Menyusun Hampers Sama seperti Menyusun Rasa Syukur

- Hampers menggantikan parsel sebagai hadiah Ramadan yang populer, menawarkan berbagai macam makanan dan barang dengan estetika modern.
- Pembuatan hampers homemade menjadi pilihan untuk menghemat biaya, memungkinkan kreativitas dalam desain packaging dan isiannya.
- Hampers menjadi bentuk rasa syukur, terima kasih, dan kebahagiaan bagi pembuatnya selama bulan Ramadan, serta meningkatkan rasa bersyukur dan berbagi kepada orang lain.
Kalau zaman dulu Ramadan identik dengan parsel, kini beralih menjadi hampers. Sebenarnya, masih banyak orang atau kelompok yang mengirimkan parsel ke sanak saudara dan kolega sebagai bentuk hadiah menjelang Hari Raya Idul Fitri, tetapi sekarang kalah pamor dengan hampers.
Jenis hampers yang kini sedang populer banyak macamnya. Mulai dari makanan, seperti puding, brownies, kue bolu, dan dimsum, hingga barang, seperti alat salat, alat makan, hingga benda-benda unik nan gemas lainnya. Hampers bisa dibilang wujud modern dari parsel yang mengedepankan estetika dan praktis, karena biasanya ukurannya lebih handy.
Dari tahun ke tahun, lebih tepatnya 5 tahun belakangan ini, aku mulai membiasakan memberikan hampers pada teman menjelang Lebaran. Tujuannya sederhana, aku ingin memamerkan hasil tangan mamaku. Betul, hampers yang aku buat itu homemade.
Namun, makin ke sini aku memaknai sebuah hampers yang aku buat dan beri ke orang lain cukup berbeda. Meski sebenarnya cukup pusing untuk merangkai hampers, tapi aku sangat menikmati setiap langkah hingga akhirnya terbentuk bingkisan yang cantik, menurutku.
1. Memikirkan isian dan desain hampers dari sebelum bulan Ramadan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, aku membuat hampers karena ingin memamerkan makanan buatan mama. Namun, alasan lebihnya dan juga utama adalah harga hampers di luar sana cukup mahal. Karena menganut frugal living, jadi aku mulai menghitung-hitung dan ternyata benar saja, lebih murah bikin sendiri.
Menjelang bulan Ramadan, jujur saja otakku sudah dipenuhi pertanyaan, "Hampers tahun ini isinya apa, ya? Desain packaging-nya bakal seperti apa, ya?". Bagiku, menentukan isi dan desain hampers adalah bagian paling menyenangkan. Untuk isian, aku lebih mendiskusikan dengan mama. Kalau desain packaging, aku serahkan dengan menyelami Pinterest.
Ketika sudah menentukan isian hampers, aku mulai memikirkan stoples yang akan digunakan. Yap, tahun ini isi hampers-ku adalah kue kering buatan mama, spesifiknya kue sagu keju dan kue putri salju. Keduanya favoritku, sehingga aku mau teman-temanku merasakannya juga.
Tahun ini, aku memutuskan membeli boks hampers secara online karena aku terlalu malas pergi ke tempat langganan yang cukup jauh. Tantangannya, aku harus menghitung panjang, lebar, dan tinggi boks sebelum memesan agar sesuai dengan stoples yang digunakan. Memusingkan, tapi ketika datang dan hasilnya sesuai, bahagianya ada banget!

Untuk desain packaging, sebenarnya aku lebih fokus ke beberapa hal, seperti kartu ucapan, stiker, dan tag pada pita. Detail banget? Oh honey, go hard or go home. Dengan bantuan Pinterest, aku menemukan konsep yang menurutku cocok diterapkan untuk hampers tahun ini.
Kartu ucapan aku buat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini aku sisipkan foto yang menurutku sangat personal, yakni foto saat aku dan mama membuat kue. Ada gambar oven tangkring di atas kompor, adonan kue yang sudah dicetak, dan lainnya. Aku buat hitam putih, biar lebih dramatis.
Semua perintilan, seperti stiker, kartu ucapan, dan tag, aku desain menggunakan Canva secara mandiri. Dengan begitu, aku bisa dengan sesuka hati menyesuaikan dengan selera. Hampers tahun ini aku pengin lebih hangat dan ada sentuhan "keluarga". Semoga benar tersampaikan.
2. Selalu ada individu baru yang masuk dalam list pemberian hampers

Tahun ini, setidaknya aku membuat 18 hampers. Individu yang menerima sudah aku catat di notes handphone. Aku memastikan tidak ada yang terlewat. Menentukan individu yang menerima hampers dariku sebenarnya tidaklah sulit, tetapi setiap tahunnya selalu ada nama baru yang tercantum.
Nama-nama yang aku beri mayoritas sama. Ada beberapa sahabat dari SMP, SMA, dan teman kerja yang mewarnai keseharian. Namun namanya hidup, terkadang ada saja orang yang ternyata memberikan dampak besar dan baik. Dalam waktu setahun, peran mereka dalam hidupku makin signifikan.
Kalau bisa memberi hampers ke semua orang, aku pengin melakukannya. Namun karena aku merasa hampers ini spesial, yang menerima pun harus spesial.
3. Hampers mengajarkan rasa syukur dan bentuk terima kasih

Hampers yang aku buat dan rangkai mungkin tidak secantik yang dijual di luaran sana. Namun, aku membuatnya dengan penuh cinta dan aku harap mereka yang menerima hampers dariku merasakannya juga.
Dari hampers yang aku susun, rangkai, dan bagikan, aku memaknainya sebagai rasa syukur dan bentuk terima kasih. Aku bersyukur karena diberi kesehatan dan kecukupan, sehingga masih bisa hidup dengan baik. Aku juga bersyukur karena masih dipertemukan lagi dengan Ramadan. Berbagi di bulan yang suci ini juga mendapat pahala berlipat ganda, kan?
Hampers yang aku beri juga sebagai bentuk terima kasih. Individu yang aku beri hampers punya peran besar dalam hidupku, setidaknya setahun ke belakang. Ada yang masih setia membersamai sejak duduk di bangku sekolah, tempat curhat teraman tanpa takut dihakimi, hingga mereka yang menerimaku tanpa menuntut aku ini dan itu. Aku bersyukur dan berterima kasih untuk mereka.
Dari sebuah hampers, aku bisa lebih memaknai arti berbagi, bersyukur, dan berterima kasih selama Ramadan. Aku juga tidak ada keinginan untuk berhenti membuat hampers ketika Ramadan tiba lagi. Jujur, ini juga menjadi stress relief yang menyenangkan buatku. Menyusun hampers sama dengan menyusun syukur buatku.