Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kamu Gak Lemah! 5 Cara Menyikapi Kritik yang Menjatuhkan

ilustrasi stres (pexels.com/David Garrison)
ilustrasi stres (pexels.com/David Garrison)

Secara langsung maupun tidak, kamu pasti pernah, kan, mendengarkan sebuah kritik yang bernada sinis menjatuhkan. Ya, itu memang sakit.

Namun jika kamu malah berhenti di sana, itu akan membuktikan bahwa iya, memang benar, kamu buruk seperti yang mereka sampaikan. Lalu bagaimana cara untuk menyikapinya? Cobalah dengan beberapa cara di bawah ini.

1.Tidak perlu dianggap serius

ilustrasi tidak menganggap serius (pexels.com/KoolShooters)
ilustrasi tidak menganggap serius (pexels.com/KoolShooters)

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah jangan pernah menganggapnya serius. Jangan pernah kamu memasukkannya jauh ke dalam hatimu. Itu hanya akan membuatmu terpuruk. 

Berfokus pada apa yang seharusnya tidak kamu dengarkan justru akan membuatmu jatuh terlalu dalam tanpa sebuah alasan yang jelas. Namun, jika ada kritik yang membangun, terapkan. Jika tidak ada, santai saja.

2. Ambil hal yang positif

ilustrasi orang yang positif (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi orang yang positif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hal positif apa yang bisa kamu ambil dari kritik tersebut? Hikmah apa yang bisa membuatmu belajar dari sebuah kesalahan? Ambil itu. Simpan ia dalam saku lalu pelajari.

Mengambil apa yang positif akan membuatmu merasa terbantu. Sebuah dorongan yang tadinya sangat menyakitkan itu bisa kamu ubah menjadi api semangat yang sinarnya tak pernah padam. Kamu mengambilnya. Kamu punya api semangat itu.

3.Kamu tidak seburuk itu

ilustrasi orang yang sedih (pexels.com/Sofia Alejandra)
ilustrasi orang yang sedih (pexels.com/Sofia Alejandra)

Tidak ada yang mengenalmu lebih baik daripada dirimu sendiri. Kamu tidak buruk. Kamu hanya berada di keadaan yang buruk. Dan, keadaan yang buruk itu hanya berlangsung sementara.

Seperti sebuah badai, selalu ada pelangi yang indah setelahnya. Mendengarkan sebuah kritik yang menjatuhkan kemudian mempercayainya, hanya akan membuat badainya menjadi lebih lama daripada yang seharusnya. Sedangkan kamu tidak seburuk itu. 

4. Harapan masih ada untuk masa depan

ilustrasi sebuah harapan (pexels.com/Cliford Mervil)
ilustrasi sebuah harapan (pexels.com/Cliford Mervil)

Sebuah kritik bukan diberikan untuk membuatmu lemah. Namun sebaliknya, ia akan membuatmu semakin kuat lagi. Keyakinan bahwa harapan itu masih ada dan kamu bisa menjadikan itu nyata, itu sebuah awal yang baik.

Harapan yang ditanam kuat dalam ingatan, selanjutnya akan tumbuh berkembang dalam pikiranmu kemudian perilakumu. Lalu, secara berkelanjutan ia membentuk sebuah siklus yang namanya kebiasaan. Dari kebiasaan itulah kamu akan berhasil pada tujuanmu. Semuanya berawal dari harapan.

5. Kamu adalah pemenang!

ilustrasi seorang pemenang (pexels.com/RUN 4 FFWPU)
ilustrasi seorang pemenang (pexels.com/RUN 4 FFWPU)

Ini yang terakhir. Siapa yang harus percaya lebih dulu bahwa kamu bisa? Ya, kamu. Dirimu adalah kunci dari semua 'permainan' ini. 

Sebuah kritik yang menjatuhkan harusnya hanya sebuah kerikil kecil di jalan menuju tujuanmu. Menganggapnya sebuah pohon penghalang besar adalah salah. Kritik hanya sebuah kerikil kecil, kamu kuat untuk menyingkirkan kerikil kecil tersebut. 

Jangan biarkan orang lain yang tidak mengenal baik siapa kamu, membuatmu terpuruk. Kamu adalah kamu, yang mengerti dirimu. Kamu hanya perlu membuktikan bahwa dirimu bukan orang yang sama, seperti yang ada di kritikan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohammad Heru Wiranto
EditorMohammad Heru Wiranto
Follow Us