Mengapa Anak-Anak Lebih Jujur Dibanding Orang Dewasa?

Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak dikenal sebagai sosok paling jujur. Alias apabila menyampaikan pendapat cenderung terang-terangan, sesuai kenyataan, atau tanpa filter. Sehingga, terkadang mereka kerap menolak jika diminta untuk mengatakan suatu hal yang tak sesuai kenyataan, perasaan, atau keinginannya.
Jelas berbanding terbalik dengan orang dewasa yang bisa berubah-rubah sesuai dengan situasi yang terjadi. Terkadang kita bisa berkata jujur, tertutup, berpura-pura, atau bahkan berbohong. Sehingga, ini menjadi pembahasan menarik tentang mengapa anak-anak cenderung lebih jujur, yang mana selama ini kita tahu karena mereka memang polos.
Lantas, polos seperti apa yang dimaksud? Yuk, simak jawabannya berikut ini.
1. Belum sepenuhnya memahami konsep kebohongan

Seperti yang telah dikatakan bahwa mereka berbicara sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain, perkataan mereka berdasar pada apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan secara langsung. Secara spontan mereka akan merealisasikannya lewat perkataan tanpa berpikir ingin menyembunyikan, menyaring, atau memanipulasi informasi tersebut.
Terlebih lagi, mungkin mengatakan sesuatu tak sesuai kenyataan belum dipahami oleh sistem moral mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, pasti mereka akan memahami konsep kehidupan, termasuk bagaimana menempatkan perkataan sesuai situasi.
2. Belum mengetahui adanya konsekuensi sosial

Sebagai orang dewasa yang lebih memiliki banyak pengalaman atau jam terbang kehidupan, tentu kita paham bahwa terkadang jujur itu lebih menyakitkan. Sementara, anak-anak belum sampai pada tahap pemahaman itu.
Mereka belum mengetahui sepenuhnya bahwa ketika kita berkata jujur atau blak-blakan, bisa saja menyakiti orang lain atau bahkan menimbulkan masalah lain. Karena itu, mereka cenderung berkata apa adanya tanpa memikirkan dampak atau efek yang mungkin terjadi.
3. Ingin mendapat perhatian atau validasi

Pada dasarnya, perhatian adalah kebutuhan mendasar anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. Dengan berkata jujur, mereka mungkin merasa akan diperhatikan oleh orang dewasa. Dalam hal ini, mereka cenderung mencari pujian atau validasi atas apa yang dilakukan dan dikatakan.
Terlebih lagi, karena mereka belum memiliki banyak keterampilan sosial yang kompleks seperti orang dewasa, maka berkata secara spontan adalah cara alami mereka untuk berkomunikasi, mendapat perhatian, dan membangun ikatan dengan orang di sekitar mereka.
4. Masih memiliki pola pikir yang sederhana

Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Karena itu, mereka cenderung berpikir secara literal dan memandang dunia dengan logika yang sederhana. Sehingga, setiap melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu akan disampaikan dengan apa adanya.
Dalam hal ini, mereka bisa langsung mengajukan pertanyaan kepada orang dewasa atau bahkan memberikan pernyataan secara menohok. Ini dikarenakan kemampuan mereka dalam memahami makna terselubung dari suatu hal masih terbatas. Sehingga, mereka akan menyampaikan apapun tanpa merasa bersalah.
Meskipun anak-anak belum memahami konsep berbohong, perlahan mereka akan memahami. Tak lain karena pengetahuan yang didapat dari lingkungan sekitarnya, terutama dari orang dewasa. Khususnya, orangtua dan guru tentu akan berperan besar dalam proses perkembangannya.