Hikmah Puasa Tasua dan Asyura, Lengkap dengan Niat dan Keutamaanya

Dikutip buku Fikih Puasa milik Ali Musthafa Siregar, anjuran melaksanakan puasa tasua pada awalnya sebagai pembeda dengan puasa umat Yahudi. Sebab, tanggal 10 Muharram merupakan salah satu ibadah yang dilakukan oleh mereka.

Karena itu, diperintahkan kepada umat Islam untuk berpuasa sebelum atau sesudah 10 Muharram. Hal itulah yang membuat puasa tasua menjadi salah satu anjuran bagi umat Islam bila ingin menjalankan puasa asyura.

Sedangkan, puasa Asyura adalah salah satu amalan yang dianjurkan pada bulan Muharram. Rasulullah SAW mendorong umat Islam untuk banyak berpuasa di bulan ini dan salah satu puasa yang ditekankan adalah puasa Asyura.

Nabi SAW ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang". Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura. Beliau menjawab, "Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu".

Puasa tasua dan asyura memiliki beberapa keutamaan. Berikut di antaranya:

1. Sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadan: Puasa tasua dan asyura yang dikerjakan pada bulan Muharram menjadi sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadan.
   
   "Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam." (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
   
   
2. Menjadi pelebur dosa: Keutamaan puasa Asyura khususnya disebut bisa meleburkan dosa setahun yang lalu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,

"Puasa pada hari Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR Muslim)

Selain keutamaan, puasa tasua dan asyura juga memiliki beberapa hikmah. Di antaranya:

1. Mengikuti anjuran Rasulullah SAW: Hikmah puasa tasua dan asyura yang pertama adalah untuk mengikuti anjuran Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis dikatakan, "Jika demikian, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insyaallah." (HR Muslim)
   
   Dengan mengikuti anjuran Rasulullah SAW, berarti taat kepada perintah Nabi Muhammad SAW, juga taat kepada Allah SWT. Seperti dikatakan dalam surah An-Nisa' ayat 80 yang artinya berbunyi:
   "Siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sungguh telah menaati Allah. Siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai pemelihara mereka."

2. Membedakan diri dari orang Yahudi: Imam an-Nawawi dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin yang diterjemahkan Misbah menjelaskan, hikmah anjuran berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (tasua dan asyura) adalah untuk membedakan diri dari orang-orang Yahudi yang mengkhususkan puasa pada 10 Muharram.

Niat puasa tasua diucapkan (dilaksanakan) di dalam hati. Nah, berikut ini bacaan niat puasa tasua:

Nawaitu shauma tasu'a sunnatan lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku berniat puasa tasua, sunah karena Allah Ta'ala."

Kalau niat puasa asyura, seperti berikut:

Nawaitu shauma 'asyura sunnatan lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku berniat puasa asyura, sunah karena Allah Ta'ala."

Sekarang kamu sudah tahu pengertian hingga keutamaan puasa Tasua dan Asyura ini. Untuk itu, mari berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan pahala-Nya!