Ketika tak lagi bahagia dan tidak pula menderita, sadari hal-hal kecil yang mungkin selama ini tak disadari. Kurangi menghakimi diri dan cobalah hargai dirimu sendiri. Lihat proses perjuangamu mencapai apa yang kamu raih saat ini. Barangkali rasa puas dalam diri yang membuat gairah hidupmu memudar hari demi hari.
7 Hal yang Bisa Dilakukan Secara Mandiri Saat Hidup Terasa Hampa
Pernah gak sih kamu ngerasa hidup tuh kayak datar, gak merasakan apa-apa alias hampa. Dibilang bahagia gak, sedih juga gak. Bukan masalah besar sih, tapi bikin hidup biasa aja, semangat menurun serta hidup seperti kehilangan warnanya.
Kalau kamu merasakannya, tenang kamu gak sendiri kok. Banyak orang yang mengalami fase hampa ini tapi gak tahu kenapa. Kadang, bukan karena hidupmu salah arah, mungkin karena kamu belum beri ruang untuk dirimu sendiri bernapas serta berhenti sejenak, bukan malah produktif terus menerus.
Berikut tujuh hal sederhana yang bisa kamu lakukan secara mandiri agar hidupmu gak hampa lagi.
1. Mengambil jeda dari rutinitas
Hidup gak harus produktif terus. Ada hari-hari dimana kamu perlu menepi, melihat sekeliling, dan mengenal diri. Sebab tubuhmu bukan robot, kamu juga perlu istirahat dari semua hal yang bikin letih serta bising. Kalau kamu paksa selalu produktif, lama-lama bikin jadi burnout dan mentalmu gak sehat.
Jika kamu sedang merasakan fase hampa, itu berarti alarm buatmu kalau kamu perlu berhenti sejenak dan memberi waktu untuk diri sendiri. Siapa tahu dengan mengambil jeda dari rutinitas atau pekerjaanmu, kamu bisa menemukan semangat untuk menjalani hidup dan bermimpi lagi. Aktivitas kecil saat berhenti sejenak yang bisa dilakukan yakni baca buku, journaling, rebahan, dan jalan sore.
2. Beberes rumah atau barang-barang yang berantakan
Percaya atau gak, ruang yang rapi bisa bikin pikiran lebih ringan, sebaliknya ruang yang berantakan menggambarkan kondisi mental seseorang. Jadi, ketika lagi ngerasa hampa, ada baiknya menata barang-barang yang berantakan, sebab ketika menata barang sebenarnya kamu juga sedang menata pikiran dan batin lho.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Sherri Gordon yang berjudul The Connection Between Cleanliness and Mental Health di verywellmind.com menyatakan membersihkan dan merapikan dapat meningkatkan suasana hati, membantu kamu lebih banyak bergerak dan meningkatkan fokus. Membersihkan rumah juga membantumu untuk melibatkan pikiran dalam aktivitas berulang, dimana ini bisa memberikan efek yang menenangkan.
Aktivitas beberes dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti membersihkan kamar, menata rak buku, melipat baju, atau buang barang yang sebenarnya sudah tidak dibutuhkan lagi. Nah, kegiatan sederhana ini bisa jadi langkah kecil buat pikiranmu yang kusut. Kadang, semangat baru memang muncul dari ruangan yang terasa lebih lega.
3. Ikut kelas pengembangan diri
Rasa kosong bisa muncul karena lama gak belajar hal baru. Mungkin gelasmu kosong bukan karena gak ada isi, tapi karena haus akan makna serta pengetahuan baru. Penting banget untuk di fase gak sedih dan tidak pula bahagia alias hampa untuk belajar sesuatu, karena mungkin rasa stuck yang sedang dialami itu sebab rasa keingintahuan yang rendah juga tak belajar apapun yang membuatmu cenderung bosan dan berujung kosong alias gak ngerasa hidup.
Coba deh, ikut kelas pengembangan diri, webinar atau workshop kecil tentang hal yang kamu suka. Bisa ikut kelas tentang bagaimana caranya menghargai diri sendiri, journaling, komunikasi, atau bahkan menulis kreatif. Siapa tahu, dari situ kamu nemuin percikan semangatmu yang telah hilang.
4. Buat daftar progress perjalananmu dan rencana harian atau mingguan
Kadang rasa stuck karena lupa ngelihat sejauh apa sudah berjalan. Coba tulis daftar hal-hal yang sudah kamu capai, sekecil apapun itu. Dengan menuliskan progress pencapaianmu, kalau kamu sedang tak semangat lagi hal tersebut dapat membuatmu bangkit.
Selain itu, tulis juga rencana harian yang ringan semisal baca buku satu halaman setiap hari, minum air putih dan bangun jam lima pagi. Hal kecil ini mungkin terlihat sepele, tapi bisa bantu kamu ngerasa bergerak lagi.
5. Bertemu dan ngobrol dengan teman
Mungkin rasa kosong yang kamu rasain bukan karena kehilangan arah, tapi kehilangan koneksi dan jarang berinteraksi. Terlalu lama sendirian bisa bikin perasaan jadi tumpul.
Coba ajak teman ngobrol, ketemu langsung, atau sekadar video call. Kadang, cerita ringan dan tawa kecil bisa jadi pengingat bahwa kamu nggak sendirian di dunia ini. Waktu bersama orang-orang terkasih dapat menghangatkan jiwa dan menemukan inspirasi juga mengikis rasa bosan loh.
6. Nonton film atau video yang memotivasi
Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dari film atau video. Gak harus yang serius kadang film dengan cerita sederhana justru bisa meninggalkan makna. Kalau kamu sedang di fase stuck, perlu banget untuk nonton film atau video yang memotivasi, apalagi kalau dalam film atau video tersebut, keadaannya sesuai dengan yang sedang kamu alami, kemungkinan akan dapat memunculkan dorongan yang bikin kamu bisa melalui fase stuck itu.
7. Membuat jurnal syukur
Mencatat hal-hal yang disyukuri dapat membantumu merasa cukup dengan apa yang selama ini kamu jalani dan tentunya mengingatkan serta menyadarkanmu bahwa banyak hal yang perlu disyukuri dalam hidup. Kadang fase stuck terjadi karena seringkali tak mensyukuri hal-hal kecil dan pencapaian apa yang sudah diraih, sebab mungkin kamu terlalu ingin mencapai sesuatu yang besar, sehingga kurang menikmati hal yang sedang dijalani.
Coba tulis 3 hal yang disyukuri dalam hidup tiap hari, bisa ditulis di pagi atau malam hari. Hal-hal kecil tersebut bisa sesederhana melihat langit cerah di pagi hari, makan-makanan favorit, dan kegiatan yang sedang dilakukan berjalan lancar.
Rasa hampa bukanlah hal buruk, tapi sinyal untuk memberikan ruang mengenal diri. Gak papa kalau kamu sedang merasa gak bahagia dan tidak pula sedih atau hampa, yang penting kamu masih mau melangkah. Gak perlu cepat-cepat kok, pelan-pelan saja.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
