12 Nama-Nama Bulan dalam Bahasa Arab dalam Kalender Hijriah

Tahukah kamu bahwa tidak hanya kalender Masehi yang memiliki 12 bulan? Dalam Islam, kalender Hijriah pun memiliki 12 bulan yang penyebutannya dalam bahasa Arab sangat berbeda dengan kalender Masehi.
Bagi umat Islam, mungkin bulan yang paling familiar adalah bulan Ramadan dan Rabiul Awal. Selain itu, terdapat nama-nama bulan dalam bahasa Arab pada kalender Hijirah yang menarik untuk diketahui.
Berikut ini adalah nama-nama bulan dalam bahasa Arab pada kalender Hijriah beserta penjelasan tentang peristiwanya. Simak di bawah ini!
1. Muharam (محرم)

Bulan pertama dalam kalender Hijjriah adalah Muharam. Bulan ini merupakan salah satu dari empat bulan suci bagi umat Islam dan menjadi bulan yang penuh kebaikan.
Nama bulan yang menjadi penanda dari awal kalender Hijriah ini memiliki makna terlarang. Pasalnya, bulan ini dimaksudkan sebagai bulan yang disucikan atau dihormati dan pada saat itu masyarakat Arab tidak diperbolehkan berperang pada bulan ini.
2. Safar (صفر)

Nama-nama bulan dalam bahasa Arab selanjutnya adalah Safar. Alasan dari penamaan bulan Safar adalah karena pada bulan ini, masyarakat Arab biasanya meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong, sehingga dinamakan safar atau shifr yang berarti kosong atau pergi.
Bulan Safar merupakan salah satu bulan yang diperbolehkan untuk berperang, sehingga pada bulan ini tidak sedikit perang yang terjadi. Selain itu, peristiwa lain yang perlu kita ketahui pada bulan Safar adalah peristiwa pernikahan Rasulullah SAW dengan Khadijah binti Khuwailid.
3. Rabiul Awal (ربيع الاول)

Bulan ketiga pada kalender Hijjriah adalah bulan Rabiul Awal. Bulan yang menjadi momen penting bagi umat Islam ini merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia.
Penamaan bulan dari kata Rabi yang berarti semu atau bulan yang memasuki musim bunga. Dalam bulan yang penuh keberkahan ini, umat Islam dianjurkan untuk banyak melakukan banyak amalan kebaikan.
4. Rabiul Akhir (ربيع الاخر)

Nama-nama bulan dalam bahasa Arab ialah bulan Rabiul Akhir atau bisa juga disebut dengan bulan Rabiul Tsani (ربيع الثاني). Pada bulan ini, Allah SWT menurunkan surat Al-Hasyr (pengusiran) yang dilatarbelakangi oleh upaya pembunuhan Rasulullah SAW oleh kaum Yahudi.
Selain itu, pada bulan ini juga terjadi beberapa peperangan umat Islam, yaitu perang Buhran, perang Ghamar, hingga perang Jamal. Bulan yang menandai berakhirnya musim semi ini juga merupakan bulan di mana umat Islam memperoleh kemenangan atas beberapa peperangan.
5. Jumadil Awal (جمادى الاول)

Bulan yang kelima adalah bulan Jumadil Awwal atau Jumadil Ula (جمادى الأولى). Bulan ini merupakan bulan di mana musim dingin berlangsung. Dilambil dari kata Jamada yang berarti beku, nama bulan ini menggambarkan keadaan air pada musim dingin.
6. Jumadil Akhir (جمادى الاخر)

Bulan selanjutnya pada kalender Hijriah yaitu bulan Jumadil Akhir atau Jumadil Tsani (جمادى الثانية). Pada bulan ini, putri Rasulullah SAW yaitu Siti Fatimah Az-Zahra lahir ke dunia.
Bulan yang berada di antara bulan Jumadil Awal dan Rajab ini juga menjadi penanda wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, yaitu sahabat Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah.
7. Rajab (رجب)

Nama-nama bulan dalam bahasa Arab selanjutnya yaitu bulan Rajab. Bulan ketujuh dalam kalender Hijriah ini merupakan salah satu bulan suci dan dimuliakan Allah SWT.
Pada bulan ini, umat Islam disarankan untuk banyak melakukan amal kebaikan karena setiap kebaikan yang dilakukan, pahalanya akan dilipat gandakan. Bulan yang dikenal dengan bulan penghormatan ini merupakan bulan di mana Nabi Muhammad SAW dimuliakan.
8. Syakban (شعبان)

Bulan kedelapan dalam kalender Hijriah adalah bulan Syakban. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah, terutama pada tanggal 15 Syakban yang dikenal dengan Nisfu Syaban.
Pada bulan Syakban ini, terjadi banyak peristiea penting dalam sejarah umat Islam, yaitu terjadinya perubahan arah kiblat, penentuan ajal manusia, turunnya perintah bershalawat, hingga diangkatnya buku catatan amal selama satu tahun.
9. Ramadan (رمضان)

Bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam pada kalender Hijriah adalah bulan Ramadan. Bulan yang menjadi bulan kesembilan pada kalender Hijriah ini memiliki banyak peristiwa penting di dalamnya, seperti diturunkannya Al-Qur'an yang dikenal dengan Nuzulul Qur'an hingga pembebasan Kota Makkah.
Pada bulan yang disebut juga sebagai bulan penuh ampunan ini, umat Islam dianjurkan utnuk berpuasa, sholat malam, dan menunaikan zakat untuk menyempurnakan puasa. Pasalnya, pada bulan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala ibadah dan membentangkan ampunan yang luas bagi hamba-Nya yang ingin bertaubat.
10. Syawal (شوال)

Bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah adalah bulan Syawal. Pada bulan ini, seluruh umat Islam merayakan kemenangan setelah melaksanakan ibadah sebulan penuh saat Ramadan.
Pada bulan Syawal ini, terdapat beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah umat Islam, yaitu berkaitan dengan peperangan, pernikahan Nabi, hingga kelahiran salah satu ulama ternama.
11. Dzulqo'dah (ذو القعدة)

Bulan Dzulqo'dah menjadi bulan kesebelas dalam nama-nama bulan dalam bahasa Arab. Bulan yang merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan ini menjadi bulan yang penting bagi umat Islam.
Pasalnya, di bulan Dzulqo'dah, semua kebaikan hingga kemaksiatan akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah SWT. Nama bulan Dzulqo'dah sendiri memiliki makna penguasa gencatan senjata karena pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan pada bulan ini.
12. Zulhijah (ذو الحجة)

Bulan terakhir dalam kalender Hijriah yaitu Zulhijah. Bulan yang kita kenal dengan peristiwa Idul Adha atau Hari Raya Kurban ini merupakan salah satu bulan yang dimuliakan umat Islam. Pasalnya, pada bulan yang juga dikenal dengan sebutan Haji atau Al Hajjah ini, dosa Nabi Adam AS dan Siti Hawa diyakini telah diampuni oleh Allah SWT.
Nah, itu dia penjelasan dari 12 nama-nama bulan dalam bahasa Arab pada kalender Hijriah beserta peristiwa yang ada di baliknya. Semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasan kalian tentang penanggalan dalam ajaran Islam, ya!
Penulis: Rani Purwanti