Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Tahawwur dan 4 Kekuatan Jiwa yang Bentuk Akhlak Baik Muslim

Ilustrasi umat Islam sedang berdoa. (Freepik.com)
Intinya sih...
  • Empat kekuatan jiwa membentuk akhlak manusia: Quwwah al-Ilmi, Quwwah al-Ghadhab, Al-Quwwah asy-Syahwah, dan Al-Quwwah al-'Adl.
  • Quwwah al-Ghadhab dapat mendorong perbuatan baik atau buruk, termasuk at-Tahawwur (nekat) dan al-Jubn (pengecut).
  • Integrasi dan keseimbangan keempat kekuatan batin akan menimbulkan sikap baik dalam perilaku manusia.

Umat Muslim wajib memperbanyak akhlakul karimah atau akhlak yang baik dalam kesehariannya. Akhlak yang baik terbentuk karena adanya kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan positif tersebut. 

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih dalam mengenai kekuatan jiwa yang membentuk akhlak manusia. Hal ini akan membuatmu memahami makna tahawwur. Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel IDN Times!

1. Sumber kekuatan jiwa

ilustrasi orang berbuat baik (freepik.com/freepik)

Dalam situs Cendikia Kemenag, dijelaskan terdapat empat kekuatan penting dalam membentuk akhlak manusia. Empat hal yang membentuk jiwa manusia adalah sebagai berikut: 

  1. Quwwah al-Ilmi yakni kekuatan yang berasal dari akal yang membedakan jujur dan bohong, baik dan benar, serta mendorong seseorang untuk mengambil keputusan.
  2. Quwwah al-Ghadhab yakni dorongan atau motivasi manusia untuk menolak hal yang tidak disenangi dan memilih berkorban untuk mendapatkan kenikmatan atau meraih kebahagian dan kemuliaan bagi batinnya. Misalnya menolong sesama, bersikap santun, dan lain sebagainya. 
  3. Al-Quwwah asy-Syahwah merupakan kekuatan dari dalam diri manusia yang mendorong perbuatan baik demi memperoleh kenikmatan yang sifatnya zhahir. Misalnya mencari makanan, mencintai lawan jenis, dan sebagainya. 
  4. Terakhir, Al-Quwwah al-‘Adl yakni kekuatan yang dapat menjadi penyeimbang dari tiga kekuatan jiwa sebelumnya. 

2. Pengertian tahawwur

ilustrasi seseorang memakai hijab (freepik.com/freepik)

Quwwah al-Ghadhab tak semata-mata mendorong manusia untuk melakukan hal yang baik. Quwwah al-Ghadhab dapat menjadi dorongan untuk melakukan perbuatan buruk bagi seseorang. Salah satunya adalah at-Tahawwur dan al-Jubn. Kedua istilah tersebut saling berhubungan. 

Menurut penjelasan Cendikia Kemenag, tahawwur atau nekad memiliki arti berani melakukan tindakan yang bukan pada tempatnya. Misalnya, berani menyakiti orang lain tanpa mengetahui apakah tindakan tersebut benar atau salah. Bahkan, tidak mempertimbangkan risiko atau bahaya yang akan terjadi. 

Sementara jubn atau pengecut artinya sifat takut yang berlebihan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Contohnya, takut berlebih untuk menghadapi ujian, padahal dengan melakukannya dapat meningkatkan martabat atau derajat.

3. Sikap yang harus diteladani umat Muslim

ilustrasi seorang muslim beribadah (pexels.com/mohammad ramezani)

Empat sumber kekuatan batin yang telah disebutkan di atas, dapat menjadi dorongan tingkah laku manusia untuk berbuat baik bila bersinergi secara adil dan seimbang. Quwwah al-Ilmi menjadi sumber kebaikan yang akan membantu manusia membedakan benar atau salah, jujur atau bohong. 

Sementara Quwwah al-Ghadhab akan mendorong manusia untuk menghasilkan sifat baik dengan mengendalikan akal sehat. Tanpa adanya akal sehat dan tuntunan syariat, akan cenderung melakukan tindakan yang tidak terpuji. 

Sementara kekuatan baik yang didasari Quwwah asy-Syahwah akan menjadikan perilaku baik apabila terdidik oleh akal sehat dan syariat. Kekuatan ini juga dapat mendorong pada akhlak mulia seperti sabar, zuhud, dan lain sebagainya. 

Terakhir, tanpa ada integrasi dan keseimbangan dari tiga kekuatan batin di atas, akan menimbulkan sifat yang kurang terpuji seperti rakus. Keempat dasar akhlak di atas harus ditempatkan secara seimbang akan menimbulkan sikap yang baik. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dina Fadillah Salma
Febriyanti Revitasari
Dina Fadillah Salma
EditorDina Fadillah Salma
Follow Us