dan pendidikan, Enta sampaikan, "Menurut saya pendidikan merupakan hak untuk setiap orang, baik itu perempuan maupun laki-laki. Kalau kita lihat cowok sekolah tinggi-tinggi, pasti orang-orang akan terkagum-kagum. Tapi giliran cewek, kadang ada yang kagum, tapi kebanyakan nge-judge atau mungkin mempertanyakan hal-hal yang lain sebagainya, yang sebenarnya gak terlalu penting untuk dipertanyakan."

Pandangan yang kerap disematkan terhadap perempuan yang tengah mengejar pendidikan sebaiknya diabaikan, menurut Enta. Pasalnya, bila pemikiran yang mengekang perempuan untuk maju terus dipercaya, maka akan menghambat pergerakan perempuan. 

"Jadi menurut saya, daripada merasa terganggu, daripada merasa terhalangi, berdasarkan apa yang disampaikan oleh masyarakat dan struktur sosial kita, menurut saya go for it aja karena gak ada orang yang bisa memberikan tanggung jawab atas apa yang akan kita dapatkan ke depannya. Jadi masa depan kita tuh ada di tangan kita sendiri. Tapi benar, sulit banget untuk melawan hal tersebut," pesan sosok yang pernah mengajar Bahasa Inggris tersebut.

5. Jangan biarkan orang lain menghalangi mimpimu dalam meraih impian, fokuslah pada diri sendiri

Enta Fadila Tapisa, Awardee LPDP yang Dorong Perempuan Raih ImpianEnta Fadila Tapisa, awardee LPDP. (dok.Enta Fadila Tapisa)

Mendapatkan beasiswa menjadi perjalanan yang berat dan berliku. Tak hanya pencapaian karena berhasil berkuliah di luar negeri, mendapatkan beasiswa jadi proses panjang untuk merefleksikan diri sekaligus kemampuan pribadi.

Sebagaimana disampaikan Enta, motivasi internal yang kuat bisa menjadi modal untuk perjalanan mendapatkan beasiswa. Sementara alasan eksternal seperti gengsi atau ikut-ikutan, bisa menjadi motivasi yang lemah. 

"Jadi penting banget kita memiliki motivasi internal dari diri kita sendiri, jadi gak boleh memaksakan mendapatkan motivasi eksternal dari orang lain aja. Jadi yang penting adalah yakin kalau kita bisa. Saya selalu diajarkan, kalau kamu yakin sama mimpi yang kamu miliki, kamu sudah setengah jalan untuk mencapai mimpi tersebut. Karena kalau kita yakin, kita pasti tergerak untuk melakukan usaha-usaha yang mengarah ke mimpi tersebut," dorong Enta.

Bagi orang-orang yang berasal dari daerah, juga tak perlu berkecil hati sebab Enta telah membuktikannya. Ia berhasil mendapatkan beasiswa dengan dalam waktu singkat. Jangan ragu apalagi merasa tidak mampu karena hal-hal yang tak bisa kita kendalikan!

"Saya yakin banget untuk teman-teman yang dari daerah 3T karena saya juga dari daerah 3T. Walaupun kita lahir dan besar di daerah yang kecil, tapi semangat dan cita-cita kita gak boleh kecil. Saya percaya banget sama potensi mereka itu sebenarnya besar banget, cuman karena mungkin di lingkungannya masih belum banyak yang support, jadi kehalang mimpinya. Jadi untuk saya, kalau kamu merasa zona nyamanmu tidak mendukungmu atau mungkin circle-mu kurang mendukung, perluas circle-mu, perluas zona nyamanmu karena di sana kamu akan menemukan orang-orang yang sangat mendukungmu," katanya. Selain motivasi internal, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh dengan tujuan besar yang hendak dicapai. 

Terakhir, Enta sampaikan pesannya untuk sesama perempuan, "Sebagai perempuan, menurut saya, gender atau sex itu tidak menghalangi kamu meraih mimpimu. Justru semakin sekarang tuh, banyak banget program-program yang mendukung perempuan."

Perjuangan Enta dalam meraih impiannya mungkin juga pernah kamu alami. Kamu tak boleh menyerah dan harus tetap berjuang untuk apa pun yang tengah diperjuangkan.

Baca Juga: Cerita Inspiratif Galih, Pengajar Muda dan Inisiator Bekal Pendidik

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya