Segera Tayang Kembali, Ini 5 Pelajaran Hidup dari Film Titanic

Diangkat dari kisah nyata, Titanic (1997) mengusung kisah tragis tenggelamnya kapal Royal Mail Ship (RMS) Titanic pada 1912 silam. Diawali oleh kebanggaan dan kepercayaan manusia bahwa kapal tersebut tidak akan dapat tenggelam, bahkan oleh Tuhan sekalipun, akhirnya kapal Titanic mengakhiri kejayaannya ketika sedang berlayar di Samudera Atlantik Utara.

Tenggelamnya kapal Titanic akibat menabrak gunung es merupakan bukti bahwa prasangka manusia belum tentu benar sepenuhnya. Dengan begitu, kekuatan dan kemampuan manusia pun tentu akan selalu ada batasnya. Oleh karenanya, tetap utamakan dan berserah diri kepada Tuhan dalam segala hal yang dilakukan, ya!

Meski kekuatan dan kemampuan manusia ada batasnya, namun bukan berarti kamu dapat menyerah begitu saja. Ketika kondisi dan situasi yang gak diduga datang dan menuntutmu untuk berusaha, pantang menyerah menjadi jawabannya.

Pesan tersebut disampaikan melalui adegan para penumpang kapal Titanic, termasuk sang tokoh utama, yakni pasangan Jack Dawson dan Rose DeWitt Bukater yang mengerahkan segala usaha terbaiknya untuk menyelamatkan diri dari tenggelamnya kapal tersebut. Walaupun mungkin hasil akhir gak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi lebih baik berjuang dengan seluruh tenaga dibandingkan tidak sama sekali, bukan?

Melihat perjuangan para penumpang kapal Titanic menyelamatkan diri dari bencana telah membuktikan bahwa keputusan yang diambil setiap detiknya sangatlah berharga. Meski tampak sederhana, namun keputusan yang diambil setiap detik, menit, bahkan jamnya dapat menentukan antara hidup atau mati mereka. 

Oleh karenanya, pergunakanlah waktu yang kamu miliki dengan sebaik-baiknya. Manfaatkan juga setiap detik, menit, dan jam yang kamu punya dengan kegiatan yang positif serta keputusan yang bijaksana. 

Sorotan lain yang berhasil ditampilkan dalam film Titanic (1997) ialah kesenjangan ekonomi dan sosial. Hal tersebut digambarkan ketika para penumpang kapal Titanic dibagi ke dalam berbagai kelas dan tingkatan, baik berdasarkan status ekonomi maupun sosialnya.

Semakin tampak jelas, ketika para penumpang kapal Titanic juga mendapatkan perlakuan yang berbeda saat kapal pesiar tersebut berusaha diselamatkan. Dalam realitasnya, status ekonomi dan sosial bukanlah segalanya.

Tanpa memandang latar belakang status, kapal pesiar berkapasitas kurang lebih 3.000 penumpang tersebut sukses menenggelamkan dan menewaskan lebih dari 1.000 orang. Tentunya, segala harta maupun tahta yang dimiliki tidak akan ikut dibawa mati, kan?

Menjadi highlight utama, film bergenre epic romance tersebut juga mengangkat kisah cinta tragis di antara Jack Dawson, seorang pelukis dari keluarga berkekurangan dan Rose Dewitt Bukater, seorang perempuan dari keluarga bangsawan. Terlepas dari status ekonomi dan sosial yang dimiliki, cinta dan kasih sayang yang tulus pun tumbuh di antara mereka. 

Mencapai klimaks, Jack dan Rose harus rela dipisahkan oleh maut. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, Jack rela mengorbankan nyawanya agar Rose dapat selamat. Gak hanya cinta dan kasih sayang belaka, hal tersebut juga tentu membutuhkan ketulusan di dalamnya. 

Itulah sederet pelajaran hidup yang dapat diambil dari film Titanic (1997). Walaupun berakhir tragis, namun selalu ada pesan dan pelajaran kehidupan yang dapat kamu petik.