7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!

Kritik harus memiliki argumen jelas dan sopan

Baru-baru ini, dua orang penyanyi bernama Tri Suaka dan Zinidin Zidan menggemparkan media sosial Indonesia. Video cover lagu yang mereka unggah pun dianggap menghina penyanyi aslinya secara tidak langsung, sehingga memancing kemarahan netizen.

Sebenarnya, fenomena kritik pedas dari netizen ini bukanlah yang pertama terjadi. Sudah banyak public figure Tanah Air yang menjadi sasaran kemarahan dari netizen.

Banyak orang berdalih bahwa berkomentar dengan kata kasar sekalipun adalah hak mereka dalam berpendapat. Namun, apakah harus seperti itu? Kamu tetap bisa menyampaikan keresahanmu dalam bentuk kritik yang lebih sopan dan membangun lewat tujuh cara berikut ini.

1. Awali dengan pernyataan maaf

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi media sosial (pexels.com/ Tracy Le Blanc)

"Kalau boleh saya berpendapat ..."
"Mohon maaf bila komentar saya cenderung keras, tapi ..."

Dua kalimat di atas adalah contoh awalan yang baik untuk menyampaikan kritik. Ungkapan ini menandakan bahwa kamu bisa menyampaikan kritik dengan tenang dan terkesan lebih bijaksana.

Sebaliknya, mengawali kritik dengan kata-kata kasar tidak akan membuatmu terlihat pintar. Justru, kamu malah menunjukkan jika ketikan jarimu itu sangat dipengaruhi emosi sesaat. Ingat, kritik yang baik seharusnya tidak bersifat subjektif.

2. Sebutkan hal-hal yang dirasa sudah baik

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi scrolling media sosial (pexels.com/Los Muertos Crew)

"Sebetulnya saya melihat kamu sudah berusaha dengan sangat keras ..."
"Jujur, saya sempat terkesima melihat pertunjukkanmu saat di awal cerita, tapi ..."

Terkadang, kita dengan gampangnya mengutarakan sisi buruk dari suatu hal. Tapi sebaliknya, kita justru kesulitan ketika berusaha mencari sisi yang sudah baik pada hal tersebut. Seorang pengkritik seharusnya bisa menilai sisi yang baik dan kurang baik dari seseorang. 

Jika hanya berfokus pada hal yang buruk, kritikmu akan cenderung bersifat menghina dan menjatuhkan mental seseorang. Dengan memadukan aspek positif dan negatif dari sebuah hal, kita bisa menciptakan kritik yang lebih terstruktur dan menyeluruh.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan ketika Hendak Menyampaikan Kritik

3. Kritiklah hal-hal yang sifatnya konkret dan bisa diperbaiki

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi menuliskan komentar di Instagram (pexels.com/Cottonbro)

"Duh, anak zaman sekarang bisanya apa, sih?"
"Gak pantas kamu ada di sini!"

Kutipan tersebut adalah contoh kritik yang tidak konkret. Saat mengkritik, kamu harus menyampaikan hal-hal yang sifatnya nyata. Contohnya, ketika melihat dandanan seseorang yang terlalu menor, kamu bisa fokus mengkritik jenis bedak yang digunakan ataupun warna lipstick-nya dengan sopan.

Hal yang tak kalah penting adalah tujuan utama dari mengkritik, yakni mendorong seseorang agar menjadi lebih baik. Maka dari itu, tidak perlu kamu mengkritik hal-hal yang tidak bisa diubah, seperti etnis, jenis kelamin, atau usia. Memangnya apa yang kamu harapkan dari mengkritik hal-hal semacam itu? Ujung-ujungnya, kamu hanya akan melukai perasaan orang lain.

4. Hindari pernyataan yang hanya berdasarkan asumsi

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi bermain handphone (pexels.com/id-id/olly)
dm-player

"Ini pasti karena orangtuanya yang menyuruh seperti ini"
"Tapi gak aneh sih, soalnya teman-teman dia saja suka tawuran"

Setiap orang memang bisa berasumsi terhadap suatu hal. Namun, tidak semua asumsinya itu harus diutarakan pada orang lain. Apalagi, jika asumsi itu dijadikan dasar bagi seseorang untuk mengkritik.

Ingat, bahwa kamu tidak menjalani hidup seperti orang yang kamu kritik. Jadi berhenti untuk memberkan kritik seolah-olah kamu tahu seratus persen kondisi seseorang. Cukup berikan kritik sesuai apa yang kamu amati dan ketahui secara pasti.

5. Jangan menambahkan hal-hal yang tidak berkaitan

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi kritik kasar di media sosial (freepik.com/pikisuperstar)

"Suara kamu jelek sekali, memang kalau orang pendek jarang yang punya suara bagus, ya?"
"muka kamu tidak enak dilihat. Kamu gak bakal jadi orang sukses!"

Masih banyak orang yang tidak bisa menyampaikan kritik secara tepat. Kutipan di atas memberikan contoh bagaimana kritik yang tidak terarah dan cenderung membingungkan. Bila sedang mengkritik suatu hal, maka kamu tidak perlu menghubung-hubungkan dengan hal yang tidak relevan.

Misalnya, ketika mengkritik suara seorang penyanyi, kamu bisa menilai berdasarkan warna suara dan ketepatan nadanya. Jangan berikan kritik tambahan yang menyangkut kehidupan pribadinya ataupun ciri fisiknya, ya.

6. Sertakan ide dan saran yang bermanfaat

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi akun media sosial (pexels.com/Artem Beliaikin)

"Mungkin akan lebih baik jika kamu berlatih cara pengucapan yang benar"
"Lain kali, kamu bisa menggunakan jenis bedak yang tidak terlalu tebal, ya."

Sebuah kritik akan menjadi sempurna jika dilengkapi dengan saran yang membangun. Mereka yang dikritik jadi bisa memperoleh input yang bermanfaat bagi dirinya.

Memang sih, kita tidak harus selalu menyertakan saran ketika mengkritik. Terkadang kita hanya ingin menyampaikan kekurangan seseorang, meski belum menemukan solusi terbaiknya. Selama kita menyampaikan kritik dengan sopan, orang yang kita kritik seharusnya tidak akan tersinggung.

7. Tambahkan kata-kata penyemangat

7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!ilustrasi kata-kata positif (freepik.com/freepik)
"Aku yakin kamu pasti bisa, kok"
" Semangat!"

Bagaimanapun juga, kritik bukanlah hal yang mudah untuk diterima. Apalagi, jika seseorang mendapat banyak kritik dalam waktu yang bersamaan. Diperlukan mental dan pikiran yang kuat untuk menerimanya dengan lapang dada.

Oleh karena itu, sisipkan juga kata-kata yang bersifat suportif. Meski hanya sedikit, kata-kata penyemangat ini mungkin saja bisa menaikkan kembali mood dan mendorong semangat mereka setelah menerima kritik darimu.

Kamu memang berhak untuk berpendapat, tapi jangan lupa kalau orang lain juga berhak untuk merasa aman dan tidak terbebani dengan omonganmu itu. Semoga kelak orang-orang Indonesia tidak hanya dikenal sopan dalam berperilaku, tapi juga sopan dalam bertutur kata di media sosial.

Baca Juga: 5 Bahaya Oversharing di Media Sosial yang Harus Kamu Hindari

Baca Juga: 5 Etika saat Memotret dan Mengunggah Foto Makanan di Media Sosial

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya