6 Tantangan Menerapkan Gaya Hidup Berkelanjutan Selama Bulan Ramadan

Pernahkah kamu mendengar tentang gaya hidup berkelanjutan? Ini adalah cara hidup yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Sudah tentu tujuannya demi menjaga keseimbangan alam dan kualitas hidup generasi sekarang dan masa depan.
Namun yang perlu dipertanyakan, selama bulan Ramadan sudahkah kamu mampu menerapkan gaya hidup berkelanjutan? Atau justru merupakan konsep tersebut untuk sementara waktu?
Pada kenyataannya menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan Ramadan juga memiliki tantangan. Dari beberapa hal di bawah ini, mana yang menurutmu paling berat?
1. Konsumsi berlebihan saat buka dan sahur

Gaya hidup berkelanjutan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar. Tentu ini menjadi gaya hidup yang patut diterapkan oleh generasi muda. Namun, selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, apakah kamu masih konsisten menerapkan gaya hidup tersebut?
Di sinilah tantangan menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama Ramadan. Secara tidak sadar kita dihadapkan konsumsi berlebihan saat buka dan sahur. Banyak orang cenderung menyiapkan makanan dalam jumlah besar saat berbuka puasa, yang bisa menyebabkan pemborosan makanan dan sumber daya.
2. Peningkatan sampah makanan selama bulan Ramadan

Membahas tentang gaya hidup berkelanjutan memang menarik. Kita akan memperoleh kehidupan yang sederhana namun tetap bermakna. Namun, di satu sisi, kehadiran bulan Ramadan memiliki pengaruh tersendiri. Adakalanya menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan ramadan justru penuh tantangan.
Salah satu yang bisa diamati adalah peningkatan sampah makanan selama bulan Ramadan. Makanan yang tidak habis saat berbuka sering kali dibuang begitu saja. Di banyak tempat umum atau masjid, buka puasa bersama menghasilkan banyak limbah makanan.
3. Budaya dan kebiasaan konsumtif yang mengakar kuat

Bulan Ramadan seharusnya kita memperoleh momentum bermakna. Segala sesuatunya tidak harus boros dan konsumtif. Namun menerapkan gaya hidup berkelanjutan sama bulan Ramadan juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ini tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi.
Salah satunya budaya dan kebiasaan konsumtif yang mengakar kuat. Dalam beberapa budaya, Ramadan justru menjadi momen untuk berbelanja lebih banyak. Seperti membeli pakaian baru atau segala pernak-pernik. Budaya konsumtif ini akan memicu pemborosan.
4. Penggunaan energi listrik yang tidak terkontrol

Bulan Ramadan dengan kegiatan yang ada di dalamnya memang menghadirkan kesan tersendiri. Bahkan, selamat bulan Ramadan kita akan beraktivitas sampai larut malam. Tapi jika dikaitkan dengan gaya hidup berkelanjutan, ternyata juga ada pertentangan di dalamnya.
Salah satunya penggunaan energi listrik yang tidak terkontrol. Peningkatan aktivitas di malam hari seperti salat tarawih, memasak larut malam, atau penggunaan pendingin udara bisa menyebabkan lonjakan penggunaan listrik. Kondisi demikian bertentangan dengan gaya hidup berkelanjutan yang cenderung memiliki prinsip menghemat energi seperlunya.
5. Kurangnya kesadaran dan edukasi

Bulan Ramadan seharusnya diiringi dengan penerapan gaya hidup yang tepat. Salah satunya menjaga gaya hidup berkelanjutan agar tetap konsisten. Tapi apakah pada prosesnya berjalan mudah, atau justru menghadapi banyak tantangan?
Di sinilah tantangan yang dihadapi saat menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan Ramadan. Upaya ini gagal dilakukan karena kurangnya kesadaran dan edukasi. Banyak orang belum menyadari bahwa Ramadan bisa menjadi momentum untuk memperkuat prinsip hidup berkelanjutan, bukan hanya pemborosan.
6. Terpengaruh oleh orang-orang di lingkungan sekitar

Apakah selama ini kamu sudah menerapkan prinsip gaya hidup berkelanjutan? Mungkin terdengar sederhana, tapi selama bulan Ramadan menerapkan gaya hidup demikian ternyata tidak mudah. Ada saja tantangan yang membuat kita harus menyerah dengan gaya hidup tersebut.
Salah satunya terpengaruh oleh orang-orang di lingkungan sekitar. Kita dihadapkan dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan buruk terkait gaya hidup yang dipilih. Saat bulan Ramadan mereka hanya memikirkan sisi praktis dan mudah saja. Namun tidak memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.
Gaya hidup berkelanjutan membantu kita memperoleh kehidupan yang sederhana namun bermakna. Namun selama bulan Ramadan, penerapan gaya hidup berkelanjutan juga menjadi tantangan.
Baik disebabkan oleh gaya hidup boros, pengaruh lingkungan sekitar, sampai dengan penggunaan energi yang tidak terkontrol. Kira-kira, tantangan mana yang paling berat kamu hadapi?