Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tarawih dan Perbedaan Jumlah Rakaat, Salat Khusus Ramadan

shalat tarawih (unsplash.com/masjidpogungraya)
shalat tarawih (unsplash.com/masjidpogungraya)
Intinya sih...
  • Salat tarawih merupakan salat sunah pada bulan Ramadan, dilakukan setiap malam usai salat Isya.
  • Pada awalnya, Nabi Muhammad melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat di Masjid, kemudian dilanjutkan di rumah.
  • Jumlah total rakaat salat tarawih yang dilakukan Nabi menjadi perdebatan, ada yang mengikuti 20 rakaat dan ada yang menambah hingga 36 rakaat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Salat tarawih merupakan salat sunah yang secara khusus ada pada bulan Ramadan. Salat sunah merupakan salat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak, maka tidak mendapat dosa. Salat tarawih dilaksanakan setiap malam pada bulan Ramadan, biasanya dilakukan usai salat Isya.

Setelah salat tarawih usai, dilanjut dengan salat witir. Pada pelaksanaannya, terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat pada salat tarawih. Simak penjelasan di bawah untuk mengetahui asal muasal jumlah rakaatnya.

1. Arti dan sejarah tarawih

masjid (unsplash.com/Rizki Yulian)
masjid (unsplash.com/Rizki Yulian)

Tarawih merupakan bentuk jamak dari tarwiih yang artinya istirahat. Terdapat kisah dibalik penamaan salat tarawih, dimana zaman dahulu setiap selesai 4 rakaat dengan 2 salam pada salat ini, kemudian dilanjut istirahat dengan melakukan tawaf. 

Pada zaman Nabi, mulanya salat ini belum dinamakan sebagai salat tarawih, melainkan salat qiyamu ramadhan. Nabi Muhammad juga dulunya tidak melaksanakan salat tarawih setiap hari di bulan Ramadhan, melainkan hanya tiga malam selama bulan Ramadhan. Hal tersebut dikarenakan Nabi khawatir jika Allah mewajibkan salat tarawih, karena jumlah rakaatnya yang cukup banyak.

Salat tarawih juga pada mulanya tidak dilaksanakan secara berjamaah melainkan sendiri-sendiri. Hingga pada masa khalifah Umar bin Khatab, terdapat kebijakan salat tarawih berjamaah di Masjid.

2. Pendapat jumlah rakaat pada salat tarawih sebanyak 8 rakaat

orang sedang shalat (unsplash.com/sangga_selia)
orang sedang shalat (unsplash.com/sangga_selia)

Pada jaman dahulu, Nabi melaksanakan salat tarawih di Masjid sebanyak 8 rakaat. Setelah itu, Nabi pulang ke rumah. Para sahabat mengikuti Nabi saat pulang dan kemudian para sahabat mengintip rumah Nabi dan mendapati Nabi sedang salat lagi melanjutkan tarawihnya. Hal tersebut, Nabi lakukan karena khawatir sahabat akan merasa kelelahan, maka dari itu Nabi cukup melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat di Masjid.

Umat Islam saat ini ada yang menunaikan salat tarawih sebanyak 8 rakaat dan ditambah 3 rakaat witir. Karena, Nabi Muhammad hanya melaksanakan 8 rakaat salat tarawih di Masjid.

3. Jumlah rakaat salat tarawih sebanyak 20 rakaat

masjid (pexels.com/Ahmet Arslan)
masjid (pexels.com/Ahmet Arslan)

Masih dari kisah yang sama, dimana Nabi melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 rakaat di Masjid dan melanjutkan salat tarawihnya di rumah. Berbeda dengan pendapat di atas, pendapat ini mengikuti jumlah rakaat Nabi hingga selesai salat tarawih di rumah. 

Para sahabat yang mengikuti Nabi sepulang Nabi salat tarawih di masjid, menghitung jumlah total rakaat salat tarawih yang dilakukan Nabi, baik di Masjid dan juga di rumah. Jumlah total rakaatnya menjadi 20 rakaat, 8 rakaat yang Nabi tunaikan di Masjid dan 12 rakaat yang ditunaikan di rumah. Kemudian, dilanjut salat witir sebanyak 3 rakaat dengan 2 salaman. 

Ketika masa khalifah Umar bin Khatab, ditetapkan salat tarawih sebanyak 20 rakaat berjamaah 1 bulan penuh di Masjid. Sebelum adanya ketetapan jamaah tarawih di Masjid, pelaksanaan tarawih di rumah masing-masing atau membentuk jamaah pada kelompok-kelompok kecil sehingga terdengar bertabrakan antara satu dengan lainnya, seperti halnya sedang tadarus Al-Qur'an pada bagian-bagiannya sendiri.

4. Pelaksanaan salat tarawih sebanyak 36 rakaat

masjid (unsplash.com/Abdullah Öğük)
masjid (unsplash.com/Abdullah Öğük)

Jauh setelah masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz menambahkan jumlah rakaat dalah salat tarawih. Tidak hanyak 20 rakaat, melainkan menjadi 36 rakaat. Perlu diketahui, Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang khalifah di Madinah.

Tujuan ditambahkannya rakaat dalam salat tarawih sebanyak 16 rakaat adalah untuk mengimbangi pahala seperti orang-orang Mekah. Dimana pada saat itu orang-orang Mekah setiap selesai 4 rakaat salat tarawih melakukan tawaf. Karena orang-orang di Madinah tidak mendapat pahala tawaf saat sedang salat tarawih, maka digantilah tawaf tersebut dengan 4 rakaat salat. Sehingga, total salat tarawih yang dilaksanakan sebanyak 36 rakaat, 20 rakaat merupakan jumlah rakaat salat tarawih yang telah disepakati para Imam terdahulu dan tambahan rakaatnya ada 16 rakaat.

5. Perbedaan pendapat dalam melakukan ibadah, termasuk tarawih

shalat tarawih (unsplash.com/masjidpogungraya)
shalat tarawih (unsplash.com/masjidpogungraya)

Dalam menentukan suatu ketetapan, pastilah ada perbedaan antar satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, harus tetap menghormati dan saling menghargai perbedaan pendapat yang ada. Seperti diibaratkan untuk mencapai angka 10, tidak selalu harus 1+9, banyak cara untuk mencapainya. Sama halnya dalam melakukan ibadah, akan ada perselisihan antara satu dan lainnya. Yang terpenting, jangan saling menyalahkan karena perbedaan tersebut.

Setiap jumlah rakaat pada salat tarawih yang dilaksanakan saat ini ternyata semua ada kisahnya, ya. Untuk itu, jangan saling menyalahkan dan bertengkar jika memang berbeda dengan apa yang dikerjakan, karena semua ada dasarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us