6 Literatur Klasik Terbaik Skandinavia

- Novela klasik Skandinavia memotret persahabatan, kelaparan, dan hubungan asmara di era modern
- Karya sastra Skandinavia hadir dengan tema yang mengganggu, realistis, dan penuh makna
- Novel-novel klasik Skandinavia menarik untuk dinikmati dan memberikan sudut pandang baru tentang kehidupan di region Utara Eropa
Selama ini kamu mungkin mengenal Skandinavia sebagai sebuah region yang utopis. Tatanan masyarakat dan politiknya hampir ideal bila dibanding wilayah lain di dunia. Perpaduan antara kapitalisme, sosialisme, dan demokrasinya bikin banyak orang kepincut tinggal di sana.
Dikenal pula sebagai tempatnya negara-negara dengan penduduk paling bahagia, apakah benar karya sastra asal Skandinavia menguarkan level kebahagiaan yang sama? Jawabannya bisa kamu simpulkan sendiri dengan mencoba membaca 5 literatur klasik Skandinavia berikut.
1. The Ice Palace (Tarjei Vesaas)

The Ice Palace adalah novela terbitan tahun 1960-an yang memotret persahabatan dua bocah perempuan 11 tahun, Siss dan Unn. Dua gadis ini baru saja bertemu dan menemukan kecocokan. Namun, tak lama, Unn dinyatakan hilang pada sebuah insiden. Ini meninggalkan luka menganga di batin Siss, apalagi malam sebelumnya mereka terlibat cekcok yang belum terselesaikan. Film ini punya tema serupa film nomine Oscar, Close (2022).
2. Hunger (Knut Hamsun)

Hunger adalah novel Norwegia yang terinspirasi dari pengalaman Hamsun sendiri. Memutuskan untuk mengejar mimpinya jadi penulis, ia sempat hidup di bawah garis kemiskinan. Ia kemudian menulis pengalamannya itu dalam sosok seniman tanpa nama yang menyusuri jalanan kota Oslo dalam kondisi kelaparan parah. Kondisi itu bahkan membuatnya mengalami paranoia. Ini novel yang mengganggu dan kelam, tetapi berhasil menyuguhkan sesuatu yang lekat dengan realitas.
3. Independent People (Halldor Laxness)

Independent People adalah novel yang mengantar Laxness meraih Nobel Sastra. Sebuah penghargaan yang gak bisa diabaikan tentunya. Dalam novelnya itu, Laxness memotret kehidupan epik Bjartur, pria yang seumur hidupnya bekerja sebagai peternak domba di Islandia. Hanya satu cita-citanya, tak lagi bekerja untuk orang lain dan menjadi bebas seutuhnya. Idealisme dan sifat keras kepala Bjartur adalah daya tarik novel ini. Ia bikin pembaca sebal, tapi juga memahami kegigihannya.
4. The Wonderful Adventures of Nils (Selma Lagerlof)

Ini adalah novel klasik untuk segala usia. Ceritanya tentang Nils, bocah bandel yang disihir jadi liliput dan bisa mendengar bahasa hewan. Dengan kondisi barunya itu, Nils diajak berpetualang di belakang punggung seekor angsa. Ini adalah novel fabel yang kaya makna dan menghangatkan hati, cukup beda dengan literatur klasik Skandinavia lain di daftar ini. Kalau suka fabel-fabelnya Luis Sepuvelda, coba juga novela yang satu ini.
5. Engagement (Gun-Britt Sundström)

Engagement adalah sebuah observasi menarik tentang hubungan asmara di era modern. Ia mengikuti relasi dua sejoli yang dipertemukan di bangku kuliah di Stockholm, Swedia pada 1970-an. Sama-sama vokal dan aktif di berbagai kegiatan dan gerakan politik, semua orang percaya kalau mereka akan langgeng sampai tua. Namun, keduanya justru merasakan sebaliknya. Benarkah hubungan ini harus dibawa ke jenjang yang lebih serius sesuai ekspektasi masyarakat?
6. Shyness and Dignity (Dag Solstad)

Shyness and Dignity adalah kisah Elias, seorang guru sastra yang mengalami burnout. Ini terjadi setelah bertahun-tahun ia berusaha memendam berbagai emosi dalam dirinya, baik amarah, kekecewaan, dan kesedihan. Ia tak dihargai murid-muridnya, punya hubungan yang aneh dengan istrinya, dan masih banyak lainnya. Satu hari, Elias nekat melakukan satu hal yang membuatnya yakin inilah akhir dari karier yang sudah digelutinya selama lebih dari 2 dekade.
Bagaimana menurutmu? Apakah sastra Skandinavia sesuai dengan ekspektasi dan asumsimu tentang region di Utara Eropa itu?