Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Menabung yang Masih Dilakukan Milenial 

ilustrasi memegang celengan (pexels.com/Kristina Paukshtite)

Generasi milenial kini sedang berada di fase produktif. Apakah kalian termasuk dalam generasi ini juga? Memang, menabung di usia ini susah-susah gampang untuk dilakukan. Apalagi, godaan finansial di masa sekarang semakin banyak berdatangan.

Walaupun niat awalnya baik, yaitu menabung, namun, terkadang justru menjadi bumerang karena tidak tahu bagaimana cara yang tepat. Nah, berikut beberapa kesalahan menabung yang sering dilakukan oleh milenial. Segera hentikan cara yang salah ini, ya!

1.Tidak menganggarkan jumlah tabungan

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menjadikan tabungan sebagai prioritas akhir adalah salah satu kesalahan yang kerap kita temui. Setelah semua pengeluaran terjadi, barulah kewajiban menabung dilakukan. Padahal, jika menunggu sisa pengeluaran bulanan untuk menabung, sangatlah susah untuk konsisten.

Untuk itu, mulai anggarkan jumlah tabungan, seperti halnya pengeluaran bulananmu itu. Misalnya, berapa persen dari penghasilan langsung kamu sisihkan untuk menabung. Dengan membuat anggaran di awal, kamu akan lebih sadar dan disiplin lagi. Mulai jadikan kebiasaan menabung sebagai prioritas utamamu juga.

2.Tidak punya tujuan yang jelas

ilustrasi uang koin (unsplash.com/Josh Appel)

Ketidaktahuan tujuan dalam menabung ini justru membuatmu tidak bersemangat dalam melakukannya. Seperti halnya mengejar impian, menabung juga perlu target, lho! Hal ini semakin memotivasimu untuk lebih konsisten lagi dalam menabung.

Setelah menentukan untuk apa kamu menabung, selanjutnya tentukan jumlah, lalu ikatlah dengan jangka waktu. Misalnya, kamu ingin membeli laptop seharga Rp6 juta dalam waktu 1 tahun. Maka, setiap bulannya kamu harus menyisihkan Rp500 ribu dari penghasilanmu.

3.Hanya menggunakan satu akun

ilustrasi membayar menggunakan kartu (pexels.com/Energipic.com)

Kesalahan menabung yang sering dilakukan milenial selanjutnya adalah tidak memisahkan antara uang tabungan dengan uang keperluan sehari-hari. Mengalirkan semuanya pada satu akun akan membuatmu sulit melacak berapa uang yang kamu tabung, lho!

Selain itu, peluang menarik uang untuk tujuan lain jadi semakin besar. Bahkan, kamu jadi semakin sulit mengerem diri untuk menghabiskannya karena merasa memiliki uang. Untuk itu, bukalah satu akun lagi khusus alokasi tabungan, ya!

4.Terlalu banyak menabung

ilustrasi menabung (pexels.com/Maitree Rimthong)

Terkadang, sebagai milenial kita terlalu fokus untuk menabung saja tanpa tahu bagaimana kondisi uang jika dibiarkan disimpan pada akun tabungan. Padahal, ada beberapa kerugian yang justru bisa kita dapatkan. Seperti jika menyimpannya di rekening bank, bunga yang kecil malah membuat uang kita terdepresiasi.

Selain menabung, alokasikan juga uangmu untuk investasi. Cara ini bisa membantumu melawan inflasi serta menumbuhkan kekayaanmu dalam jangka panjang.

5.Membeli barang murah supaya lebih hemat

ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Anna Tarazevich)

Bukankah membeli barang murah justru memperkecil pengeluaran sehingga alokasi tabungan jadi semakin besar? Pemikiran seperti ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun, coba kalian pikirkan lagi, deh!

Bagaimana jika barang murah tadi hanya bertahan beberapa waktu saja sehingga kamu jadi lebih sering menghabiskan uang untuk menggantinya. Atau, saking berhematnya, kamu memilih membeli makanan yang murah dengan nutrisi yang sedikit sehingga mempengaruhi kesehatanmu. Jangan sampai tujuanmu berhemat justru membuatmu boncos, ya!

Ingatlah bahwa menabung itu sangat penting. Selagi usiamu masih produktif, jangan hanya fokus menghamburkan uang untuk kesenangan semata. Mulailah menabung dengan cara yang lebih tepat agar tujuan finansialmu di masa mendatang bisa terwujud, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us