5 Alasan Orang Tak Mau Kaya Instan, Takut Cepat Hilang?

Jika ada kesempatan untuk secepatnya menjadi orang kaya, apakah kamu tertarik? Sepertinya enak ya, dengan kekayaan itu apa saja yang diinginkan dengan mudah bisa terpenuhi. Hari ini kamu masih tinggal di kos sederhana, dalam sekejap sudah pindah ke rumah atau apartemen mewah.
Kemarin dirimu masih sering dihina orang, sekarang begitu dihormati karena sudah kaya. Meski tampak menggiurkan, ternyata gak semua orang mau menjadi kaya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Bila pun penawaran seperti itu ada, mereka lebih suka menolaknya dan tetap menjalani hari seperti biasa.
Apa yang membuat orang tak mau diiming-imingi hidup kaya secara instan? Mereka tentu butuh uang untuk hidup, tetapi materi rupanya bukan segalanya. Lima hal ini bikin mereka lebih sabar menanti saat yang tepat buat menyandang status jutawan atau miliarder.
1. Tahu mentalnya gak akan siap untuk perubahan sedrastis itu

Ketika uang berdatangan seperti banjir bandang, bukan cuma rekening yang perlu dipersiapkan buat menampungnya, tapi mental orang yang kaya secara mendadak juga wajib disiapkan. Meski tak tampak, faktor mental akan sangat berpengaruh pada perubahan diri setelah menjadi orang kaya dalam sekejap.
Apabila mentalnya tidak mampu dengan cepat mengimbangi, muncul perilaku-perilaku khas orang kaya baru. Garis besarnya tentang attitude yang buruk, seperti suka pamer dan menghina orang lain yang tidak sekaya itu. Uang yang ada pun cenderung dihamburkan demi menunjukkan betapa kaya dirinya.
Mental yang belum siap ini justru mendekatkan orang pada kejatuhan. Mereka sudah gak disukai orang, dan masih pula akhirnya gagal mempertahankan statusnya sebagai orang kaya. Bila kekayaan datang bersama dengan mental yang siap, sikap mereka akan kalem-kalem saja.
2. Gak mau terjebak dalam cara-cara yang buruk dalam memperkaya diri

Untuk memperoleh kekayaan yang besar dalam tempo sesingkat-singkatnya tentu gak bisa dengan bekerja seperti biasa. Sekeras-kerasnya orang bekerja tetap butuh waktu untuk mencapai kekayaan sebesar itu. Bukan sekadar dalam hitungan bulan, melainkan bertahun-tahun.
Kaya instan lebih mungkin diperoleh dengan cara yang kurang baik dibanding bekerja secara umum. Setiap pekerjaan yang gak benar tentu risikonya juga besar. Sekalipun bayangan hasilnya tidak main-main, masih banyak orang yang takut akan risikonya.
Katakanlah mereka sampai terjerat masalah hukum, kekayaan yang didapatkan justru tak bisa dinikmati dan masih pula menanggung sanksi. Lebih baik kerja biasa dengan hasil sewajarnya, tetapi pikiran tidak terbebani beragam kekhawatiran. Jadi hidup jauh lebih tenang.
3. Menikmati proses

Orang yang tidak tahan dengan proses pasti akan mengambil salah satu dari dua pilihan ini. Pertama, ia menyerah dan pasrah dengan hasil sekecil apa pun yang diperoleh. Kedua, dia masih ingin hasil yang jauh lebih besar, tetapi nekat mengambil cara-cara yang buruk seperti dalam poin sebelumnya.
Sementara itu, orang yang enjoy dalam berproses tetap berharap suatu saat bisa memperoleh hasil materi yang makin tinggi. Akan tetapi, saat ini dan entah sampai berapa tahun ke depan dia masih nyaman-nyaman saja menjalani proses. Proses itu tidak mengurangi kebahagiaannya.
Setiap tahapan yang mesti dilaluinya malah terasa seperti petualangan. Ada rasa senang sekaligus kesempatan buat banyak belajar. Hasilnya justru kurang dipikirkan karena hal itu otomatis mengikuti usahanya.
4. Takut kekayaan yang didapat dengan kilat, juga cepat musnah

Kekayaan itu sendiri barangkali menarik minat seseorang. Lebih kaya, berarti hidup lebih terjamin dan secara status umumnya juga kian dihormati. Namun, seberapa lama kekayaan itu akan bertahan dalam genggamannya?
Makin besar nilai kekayaannya, tentu dia makin ingin mempertahankannya selama mungkin sebagai miliknya. Berat sekali rasanya apabila ia mesti melepasnya dengan cepat, seperti menggenggam air. Ketika telapak tangan dibuka kembali, yang tersisa tinggal basahnya.
Rasa takut gak bisa menikmati kekayaan dalam waktu panjang karena memperolehnya juga secara cepat, membuatnya kurang tertarik. Lebih penting ketimbang nilai uangnya adalah waktu dalam menikmatinya. Cepat kaya tetapi lekas balik miskin lagi, akan sangat menyakitkan dan memalukan, bukan?
5. Kaya bukan tujuan utama bekerja

Ada orang yang bekerja sepenuhnya buat mencari uang. Bahkan makin banyak uang yang didapatkan, maka apa saja akan dilakukannya asal target materi tercapai. Namun, ada pula orang yang tidak menomorsatukan uang.
Tujuannya bekerja meliputi 3 hal yaitu, uang buat biaya hidup, kesenangan, dan pengabdian. Dengan demikian, kekayaan hanya sepertiga dari tujuannya dalam bekerja. Ia tak bekerja agar menjadi kaya raya.
Hidup sederhana pun bukan masalah, asalkan ada rasa senang yang diperoleh dari pekerjaannya, berkesempatan untuk mengabdi pada orang lain, dan bisa menggeluti bidang yang diminati. Secara alami ia tidak terlalu mengejar kekayaan. Kaya pelan-pelan saja gak wajib baginya, apalagi mengejar jadi sultan dalam semalam.
Kaya instan memang hanya enak saat dibayangkan. Bila sungguh-sungguh terjadi, kekagetan dan segala hal rumitnya malah bisa bikin stres. Proses yang terlalu cepat, biasanya akan memberikan hasil yang kurang baik dan baru terlihat belakangan. Oleh karena itu, beberapa orang tak mau kaya instan!