“Kami menemukan fakta bahwa turis lokal memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan turis internasional, tetapi masalahnya di sini adalah masih ada kurangnya integrasi dan dampak duar arah yang dibutuhkan dari turis lokal,” ucap Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, saat wawancara bersama awak media di area Jakarta Pusat, Senin (30/09/2024).
Nuanu Buktikan Ragam Manfaat Creative City, Prioritaskan Nilai Budaya!

- Kota kreatif Nuanu di Bali mengajak pengrajin lokal untuk memberdayakan ekonomi secara keseluruhan.
- Nuanu fokus pada integrasi teknologi modern dan keindahan alam, dengan menggunakan material bangunan berbahan eco-friendly.
- Nuanu menyediakan lahan edukatif dengan sekolah bernama "ProEd" dan public space yang ramah lingkungan untuk menarik lebih dari 5 juta pengunjung.
Jakarta, IDN Times - Creative city atau kota kreatif adalah lahan kota yang memprioritaskan industri budaya dan seni sebagai penopang pembangunan kota. Berangkat dari permasalahan kota yang hanya mengandalkan insentif ekonomi dari pusat, kota kreatif muncul sebagai cara untuk menghasilkan pendapatan kota secara kreatif, melalui kreativitas dan budaya dalam kota itu sendiri.
Di Indonesia, penerapan kota kreatif pun mulai marak dibicarakan, mengingat terdapat banyak kesenian dan seniman yang kaya di dalamnya. Contohnya, Nuanu yang berada di Bali.
Kota kreatif seluas 44 hektar ini mengajak para pihak seniman dan pengrajin lokal yang juga memberdayakan ekonomi secara keseluruhan. Lalu, apa saja yang terdapat dan bisa dipelajari dari penerapan kota kreatif Nuanu? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
1. Menggabungkan ekosistem yang harmonis bagi masyarakat, berfokus pada turis lokal

Bertempat di Tabanan, Bali, Nuanu ingin menjadi kota kreatif yang tidak hanya berfokus pada turis internasional, tetapi juga turis lokal. Menurut Lev Kroll, selaku CEO, turis lokal memainkan peran yang lebih besar untuk ranah tourism dan hal ini yang harus ditonjolkan karena sumbangsih lokal juga berperan penting untuk meningkatkan values dan ide yang dimiliki.
Untuk itu, Lev Kroll berfokus untuk menciptakan tata kota yang berkesan dengan experience yang didapat dari para pengunjung. Ia pun turut membawakan artwork seni dari seniman luar ternama, Daniel Popper, sebagai salah satu instalasi yang megah, memberikan pengalaman bagi para pelanggan ketika berkunjung.
2. Memanfaatkan teknologi dan AI dalam penerapannya

Salah satu visi utama yang ingin ditonjolkan Kroll dalam pengembangan Nuanu adalah integrasi antara teknologi modern dan keindahan alam. Dengan latar belakangnya di bidang IT, Kroll berambisi menciptakan ruang yang tidak hanya nyaman, tetapi juga canggih, menunjukkan keseimbangan antara inovasi dan lingkungan. Salah satu konsep unggulan yang ia usung adalah media park, sebuah area yang menggabungkan seni media dengan elemen alam yang khas dari Bali.
“Kami membangun tempat bertema “magical fairy forest” dengan instalasi seni dari media, berbagai audio, dan lighting yang menonjolkan kecantikan alam di Bali,” ucapnya.
Dengan menunjukkan poin alam yang menjadi ciri khas Bali, Kroll juga berkomitmen untuk menghormati tradisi bali yang ramah alam dan lingkungan. Ia pun juga mencoba untuk memperlihatkan contoh, bahwa karya teknologi dan media dapat tetap berinteraksi dengan alam, seperti misalnya Nuanu, memprioritaskan sustainability dengan menggunakan material bangunan berbahan eco-friendly dan ragam energi ramah lingkungan.
3. Tidak berfokus pada revenue, tetapi pada value

Sebagai kota kreatif yang mengandalkan revenue dari kreativitas dan seni budaya, Kroll pun mengaku bahwa dirinya lebih mengedepankan value terlebih dahulu. Karena ia masih belum memiliki dengan pemerintah, ia pun lebih berfokus untuk berkolaborasi dari skala kecil terlebih dahulu.
“Kita terbuka untuk berkolaborasi dengan pemerintah, namun kita lebih bisa menjangkau kerja sama di lingkup yang lebih kecil, yakni private investor. Kita juga ingin lebih dulu menunjukkan value daripada menjangkau pemerintah karena masih belum memiliki pengalaman di cara itu,” tutur Lev Kroll saat wawancara.
Untuk value ini, Nuanu menunjukkannya melalui penggunaan teknologi, budaya, dan alam, yang bisa dijalankan secara berkesinambungan. Ia pun ingin memiliki rencana yang lebih matang dan terstruktur agar dapat berfokus untuk kolaborasi skala kecil terlebih dulu.
4. Menyediakan public space yang ramah lingkungan dan juga edukatif

Dengan lahan yang luas, Nuanu juga menyediakan lahan edukatif dengan adanya sekolah dan project yang diadakan. Di kota kreatif ini, Nuanu juga akan membangun sekolah bernama “ProEd”, berdekatan dengan museum sebagai tempat edukasi yang lebih umum.
“Di Nuanu, kita memiliki sekolah yang akan beroperasi dengan transportasi umum yang akan dioperasikan untuk mengurangi penggunaan emisi akibat transportasi pribadi. Selain itu, kita juga akan menyediakan ragam media untuk para pengunjung merasa berkesan setelah mampir,” ucap Lev Kroll.
Dengan public space tersebut, Lev pun berkomitmen untuk menyediakan public space yang tidak hanya luas, tetapi juga ramah lingkungan. Berkolaborasi bersama berbagai pihak, ia berharap dapat mendatangkan lebih dari 5 juta pengunjung di Nuanu.
“Strategi kita untuk mencapai jumlah pengunjung yang diinginkan adalah dengan berinvestasi kepada seni budaya dan melakukan proyek-proyek kecil berkualitas tinggi untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional,” pungkasnya.
5. Tidak hanya mendatangkan seniman ternama dari luar negeri, Nuanu juga terbuka untuk berkolaborasi bersama dengan seniman lokal

Lev Kroll juga tak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur, tetapi ia sangat menekankan pentingnya kolaborasi dengan para seniman lokal. Sebagai seorang visioner yang ingin menjadikan kota sebagai pusat kreativitas, Kroll membuka pintu lebar-lebar bagi seniman dari berbagai kalangan untuk bekerja sama dan berkontribusi pada kota yang sedang ia bangun.
Nuanu, kota kreatif impiannya, dirancang sebagai ruang yang inklusif dan terbuka. Di mana, setiap seniman punya kesempatan untuk berpartisipasi.
“Untuk para seniman lokal yang berminat, kami membuka kolaborasi bagi semua pihak dan dapat me-reach out Nuanu untuk kerja sama lebih lanjut,” ujarnya.
Dengan menciptakan ekosistem yang mendukung dan inklusif, Kroll berharap Nuanu tidak hanya menjadi kota inovatif, tetapi juga pusat bagi kreativitas yang terus berkembang. Melalui kolaborasi ini, Kroll ingin memastikan bahwa Nuanu menjadi ruang yang merangkul berbagai gagasan dan karya seni, menciptakan koneksi antara urbanisasi modern perkotaan dan budaya khas lokal yang kaya tradisi.
Itu dia fakta mengenai kota kreatif Nuanu yang akan dibuka akhir tahun ini. Tertarik berkunjung?