Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Hal yang Dirasakan Seseorang setelah Flexing, Apakah Puas?

ilustrasi flexing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Siapa yang tidak kenal dengan istilah flexing? Ini merupakan sebutan sikap memamerkan segala sesuatu yang dimiliki secara berlebihan. Baik memamerkan kekayaan, status sosial, atau pencapaian yang sudah berhasil diraih. Bahkan sikap flexing ini dapat dijumpai dengan mudah di media sosial. Tidak jarang menjelma menjadi kebiasaan dan gaya hidup yang diagungkan oleh generasi muda.

Tapi yang paling penting dari fenomena tersebut, kita harus memahami motivasi seseorang melakukan flexing. Tentunya tidak didasari oleh validasi sosial dalam waktu sesaat. Tetapi turut diimbangi oleh perasaan puas dan percaya diri. Lantas, apa sajakah hal yang dirasakan seseorang setelah flexing? Mari temukan jawabannya di bawah ini.

1. Perasaan bangga dan puas

ilustrasi gaya hidup hedon (pexels.com/Gustavo Fring)

Flexing menjadi fenomena yang bisa dijumpai dengan mudah di media sosial. Kegiatan pamer ini seolah menjadi tren yang dianggap keren. Tidak sekadar memamerkan harta dan kekayaan. Adakalanya seseorang flexing karena status sosial yang dianggap bergengsi. Tapi yang menarik untuk diketahui, bagaimana perasaan seseorang setelah melakukan flexing?

Tentu ada perubahan emosi yang dirasakan dari tindakan tersebut. Terkadang perasaan bangga dan puas turut mengendalikan. Seseorang merasa bahagia karena bisa menunjukkan apa yang dianggap berharga kepada orang lain. Perasaan bangga dan puas ini semakin bertambah ketika memperoleh validasi yang diharapkan.

2. Lebih percaya diri dalam bersikap

ilustrasi flexing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa yang kamu ketahui tentang tindakan flexing? Mungkin yang terbayang di pikiran adalah pamer segala sesuatu yang dimiliki. Terkadang flexing  tidak hanya menyangkut kepemilikan diri sendiri. Ada pula yang menggunakan nama besar dan popularitas orang lain sebagai ajang unjuk kebanggaan.

Ketika seseorang melakukan flexing, setelahnya ia merasa lebih percaya diri dalam bersikap. Ia sadar bahwa dirinya bergengsi dan berharga di lingkungan masyarakat. Sikap percaya diri ini akan mempengaruhi setiap tindakan, pola pikir, maupun caranya dalam bersikap. Jika tidak mampu mengontrol sikap percaya diri, tidak menutup kemungkinan justru terjebak dalam sikap angkuh.

3. Dibayangi rasa takut kehilangan status yang dibanggakan

ilustrasi flexing (pexels.com/Thirdman)

Flexing. Mungkin kamu sudah pernah melihat seseorang yang memamerkan segala sesuatu secara berlebihan. Bahkan tindakannya cenderung pada sensasi yang dapat menuai pro kontra. Ketika seseorang melakukan flexing, sudah tentu ada beberapa hal yang dirasakan. Tidak hanya menyangkut perasaan positif. Adakalanya ini berupa kecemasan dan kekacauan.

Salah satu hal yang mungkin dirasakan seseorang setelah flexing adalah takut kehilangan status yang dibanggakan. Terlebih lagi tindakan flexing ini didasari oleh sikap manipulatif. Seseorang merasa takut jika kehidupan pura-pura yang ditunjukkan pada akhirnya akan terbongkar.

4. Perasaan kosong dan tidak bermakna

ilustrasi flexing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah selama ini kamu menganggap tindakan flexing adalah suatu hal yang membanggakan? Bahkan semakin percaya diri ketika memperoleh validasi dan respon positif dari orang lain. Tapi siapa yang menjamin jika perasaan bahagia ini akan bertahan lama? Pada faktanya tindakan flexing  juga memiliki risiko tersendiri yang patut diwaspadai oleh setiap individu.

Setelah seseorang melakukan tindakan flexing, tidak menutup kemungkinan terjebak perasaan kosong dan hampa. Ia sadar pencapaian dan rasa bangga yang selama ini ditunjukkan tidak benar-benar berarti. Terlebih lagi jika flexing hanya ditujukan untuk validasi eksternal. Respon positif tidak akan mampu membangun kebahagiaan dalam jangka panjang.

Bagi generasi muda, flexing tentu istilah yang sudah tidak asing lagi. Bahkan banyak orang tidak sadar terjebak dalam tindakan tersebut. Ternyata memamerkan segala sesuatu secara berlebihan juga memiliki risiko tersendiri. Di satu sisi, ada hal yang dirasakan seseorang setelah flexing yaitu merasa bangga dan percaya diri. Sedangkan di sisi yang lain, terdapat perasaan takut serta hampa yang menguasai diri. Mengetahui kenyataan tersebut, apakah kamu masih berniat melakukan flexing?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us