Kita sepakat bahwa usia 20-an adalah masa-masa penentu apakah kita akan sukses nantinya atau tidak. Karena kesuksesan tidak akan tercapai bila kita hanya berdiam diri atau sekadar melakukan hal-hal yang tidak berguna di masa muda.
Kita sadar bahwa ketika ingin sukses, maka kita harus memulainya sedini mungkin, sekarang juga. Seperti orang-orang sukses di bawah ini yang mengeluarkan seluruh energinya di masa muda sehingga bisa sukses seperti yang kita tahu sekarang.
J.K Rowling berusia 25 tahun saat dia mendapatkan ide untuk novel Harry Potter miliknya dalam perjalanan kereta api empat jam pada tahun 1990.
Dia mulai menulis novel pertama saat itu, tapi butuh bertahun-tahun untuk benar-benar menyelesaikannya. Saat bekerja sebagai sekretaris di kantor Amnesty International di London, Rowling dipecat karena kedapatan terlalu sering melamun memikirkan tentang Harry Potter. Namun pemecatannya itu membuatnya bisa fokus untuk menulis selama beberapa tahun berikutnya.
Kemudian dia menikah, memiliki seorang anak perempuan, bercerai, dan didiagnosis menderita depresi klinis sebelum akhirnya menyelesaikan novel Harry Potter pada tahun 1995. Novel ini diterbitkan pada tahun 1997.
Zuckerberg telah bekerja keras di Facebook selama lima tahun saat dia berusia 25 tahun. Pada saat itu, tahun 2009, hasil kerja kerasnnya akhirnya menghasilkan banyak uang dan mencapai 300 juta pengguna. Dia sangat senang saat itu, tapi ia mengatakan bahwa itu baru permulaan dari misinya yang ingin menghubungkan orang-orang di seluruh dunia.
Di tahun berikutnya, dia dinobatkan sebagai "Person of the Year" oleh majalah Time.
Setelah lulus dari Northern Michigan University, Schultz bekerja sebagai salesman untuk Xerox. Kesuksesannya di sana membawanya kepada kesempatan bekerja di sebuah perusahaan mesin pembuat kopi asal Swedia bernama Hammerplast sebagai General Manager di saat ia menginjak usia 26 tahun.
Saat bekerja untuk perusahaan itu, ia bertemu dengan seorang klien Hammarplast, yaitu sebuah kedai kopi baru bernama Starbucks Coffee Company di Seattle. Dia terkesan dengan kedai kopi tersebut dan terus berhubungan selama bertahun-tahun. Ia kemudian mengungkapkan minatnya untuk bekerja sama dengan mereka. Setahun kemudian, yaitu saat ia berusia 29 tahun, ia bergabung dengan Starbucks sebagai Direktur Pemasaran.
Buffett adalah penguusaha dan investor paling terkenal di dunia dan secara konsisten masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Ketika masih muda, dia pernah ditolak di Harvard Business School. Kegagalan itu tidak menghentikannya untuk mengejar mimpinya menjadi sukses.
Dia memiliki minat dalam bisnis di usia muda. Dia pernah berjualan permen karet, Coca Cola, dan majalah mingguan dari pintu ke pintu. Berawal dari membeli 3 lembar saham preferen Perusahaan Utilitas Cities Service saat usianya 11 tahun, ia berhasil mengumpulkan sebanyak 90 ribu US Dollar saat ia kuliah.
Tahun 1974, Jobs bekerja menjadi teknisi di perusahaan game Atari, Inc. Meski Nolah Bushnell, pendiri Atari, menilai Jobs susah diatur dan dikenal hobi jarang mandi tetapi ia kerap kali memiliki ide-ide yang cemerlang.
Pertengahan tahun 1974, Jobs berpetualang ke India bersama Daniel Kottke, teman kuliahnya, untuk mencari pencerahan spiritual. Berada di sana selama 7 bulan, ia kemudian kembali ke AS.
Di usia 21 tahun, Jobs mendirikan Apple bersama Steve Wozniak di garasi rumahnya. Bermula dari awal yang sederhana, kini Apple termasuk perusahaan paling bernilai di dunia.
Pernah ditangkap polisi karena mengebut di jalanan ditambah tidak memiliki SIM saat usianya 22 tahun. Dikeluarkan dari kampus setelah dua setengah tahun berkuliah. Pilihan Bill Gates untuk tidak kuliah lagi memang tepat baginya. Ia bisa fokus mengembangkan Microsoft yang kemudian berjaya sebagai produsen software komputer terbesar di dunia.
"Saya mengambil langkah besar dan segera. Jika Anda berada di tempat dan waktu yang tepat dan memiliki visi ke mana teknologi baru akan menuju namun Anda tidak beraksi, Anda tidak akan pernah bisa sukses," kata Gates mengenai resep suksesnya.
Orang-orang di atas memiliki banyak perbedaan antara satu dengan yang lain. Ada yang berhasil menyelesaikan kuliahnya, ada juga yang memilih atau terpaksa berhenti. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, dan memiliki jalan sukses yang berbeda-beda pula. Tapi ada satu persamaan yang bisa kita ambil dari mereka, yaitu melakukan hal-hal positif saat muda, gigih serta pantang menyerah.