Hobi Nonton Drakor Sejak SMP, Bikin Aisyah Aktif Menulis Artikel Korea

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang, salah satunya dengan menonton film, serial, atau drama. Apalagi saat ini menonton gak melulu harus di bioskop, tetapi bisa sambil bersantai di rumah saja. Seperti yang dilakukan Aisyah Attamami, Community Writer IDN Times ini, mengaku gemar menonton drama Korea untuk mengisi waktu luang, bahkan sejak duduk di bangku SMP.
Namun yang membuat Aisyah berbeda dari penonton drakor pada umumnya, ia justru tertarik menganalisa plot cerita dari setiap drama Korea yang ditontonnya. Lalu cara Community Writer IDN Times asal Sidoarjo ini, menuangkan analisanya adalah dengan menuliskannya di sebuah artikel. Gak heran jika Aisyah kini menjadi Community Writer of The Month Maret 2025.
Penasaran bagaimana Aisyah Attamami mengolah apa yang ia dapat setelah menonton drama Korea, menjadi sebuah artikel menarik? Yuk, simak cerita serunya di bawah ini!
1. Mengenal IDN Times lewat media sosial

Sebagai seorang freelancer, Aisyah memiliki banyak waktu luang berselancar di dunia maya. Dari situ pula, Community Writer berusia 26 tahun ini mengenal platform menulis di IDN Times lewat X. Awalnya Aisyah tertarik menulis di IDN Times Community, untuk mengembangkan portofolio tulisan. Lalu, lama kelamaan menjadi terbiasa menulis di IDN Times Community sejak tahun 2023.
"Ada tweet tentang rekomendasi platform yang bisa menerbitkan tulisan, dengan kurasi editor. Karena tujuanku juga untuk mengembangkan portofolio, jadi wajib mengutamakan kurasi dari orang lain sebelum layak terbit," ungkap Aisyah saat diwawancara melalui surel.
Aisyah juga mengaku memang sengaja mencari platform yang cukup familiar bagi masyarakat awam. Dan menurutnya, IDN Times merupakan platform yang pas karena banyak mengangkat topik umum dan mudah dipahami, serta dicari banyak orang. Kegiatan menulisnya di IDN Times Community pun tekuninya hingga saat ini, bahkan Aisyah mempunyai jadwal khusus menulis artikel, yaitu setiap pagi hari.
2. Mengenal dunia KPop sejak SD

Community writer IDN Times, alumnus sastra Inggris, Universitas Airlangga ini, mengaku awalnya banyak menulis di kanal Life. Namun sayangnya keberuntungan belum memihak, karena banyak artikel yang dibuatnya belum berhasil terbit. Bukan menyerah, Aisyah justru mencoba peruntungan menulis di kanal lain, yaitu Korea. Apalagi ia gemar menonton drama Korea sejak remaja.
"Tulisan pertamaku yang berhasil terbit berjudul 'Dampak yang Dihadapi Kim So Hyun karena Kemampuannya di My Lovely Liar'. Sejak saat itu langsung rutin membuat angle yang familiar dari drama Korea dan KPop," terang Aisyah.
Gemar nonton drama Korea sejak SMP, membuat Aisyah lebih familiar dengan topik mengenai dunia entertainment Korea Selatan. Apalagi Aisyah juga sudah mengikuti dunia KPop sejak SD, karena kakaknya seorang Elf, sebutan untuk fans boy group Super Junior. Mengenal dunia entertainment Korea sejak kecil, gak heran membuat beberapa artikelnya ramai pembaca.
Artikelnya yang ramai pembaca adalah Kenapa aespa Bisa Cepat Populer? Ini 3 Alasannya! dan 3 Fakta Sejarah Pembajakan Pesawat di Hijack 1971, Bom Meledak. Kedua artikel tersebut berhasil dibuat oleh Aisyah, melihat tren yang tengah ramai di media sosial dan di kalangan pencinta dunia hiburan Korea.
3. Tips membuat artikel Korea yang menarik dengan analisa

