Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Menjadi Orangtua adalah Proses Belajar Sepanjang Masa

ilustrasi keluarga bahagia (pixabay.com/Victoria_rt)

Menjadi orangtua adalah anugerah yang diterima oleh beberapa orang. Sebagian akan merasa bahagia karena telah memiliki anak dan menjadi orangtua. Yang perlu diketahui adalah dibalik kebahagiaan yang dirasakan setelah menjadi orangtua, ada tanggung jawab besar yang harus dijalankan. Mendidik anak tidak semudah teori yang dipelajari pada ilmu parenting. Orangtua harus belajar banyak hal selama mendidik dan membesarkan anak agar bisa tumbuh dengan baik secara psikis dan mental.

Tanggung jawab besar yang dipikul sebagai orangtua, membuat beberapa orang memaknai bahwa menjadi orangtua adalah proses belajar sepanjang masa. Berikut alasan yang mendasari pernyataan tersebut.

1. Belajar sabar dalam merawat, mendidik dan membesarkan anak

Ilustrasi ayah menggendong bayi (pixabay.com/StockSnap)

Kesabaran dalam merawat, mendidik dan membesarkan anak adalah ilmu yang harus dipelajari sepanjang masa. Dimulai dari proses anak baru lahir, orangtua harus rela mengurangi waktu istirahatnya demi menjaga sang anak. Biasanya situasi seperti ini adalah hal berat yang harus dijalani para orangtua baru. Mereka harus belajar dan beradaptasi dengan perubahan drastis yang dialami dari sebelum dan sesudah memiliki anak.

Orangtua akan mengalami kejadian-kejadian tak terduga terkait perkembangan anak yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya saat anak mulai belajar bicara dan mengembangkan rasa ingin tahu, terkadang ada pertanyaan tak terduga yang membuat orang tua bingung harus bagaimana memberikan jawaban yang tepat.

Tanpa rasa sabar dan kasih sayang yang besar, mendidik dan membesarkan anak akan menjadi beban yang berat. Namun semua itu harus dijalani dengan ikhlas, dengan cara selalu belajar meningkatkan level kesabaran.

2. Belajar mengelola keuangan agar kebutuhan anak tercukupi

ilustrasi menghitung uang (pixabay.com/Katya_Ershova)

Tidak dapat dihindari, memiliki anak pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari biaya melahirkan, perawatan hingga biaya pendidikan harus dikeluarkan oleh orangtua. Semua biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan anak sudah selayaknya menjadi tanggung jawab orangtua.

Sebagai orangtua, harus siap untuk belajar mengelola keuangan saat sudah memiliki anak. Mereka harus bekerja dan mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Tak jarang orangtua juga harus mengendalikan diri untuk menahan keinginan dirinya demi mengutamakan kebutuhan anak.

3. Perlu belajar ilmu parenting secara berkelanjutan

Ilustrasi ibu rumah tangga (pixabay.com/ParentiPacek)

Sebagai bekal dalam hal mendidik anak, orantua perlu belajar ilmu parenting. Seiring dengan pertumbuhan anak dan perubahan lingkungan, ilmu parenting pun harus diupgrade agar tetap relevan untuk dijadikan sebagai pedoman mendidik anak.

Itulah alasanya belajar ilmu parenting harus berkelanjutan. Orangtua harus mempelajari bagaimana mendidik anak mulai dari bayi, balita, memasuki masa kanak-kanak, remaja hingga tumbuh dewasa. Semua itu harus dipelajari secara terus-menerus seiring dengan pertumbuhan anak.

4. Belajar menjaga sikap dan perkataan saat di depan anak

ilustrasi anak membaca (pixabay.com/Victoria_Borodinova)

Anak-anak adalah peniru yang ulung. Ia akan meniru bagaimana lingkungan memperlakukan dirinya. Misalnya jika orangtua terbiasa berkata kasar pada anak, maka anak akan mengikuti untuk berkata kasar pada orang lain.

Itu sebabnya sebagai orangtua harus berhati-hati saat berbicara dan bersikap di hadapan anak. Sebagai orangtua harus bisa menahan diri untuk tidak menampakkan amarah dan berkata-kata yang kurang baik di hadapan anak-anak. Hal ini untuk menjaga agar anak tidak mencontoh hal yang tidak baik.

Sebaliknya sebagai orangtua seharusnya memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Dengan cara memperbaiki diri, ucapan dan tindakan. Semua itu memerlukan proses belajar yang tidak sebentar.

5. Belajar memilih kata-kata yang tepat saat berkomunikasi dengan anak

ilustrasi komunikasi ibu dan anak (pixabay.com/edsavi30)

Anak-anak berbeda dengan orang dewasa dalam hal konsep berpikir. Mereka mempunyai pemikirannya masing-masing. Apa yang mereka pikirkan tidak sama dengan apa yang dipikirkan oleh orang dewasa. Hal itu karena pengetahuan anak belum sebanyak pengetahuan orang dewasa.

Sebagai contoh ketika orangtua pergi bekerja, anak hanya berpikir kenapa orangtuanya harus meninggalkanya sementara ia menginginkan untuk ditemani orangtua. Sementara pemikiran orangtua jika tidak bekerja maka kebutuhan hidup tidak dapat dipenuhi. Anak-anak belum memahami apa itu kebutuhan hidup, sehingga menjelaskan alasan bekerja menggunakan dasar alasan versi orang dewasa tidak dapat diterima oleh anak-anak.

Dalam berkomunikasi dengan anak dibutuhkan pemilihan kata dan bahasa yang tepat sesuai dengan usia agar dapat dipahami dengan baik oleh anak. Bahasa yang digunakan sebaiknya lebih disederhanakan agar mudah dipahami anak.

6. Belajar ikhlas saat anak menjadi mandiri

ilustrasi orangtua dan anak (pixabay.com/TheVirtualDenise)

Hal terberat bagi orangtua adalah menerima kenyataan ketika anak-anak sudah mulai tumbuh dewasa dan mandiri. Seolah mereka sudah tidak membutuhkan bantuan orangtua lagi dalam menjalani kehidupanya. Tak jarang kehadiran orang baru dalam kehidupan anak-anak juga membuat orangtua merasa di nomor duakan atau bahkan tersisih.

Namun kembali lagi, bahwa menjadi orangtua adalah proses belajar yang tiada hentinya. Saat anak sudah mulai tumbuh dewasa, orangtua harus belajar menerima kenyataan bahwa dia sudah bukan milik kita lagi seperti dulu. Dia sudah menjadi orang baru yang memiliki kehidupan sendiri. Tugas selanjutnya sebagai orangtua hanyalah mendoakan anak-anaknya agar bahagia dengan kehidupanya.

Itulah beberapa alasan bahwa menjadi orangtua adalah proses belajar sepanjang masa. Tidak ada orangtua yang sempurna, tetapi orangtua yang mau belajar untuk menjadi yang terbaik versi anak-anaknya. Semoga selalu bisa menjaga kesabaran dalam menjadi orangtua, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us