"Mereka kekurangan air dan saya melihat banyak di deretan ibu-ibu, ya, yang seperti ibu ini, di mana dia mencari air di tempat yang cukup jauh," tutur Reza.
Mengalirkan Harapan Bersama Bali Tersenyum ID

Di tengah gemerlap pariwisata Bali, ternyata masih ada kisah lain yang jarang tersorot. Masyarakat Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem masih sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Dari keprihatinan inilah, lahir sebuah gerakan kecil yang berdampak besar bernama Sumber Air Untuk Sesama (SAUS) untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Gerakan ini diprakarsai oleh Reza Riyady, seorang perawat muda yang membuktikan bahwa senyum bisa menjadi awal dari perubahan nyata.
Reza menjelaskan tentang programnya ini bersama komunitas Bali Tersenyum ID. Dalam Workshop Menulis Online & Bincang Inspiratif 2025, Reza menjelaskan bagaimana gerakan yang berjalan sejak 2019 ini dimulai dan berdampak untuk warga Desa Ban. Mari, kita simak!
Ketika empati menemukan jalan untuk memberi dampak bagi kehidupan warga

Empati kadang muncul dari hal sederhana. Bagi Reza Riyady, yang saat itu berprofesi sebagai seorang perawat, inisiatif ini dimulai dari momen kecil. Saat itu, ia melihat ibu-ibu di Bali timur berjalan beberapa kilometer sambil membawa jeriken air.
Hal ini terjadi karena di Desa Ban tempat ibu itu tinggal, air bersih menjadi kemewahan yang sulit untuk dijangkau. Mereka harus berjalan sekitar 5 kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Dari situlah, Reza belajar bahwa kepedulian tidak harus menunggu kesempatan besar. Dimulai dari memanfaatkan kemampuan dan jejaring seadanya, ia menumbuhkan kesadaran bahwa empati bukan sekadar rasa iba. Namun, ini juga menjadi tindakan yang membuat hidup orang lain sedikit lebih mudah.
Kolaborasi yang mengalirkan perubahan, dari gerakan kecil ke gelombang kebaikan

Gerakan SAUS bukan proyek besar dengan dana melimpah. Ini merupakan gelombang kecil yang tumbuh dari tangan banyak orang. Mulai dari membantu menyebarkan gerakan ini melalui media sosial hingga ikut berdonasi, Reza mengajak siapa pun yang melihat kisah itu untuk ikut terlibat membantu mengalirkan air ke desa yang haus.
Luar biasanya, resonansi kebaikan itu berhasil menyebar luas. Donatur muncul dari berbagai kota, termasuk influencer yang ikut menyebarkan cerita. Hingga akhirnya, terkumpul dana yang cukup untuk membangun penampungan air dan sistem distribusi sederhana. Ternyata, lebih dari sekadar membantu infrastruktur, proyek ini juga membangun rasa percaya dan gotong royong. Warga bekerja bersama, menyumbang tenaga, dan akhirnya menjaga hasil kerja mereka dengan bangga.
Satu solusi yang menyulut banyak perubahan dalam kehidupan warga

Kini, air sudah mengalir di Desa Ban. Tidak semua permasalahan selesai. Namun, hadirnya akses air bersih mulai membangun langkah-langkah kemandirian warga. Anak-anak bisa mandi sebelum berangkat sekolah, para ibu tak lagi harus menunggu hujan atau berjalan berjam-jam mencari air, hingga warga juga mulai bisa bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Jadi, mereka itu sekarang udah lebih gampang dapat akses air bersih gitu walaupun cuma beberapa dusun saja," ujar Reza.
Perubahan yang paling besar juga terlihat di wajah mereka: senyum yang lahir dari rasa lega dan harapan baru.
Apa yang dimulai dari senyum kini mengalir menjadi perubahan bagi banyak orang. Lewat Bali Tersenyum ID, Reza Riyady menunjukkan bahwa harapan besar bisa berawal dari langkah kecil yang tulus. Harapan itu kini mengalir bukan hanya melalui pipa dan penampungan air, melainkan juga melalui senyum-senyum tulus yang menyambut setiap pagi di Desa Ban. Karena ketika kebaikan mengalir, ia tak pernah berhenti di satu tempat. Ia terus bergerak mencari hati-hati lain yang siap meneruskannya.


