Namun, apa yang membedakan tulisan Aisyah dari tulisan community writer kanal Korea lainnya? Aisyah mengaku senang menganalisa hal atau isu apa yang diangkat dari sebuah drama atau film Korea. Berangkat dari konflik yang disuguhkan untuk penonton, ia pun mengemasnya jadi angle yang tidak dibahas penulis lainnya.
"Saat kuliah, saya banyak menganalisis isu sosial yang ditampilkan di berbagai karya, seperti novel, film, maupun iklan. Hal inilah yang membuat saya lebih sensitif terhadap berbagai topik yang ditampilkan di drama Korea," ujar Aisyah, saat ditanya tentang analisa di artikelnya.
Contoh artikel Aisyah dengan analisa mendalam, tidak hanya sekadar melihat drama Korea atau berita KPop yang tengah ramai saja adalah 3 Fakta Sejarah Queen Woo, Kisah Nyata Ratu Dua Masa! dan 3 Prediksi Masalah yang Dihadapi NewJeans setelah Keluar dari ADOR. Aisyah mengaku sampai harus mencari tambahan informasi dari beberapa sumber atau media Korea, agar tidak salah memberi informasi.
"Apalagi Korea Selatan banyak menggunakan Naver daripada Google, untuk server internet mereka. Makanya, informasi yang saya dapatkan biasanya butuh beberapa kali dipastikan faktanya. Ada juga beberapa topik yang cukup sulit diakses umum dan butuh kejelian untuk mencari informasi," imbuh Aisyah.
4. Drama Korea sageuk jadi yang paling menantang dibuat tulisan

Ternyata gak semua drama Korea menarik perhatian Aisyah untuk dibuat ulasannya, menjadi sebuah artikel menarik, lho. Ia mengaku bahwa drama Korea saeguk atau drakor yang mengangkat cerita tentang sejarah, menjadi yang paling menarik dan menantang untuk ditulis. Alasannya karena banyak informasi dan ilmu pengetahuan baru, yang menarik untuk dipelajari Aisyah lebih dalam.
"Saya kerap menggali sejarah yang ada di drama masa lalu, melalui berbagai sumber. Biasanya, tulisan tentang drakor sageuk butuh waktu riset yang cukup lama daripada drakor lainnya," terang Aisyah.
Aisyah juga bercerita ada beberapa drama Korea favoritnya, tidak hanya karena alur cerita dan penokohannya yang menarik, tetapi juga karena menantang untuk di bahas lebih dalam, melalui sebuah artikel di IDN Times Community. Dua drama Korea favoritnya adalah Under the Queen's Umbrella dan The Moon Embracing the Sun. Meskipun bukan drakor baru, namun sangat berkesan di hati Aisyah, dan membuatnya ingin menonton lagi dan lagi.
5. Penghasilan dari menulis dialokasikan untuk tabungan bulanan

Meskipun bisa dibilang penulis baru, namun Aisyah merupakan salah satu Community Writer IDN Times Community yang cukup produktif, lho. Bahkan sejak awal menulis, jika diakumulasikan penghasilannya mencapai kurang lebih 4 juta rupiah. Dengan intensitas artikel terbit, selalu ada setiap minggunya.
Menurut Aisyah, penghasilannya dari menulis di IDN Times Community memang belum sebanyak community writer lainnya. Namun sebagai side job, penghasilan dari menulis ini, sangat membantu menaikkan target untuk tabungan bulanan pribadinya. Gak heran, jika Aisyah menjadi salah satu community writer yang rajin mengirimkan karya, karena punya target tersendiri dari menulis.
6. Terus "penasaran" dengan banyak hal, jadi motivasi menulis Aisyah

Sama seperti community writer lainnya, ada kalanya Aisyah juga mengalami writer's block. Kondisi di mana ia mengalami kejenuhan dan tidak memiliki ide untuk menulis. Namun ia memiliki cara untuk menyiasatinya, yaitu dengan selalu penasaran dengan segala hal atau informasi yang ditemuinya. Salah satu caranya untuk selalu penasaran tersebut adalah dengan banyak membaca di waktu luang.
"Sebagai penulis, kita wajib berpikir kritis untuk berbagai bahasan. Saya biasanya gak langsung menerima opini atau berita tersebut. Saya membiasakan diri untuk mencari tahu lebih dalam mengenai berita tersebut. Bisa mencarinya lewat google, atau beberapa pakar yang membahas topik tersebut di media sosial," ujar Aisyah.
Menurut Aisyah juga, dengan banyak membaca dan terus penasaran dengan banyak hal, bisa membuat yang tadinya tidak punya ide menulis jadi punya ide. Karena dengan membaca dan penasaran tadi, jadi punya banyak inspirasi mengenai topik yang akan kamu tulis. Wah, menginspirasi banget ya tipsnya?
Dari cerita Aisyah di atas, semoga bisa menginspirasi banyak penulis baru atau yang baru mau menulis karyanya di IDN Times Community, ya. Karena dari sebuah kegigihan, pasti akan selalu ada hasil baik yang akan datang kepadamu, sama seperti yang terjadi pada pengalaman menulis Aisyah Attamami ini. Siapa tau, kamu yang akan menjadi Community Writer of The Month selanjutnya!