Dwi Nantari: Menulis Jadi Secercah Harapan di Tengah Keterbatasanku

Saat pandemik COVID-19 melanda Indonesia, banyak kegiatan yang tidak bisa dilakukan di luar rumah. Sehingga banyak orang yang mencari alternatif kegiatan, meski dilakukan di rumah saja. Begitu pula dengan Tari yang mengaku awal bergabung di IDN Times Community kali pertama bulan April tahun 2020.

Berbekal kegemarannya menulis semasa SMA, ia pun mencari platform online untuk wadah menulisnya. Hingga akhirnya lewat artikel berjudul 10 Pasangan Kasih Tak Sampai dalam Drama Korea, Bikin Gregetan!, menjadi artikel pertamanya yang berhasil terbit. Setelah hari itu, writer yang saat ini tengah mempersiapkan wisuda ini pun semakin rajin menulis di kanal Korea.

Artikel pertamaku justru artikel kanal Life, tapi setelah menunggu proses moderasi ternyata artikel tersebut belum lolos terbit. Awalnya aku pesimis mau nulis lagi, ditambah menjalani masa perkuliahan yang padat.

Saat semangat menulisnya sedang maksimal, cobaan kembali datang menghampiri Tari. Suatu ketika tumor yang ia derita semakin parah dan singkat cerita Tari tidak mau harus menjalani operasi amputasi kaki, karena tumor yang diderita tidak bisa diangkat dengan operasi biasa. Kejadian yang terjadi bulan November 2020 ini, membuat keluarga dan teman-teman Tari memberi support penuh untuk dirinya.

Dan menulis menjadi salah satu cara Tari untuk mengalihkan perhatian, agar tidak semakin berkecil hati dengan keterbatasan yang dimiliki. Menulis juga dipilih Tari, karena tidak lagi yakin bisa bekerja sesuai bidang pendidikan yang ditempuh. Kini kondisi Tari telah menggunakan kaki palsu serta bantuan tongkat, namun tak menyurutkan semangat menulisnya, khususnya di kanal Korea.

Menulis membuatku lebih menghargai diri sendiri, karena merasa masih bisa bermanfaat untuk orang lain. Serta bisa mendapatkan penghasilan untuk kebutuhanku. Menulis benar-benar mengalihkanku dari pikiran buruk dan kepercayaan diri yang menurun drastis.

Tari juga yakin selama apa yang dilakukannya tidak merugikan orang lain, meski apa yang dipelajarinya di kuliah berbeda dengan jalan hidup yang dipilihnya saat ini, maka tidak ada yang salah dengan pilihannya.

Tari dikenal sebagai salah satu community writer andalan di kanal Korea, khususnya ia menulis artikel seputar drama Korea dan juga terkadang film Korea. Artikel-artikelnya gak melulu seputar jalan cerita dari drama Korea atau film yang sedang tayang, namun juga apa yang sedang heboh diperbincangkan dari drama atau film.

Biasanya sambil nonton dramanya, pasti ada ide tulisan yang tiba-tiba muncul. Tapi kalau lagi gak ada ide, ada satu metode baru yang aku lakukan agar tetap bisa menulis. Yaitu dengan mencari fakta-fakta di balik layarnya.

Metode ini Tari dapatkan dari informasi hasil wawancara para sutradara, penulis, dan juga pemainnya. Pasti akan ada sisi yang menarik, informatif, atau dapat dijadikan motivasi. Dari bahan materi tersebut, lalu ia jadikan sebagai tulisan, dan metode ini juga berlaku untuk film Korea yang sedang atau akan tayang.

Belum banyak media di Indonesia, yang membahas secara detail drama atau film Korea yang sedang tayang. Itu yang membuat Tari semangat memberi informasi baru untuk pembaca artikelnya. Agar artikel buatannya semakin menarik, Tari membekalinya dengan sumber internasional atau langsung dari media Korea yang terpercaya.

Aku mencoba untuk cari angle yang menurut risetku masih jarang dibawa oleh penulis lain di IDN Times Community. Karena aku yakin setiap penulis memiliki cara pandang yang berbeda meskipun obyek yang dibicarakan atau dilihat sama.

Dan terbukti hal ini bisa membuat artikel-artikel Tari menarik dan menghasilkan banyak pembaca. Seperti artikelnya yang berjudul Banting Setir, 5 Artis Korea ini Dulu Punya Pekerjaan, yang Menjanjikan berhasil mendapat views 21,9 ribu loh!

Dunia entertainment Korea Selatan memang memiliki banyak hal menarik, salah satunya drama Korea dan perfilmannya. Gak heran selain Tari, kini kian banyak bermunculan community writer lain yang fokus di kanal Korea. Dan Tari ingin memotivasi banyak community writer baru, agar terus semangat menulis, dengan kondisi atau keadaan apapun.

Aku hanya ingin berbagi bahwa kita bisa membuat kesempatan dari keterbatasan yang dimiliki. Gunakanlah segala hal yang kamu punya, ketahui dan lihat apa yang kamu miliki. Sebab jika kamu bisa memaknainya, hal kecil yang ada sekalipun bisa jadi sumber kekuatan baru agar kamu bisa melewati berbagai pasang surut dalam kehidupanmu.

Wah, menginspirasi sekali ya kisah hidup Dwi Nantari! Semoga semangatnya bisa memotivasi banyak community writer baru di kanal apapun, untuk lebih semangat menulis. Tidak melihat batasan atau kekurangan dalam diri, apabila ada kemauan maka kemampuan menulismu akan terasah dengan sendirinya, semangat!