5 Hal yang Bikin Kritikan Tambah Semangat atau Bikin Baper

- Kritik yang membangun bertujuan untuk membantu berkembang dan memberi solusi atau saran positif.
- Kritik yang hanya menjatuhkan tanpa solusi, menyampaikan dengan cara tajam, sinis, atau menghina.
- Kritik yang membangun sesuai fakta objektif, mendorong motivasi untuk perbaiki diri dan memperkuat hubungan.
Kritik kayaknya sudah jadi bagian yang gak bisa dihindari, ya! Dimana pun pasti kamu pernah menerima atau justru memberikan kritik. Kritikan itu bisa membangun bahkan bisa terkesan meremehkan, tergantung dari sudut pandang yang menerima. Salah paham menanggapi kritikan bisa bikin sakit hati bahkan merusak hubungan.
Padahal, kritik yang membangun bisa jadi jalan kamu untuk berkembang dan memperbaiki diri. Nah, supaya gak keliru dalam menilai, kamu harus paham perbedaan antara kritik yang tujuannya baik atau kritikan yang hanya menjatuhkan. Yuk, simak perbedaan mendasar antara keduanya!
1. Perhatikan tujuan dari kritikan yang diberikan

Kritik yang membangun bertujuan untuk membantu kamu makin berkembang dan memperbaiki kekurangan. Orang yang mengkritik biasanya fokus memberi solusi atau saran yang membantu kamu jadi lebih baik. Tujuan utama nya adalah meningkatkan diri bukan untuk merendahkan.
Kritik yang hanya menjatuhkan biasanya tanpa solusi. Kritikan ini lebih ke arah menjatuhkan, mengecilkan, atau merendahkan. Tujuannya membuat kamu merasa kurang berharga, tanpa memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
2. Cara menyampaikan kritikan

Penyampaian kritik yang membangun dilakukan dengan cara yang bijaksana dan empati. Meskipun mereka memberi kritikan tapi kamu merasa masih diperhatiin dan mereka selalu berusaha menyampaikan masukan dengan cara positif dan mendukung.
Tapi, kritik yang meremehkan disampaikan dengan cara yang tajam, sinis bahkan menghina. Pemberi kritik gak peduli dengan perasaan kamu dan lebih fokus pada kritikan yang menyudutkan daripada memberikan umpan balik yang membangun.
3. Sumber kritikan dari fakta atau emosi

Kritik yang membangun biasanya sesuai fakta yang objektif. Pemberi kritik selalu melihat hal-hal nyata yang perlu diperbaiki, seperti pekerjaan yang belum selesai dengan baik atau keputusan yang kurang tepat. Kritik ini selalu mengarah pada perbaikan dan pengembangan.
Sebaliknya, kritik yang meremehkan hanya didorong oleh perasaan atau emosi sesaat. Kritik ini gak sesuai dengan fakta atau kondisi objektif, tapi penilaian subjektif yang bisa saja terpengaruh karena faktor kebencian. Menyinggung perasaan pribadi ini membuat kritik jadi gak adil.
4. Reaksi setelah mendapat kritikan

Kalau kamu menerima kritik yang membangun, bisa jadi motivasi pada dirimu untuk perbaiki diri dan melakukan perubahan yang lebih baik. Meskipun terasa berat, kritik ini justru mengarah pada perkembangan dan peningkatan kualitas diri.
Tapi ketika kamu menerima kritik yang meremehkan, reaksi yang muncul biasanya rasa sakit hati, marah, atau putus asa. Kritikan ini gak bisa memberikan kesempatan untuk tumbuh dan hanya membuat kamu merasa tertekan dan gak dihargai.
5. Pengaruh kritikan terhadap hubungan

Kritik yang membangun bisa memperkuat hubungan antara pihak yang memberi maupun menerima kritik. Karena kritik bisa disampaikan dengan rasa hormat dan niat yang baik, kamu merasa lebih dihargai dan diperhatikan. Hubungan jadi lebih positif dan saling mendukung.
Nah, kalau kritikan yang meremehkan sering merusak hubungan. Kritikan disampaikan dengan cara yang merendahkan, sehingga menciptakan jarak, ketegangan, dan permusuhan. Bahkan, penerima kritik merasa diabaikan atau gak dihargai akhirnya bisa menurunkan kepercayaan diri mereka.
Membedakan kritik yang membangun atau meremehkan itu gak gampang. Kritik yang membangun bisa jadi sarana buat tumbuh, tapi yang meremehkan hanya bikin sakit dan jadi hambatan.