Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika Menerima Amplop Lebaran, Jangan Fokus pada Nominal

ilustrasi memberikan uang (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Amplop Lebaran adalah simbol berbagi kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri.
  • Etika menerima amplop Lebaran termasuk tidak meminta, bersikap sopan, dan tidak membanding-bandingkan jumlah amplop.
  • Fokus pada kebersamaan dan hubungan yang baik, bukan hanya pada materi atau amplop Lebaran.

Setelah menjalani Ramadan selama satu bulan penuh, saatnya umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Salah satu tradisi yang lazim di masyarakat Indonesia saat Lebaran adalah saling memberi dan menerima amplop.

Amplop Lebaran, yang biasanya berisi uang, dianggap sebagai simbol berbagi kebahagiaan di hari yang istimewa. Amplop Lebaran biasa diberikan pada balita, anak sekolah, mahasiswa, bahkan hingga orang dewasa yang belum menikah.

Kalau kamu atau anakmu sering menerima amplop Lebaran, ada etika yang harus kamu ketahui agar tradisi ini tetap berjalan dengan baik, sopan, dan penuh makna. Yuk, kita eksplorasi etika menerima amplop Lebaran berikut ini!

1. Jangan meminta

ilustrasi amplop Lebaran (freepik.com/freepik)

Salah satu etika yang wajib dipahami adalah gak meminta amplop Lebaran, terutama dari keluarga yang gak terlalu dekat atau mungkin sedang dalam kondisi ekonomi yang sulit. Lebaran adalah momen saling berbagi, tetapi ini bukanlah kewajiban.

Jangan sampai tradisi berbagi amplop Lebaran membuat orang lain merasa terbebani. Menghormati keputusan orang untuk gak memberi amplop merupakan bagian dari etika dalam bersilaturahmi di hari raya.

2. Ucapkan terima kasih

ilustrasi memberikan uang (freepik.com/freepik)

Saat diberi amplop Lebaran, kamu wajib menunjukkan sikap hormat dan berterima kasih. Senyum, sikap ramah, dan ucapan terima kasih mencerminkan penghargaan yang mendalam terhadap pemberi. Mengambil amplop dengan cara yang sopan tanpa menunjukkan antusiasme berlebihan juga merupakan bagian dari etika yang baik.

3. Jangan membuka amplop di depan pemberi

ilustrasi memberikan uang (unsplash.com/Igal Ness)

Setelah menerima amplop, jangan langsung membukanya di depan pemberi. Sikap ini dianggap kurang pantas, karena bisa membuat situasi canggung atau gak nyaman bagi pemberi, terutama jika nominalnya mungkin gak banyak.

Sebaiknya, segera simpan amplop Lebaran untuk dibuka di rumah nanti. Ini bukan hanya menunjukkan sopan santun, tetapi juga menghargai pemberi tanpa mempermasalahkan berapa pun isinya.

4. Jangan membanding-bandingkan

ilustrasi merayakan Lebaran bersama keluarga (freepik.com/freepik)

Selama Lebaran, kemungkinan kamu menerima amplop dari beberapa orang sekaligus. Salah satu etika yang penting untuk diingat adalah gak membanding-bandingkan jumlah amplop yang diterima dari satu orang dengan orang lain.

Membicarakan jumlah amplop yang diterima secara terbuka dapat menimbulkan perasaan gak enak di antara para pemberi, bahkan menyebabkan ketegangan sosial. Fokuslah pada makna dari pemberian tersebut, bukan pada nominal di dalam amplop.

5. Menghargai orang yang gak memberikan amplop

ilustrasi merayakan Lebaran bersama keluarga (freepik.com/rawpixel.com)

Gak semua orang mampu atau mau memberikan amplop Lebaran, dan kamu wajib menghormati keputusan ini. Jika ada kerabat yang gak memberikan amplop, tetaplah bersikap wajar, jangan sampai sikapmu membuat mereka merasa gak enak hati.

Lebaran adalah momen untuk berkumpul, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan—bukan hanya soal menerima atau memberi amplop. Jadi, fokuslah pada kebersamaan dan hubungan yang baik, bukan pada material.

Amplop Lebaran adalah bagian dari tradisi yang membuat momen Lebaran makin seru. Namun, menjaga etika dalam menerima amplop sangat penting untuk memastikan bahwa hubungan sosial tetap harmonis dan tradisi ini berjalan dengan penuh kehangatan.

Dengan bersikap sopan, menghargai pemberi, dan gak menjadikan amplop Lebaran sebagai fokus utama dari Lebaran, kita bisa menghormati esensi dari Idul Fitri sebagai momen kebersamaan dan saling berbagi. Coba terapkan, yuk!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us