Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Nilai Filosofis Ibadah Wukuf di Padang Arafah, Sarat Makna Mendalam

Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (instagram.com/Millahtour.id)
Intinya sih...
  • Ibadah haji wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim, termasuk wukuf di padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah.
  • Wukuf di Padang Arafah mengandung makna filosofis untuk bertakwa dan memetik hikmah dari peristiwa Adam dan Hawa.
  • Wukuf mengajarkan kita tentang kesetaraan, introspeksi diri, dan menyadari kebesaran Allah SWT serta kefanaan dunia.

Rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim adalah ibadah haji. Mereka yang dikaruniai rezeki lebih, sudah seharusnya melaksanakan kewajiban ini setidaknya sekali seumur hidup. Rukun yang menjadi puncak dari serangkaian ibadah haji adalah wukuf di padang Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijjah setelah matahari tergelincir, hingga terbit fajar pada 10 Zulhijjah. 

Wukuf di Padang Arafah mengandung makna filosofis yang mengajarkan kita untuk lebih bertakwa. Apa saja pesan penting dibalik hakikat wukuf? Referensi dari buku Ya Allah Antar Aku ke Baitullah, karya Aguk Irawan MN, menjelaskan nilai filosofis dari ibadah wukuf sebagai berikut.

1. Seperti bertaubatnya Nabi Adam AS dan Hawa, wukuf adalah momentum untuk penyucian diri

Seorang muslim sedang berdoa (Unsplash.com/Masjid Pogung Dalangan)

Arafah adalah tempat bertemunya kembali nabi Adam AS dan Hawa setelah terpisahkan sekian lama, sejak diturunkan dari surga. Di padang Arafah inilah mereka berdua bertemu untuk meluapkan rasa rindu. Rahmat dan kasih sayang tumpah ruah dari perasaan Adam dan Hawa di bukit tersebut. Maka tidak salah jika bukit itu diberi nama Jabal Rahmah yang artinya Bukit Cinta.

Para jamaah haji yang wukuf di padang Arafah harus pandai memetik hikmah dari peristiwa Adam dan Hawa. Setelah berjumpa kembali, Adam dan Hawa tidak ingin mengulangi dosa dengan melanggar larangan Allah SWT seperti yang pernah mereka lakukan. Dosa itulah penyebab keduanya dipisahkan.

Dosa yang kita perbuat hanya merugikan diri sendiri. Mungkin tampak membahagiakan di awal, namun itu hanya tipuan semu yang pada akhirnya mendatangkan derita dan duka. Di padang Arafah inilah jamaah haji dianjurkan bertaubat, memperbanyak istigfar, berjanji tidak akan durhaka lagi kepada Allah SWT dan melantunkan zikir.

2. Arafah artinya mengenal, maknanya siapa mengenal dirinya sendiri akan mengenal Tuhannya

Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (instagram.com/Millahtour.id)

Kata ‘Arafah’ berarti mengenal atau mengerti. Ketika seorang jamaah haji sedang berdiam di padang Arafah, sesungguhnya ia diminta untuk mengenal dan mengerti tentang dirinya sendiri. Seperti Nabi Adam AS dan Hawa yang keduanya telah mengenal tentang diri mereka sendiri sebagai pelaku dosa yang telah melanggar larangan Allah SWT.

Umat Islam yang berwukuf di padang Arafah juga seharusnya mengerti dan mengenal dirinya sendiri. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” Isilah wukuf dengan introspeksi mendalam. Jadikan keheningan dan ketenangan Arafah untuk merenungi perjalanan hidup kita, merenungi dosa-dosa masa lampau dan memohonkan ampun karenanya.

3. Wukuf artinya berhenti, maknanya menyadari bahwa segala sesuatu akan berakhir

masjid al-Nabawi di Madinah (Unsplash.com/A Muah)

'Waqafa' adalah asal kata wukuf yang artinya berhenti. Secara filosofis, makna dibalik wukuf berarti menyadari bahwa segala sesuatu akan berakhir. Tidak ada yang abadi di dunia ini, semuanya bersifat fana. Apa yang kita kejar siang dan malam, pada akhirnya akan sampai pada pemberhentian.

Ibadah wukuf di Arafah mengajak kita berhenti untuk merenungi kebesaran Allah SWT dan mengingatkan kita agar tak tenggelam dalam mengejar materi duniawi semata. Kita sering kali terlalu disibukkan dengan hiruk pikuk pekerjaan dan tanggung jawab. Sebagai Muslim, sudah sepantasnya kita menyiapkan bekal akhirat dengan ibadah dan amal saleh, sebab semua manusia akan kembali padaNya. 

4. Semua manusia setara di hadapan Allah SWT, hanya ketakwaan yang jadi pembeda

Seorang muslimah sedang duduk berzikir (Unsplash.com/Ahmed)

Semua jamaah berwukuf di padang Arafah tanpa memandang kaya atau miskin, kulit putih atau hitam. Tidak ada status sosial yang membedakan, semua jamaah haji setara di hadapan Allah SWT. Hanya ketakwaan yang jadi pembeda setiap hamba.

Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai manusia, ketahuilah bahwa Tuhan kalian adalah satu, dan ayah kalian adalah satu. Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang non-Arab, atau bagi orang non-Arab atas orang Arab, atau bagi orang yang berkulit merah atas orang yang berkulit hitam, atau bagi orang yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah kecuali dengan takwa." (HR. Ahmad)

Ibadah wukuf di Arafah, mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan menguatkan persaudaraan antar umat Islam. Dengan menyadari kesetaraan ini, hendaknya tidak ada lagi dalam diri kita sikap sombong dan merendahkan orang lain, sebab di sisi Allah SWT, mereka yang mulia adalah yang paling bertakwa.

Padang Arafah bukan hanya tempat beribadah, tapi memiliki makna mendalam tentang penyucian diri, mengenal Allah SWT, nilai ketakwaan dan kesadaran akan dunia yang fana. Dengan memahami hakikat wukuf dan nilai filosofisnya, diharapkan kita bisa menunaikan perjalanan haji dengan penuh ketakwaan kepada Allah SWT. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us