Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisa Gagal Sukses, 6 Alasan Patok Target Tinggi Ternyata Kurang Baik

pexels/victoria-borodinova

Menetapkan target untuk dicapai adalah hal wajar bagi setiap orang. Itu dilakukan agar kita semakin terpacu untuk meraih apa yang kita inginkan selama ini. Namun, terkadang kita sering terjebak menetapkan target terlalu tinggi.

Tak jarang, target-target tinggi yang dipatok bikin diri sendiri tersiksa. Nah, biar gak jadi beban kamu perlu tahu nih enam alasan kenapa memasang target tinggi kurang baik untuk dirimu.

1. Merasa dikejar target sendiri

unsplash/punttim

Menetapkan target tinggi memang ampuh untuk membuatmu makin giat berusaha mewujudkan impian. Tapi, target yang kamu tetapkan ini bisa jadi bumerang lho. Kamu seperti dikejar oleh target besarmu sendiri terlebih karena besarnya ekspektasi yang disematkan pada hal tersebut. Alhasil, tiap hari kamu terus memikirkan target besar itu dan lupa bahwa ada target lain yang juga ingin digapai.

2. Bikin aktivitas lain terbengkalai

pexels/olly

Memikirkan target besar yang dipatok tak hanya bikin target-target lain tak terjamah. Aktivitas-aktivitas di luar target besarmu pun juga bisa terbengkalai. Hal semacam itu terjadi akibat fokus serta energimu yang semuanya dicurahkan untuk menuntaskan target menjulang tersebut. Tak heran jika kamu makin merasa hidupmu penuh beban karena menumpuknya aktivitas dan target yang terlupakan karena satu tujuan besar. 

3. Hanya fokus pada target bukan proses mencapainya

pexels.com/energepic-com

Ketika sudah menetapkan target besar kamu seolah hanya memikirkan bagaimana target itu bisa dicapai. Kamu lupa bahwa dalam perjalanannya mencapai hal itu ada beragam proses yang perlu dilewati.

Fokusmu yang hanya tertuju pada target semata lambat laun bikin kamu merasa susah untuk menapakinya. Rasa terbebani dan ingin menyerah bisa saja muncul di tengah-tengah perjalanan dan memaksamu mundur sebelum bisa mencapainya.

4. Frustasi berkepanjangan bila gagal

unsplash/e_sykes

Fokusmu yang begitu menggebu pada target besar ternyata tak sesuai yang diharapkan. Hingga waktu yang ditetapkan target menjulang itu tak berhasil kamu gapai. Rasa frustasi pun lantas hadir mengikuti kegagalanmu. Jika tak bisa move on dari target besar itu, maka jangan harap rasa frustasimu akan mereda.

5. Bikin tak bergairah jalani hidup

pixabay/PDPics

Rasa frustasi dan sedih yang berlarut-larut ternyata berimbas pada pola pikirmu dalam memandang kehidupan. Kamu menjadi begitu pesimis dalam menghadapi tiap detik kehidupan. Rasanya apa yang kamu jalani saat ini terasa biasa saja bahkan tak berarti. Jadinya, tak ada gairah dalam dirimu untuk berusaha menggapai target lain yang punya peluang untuk diwujudkan.

6. Munculkan kebiasaan menunda

pexels.com/pixabay

Target besar butuh fokus perhatian yang besar pula. Jika tak pandai mengatur waktu kamu akan terus menunda hal-hal yang sebenarnya baik dan punya urgensi untuk diselesaikan segera.

Akibatnya kamu memunculkan kebiasaan menunda yang bikin kamu pusing sendiri memilih hal mana yang harus dikerjakan dahulu. Ini juga berlaku jika kamu gagal mewujudkan target besar dan masih tak beranjak dari rasa frustasi. 

Memang, sah-sah saja kamu punya target tinggi. Tapi, imbangi pula dengan kemampuan dan juga waktu yang kamu punya untuk bisa mewujudkan itu. Kalau tak bisa mengaturnya maka siap-siap saja patah hati karena kegagalan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Dewa Putu Ardita Darma Putera
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us