5 Pelajaran Hidup Film Bila Esok Ibu Tiada, Penuh Haru dan Inspiratif

- Film "Bila Esok Ibu Tiada" mengajarkan pentingnya waktu untuk keluarga dan kasih sayang ibu kepada anak.
- Kisah Rahmi yang berjuang membesarkan keempat anaknya sendirian setelah kehilangan suami menggambarkan momen kehilangan dan pembentukan karakter.
- Menyediakan waktu untuk keluarga, saling bertukar kabar dengan orangtua, dan belajar dari duka adalah pelajaran hidup penuh makna dari film ini.
Insan perfilman Indonesia kembali dimanjakan oleh film keluarga yang mengandung banyak pelajaran hidup. Film Bila Esok Ibu Tiada garapan Leo Pictures, baru tayang pada 14 November 2024.
Film ini jadi refleksi tentang bagaimana pentingnya menyediakan waktu untuk keluarga. Selain itu, Christine Hakim yang berperan sebagai Ibu Rahmi, juga menggambarkan sosok ibu yang mungkin dirindukan oleh sebagian besar orang. Ini dia beberapa pelajaran hidup penuh makna yang bisa kamu teladani dari film Bila Esok Ibu Tiada.
1. Belajar arti cinta dan kasih sayang dari seorang ibu

Dari peran Christine Hakim sebagai Ibu Rahmi, kita diajak merenungkan kembali betapa besarnya kasih sayang ibu kepada anak. Di pelukan ibu, kita belajar apa arti cinta dan kasih sayang. Seorang ibu cenderung memendam masalah sendiri, ibu tidak ingin membebani anak-anaknya dengan beban baru.
Film Bila Esok Ibu Tiada menceritakan bagaimana sosok Rahmi berjuang membesarkan keempat anaknya sendirian setelah kehilangan suami. Meski keempat anaknya sudah beranjak dewasa, karakter Rahmi menunjukkan bagaimana sesungguhnya seorang ibu punya tanggung jawab agar anak-anaknya bisa hidup dengan rukun dan harmonis.
2. Momen kehilangan mengajarkan banyak hal, termasuk kebersamaan

Bila Esok Ibu Tiada mengangkat premis tentang keluarga dan kehilangan. Momen kehilangan Haryo atau suami Rahmi (Slamet Rahardjo) untuk selamanya, ternyata sangat memengaruhi hubungan antarkeluarga. Semula harmonis, hubungan antar keempat anak ini semakin renggang dan tidak rukun.
Namun, momen kehilangan inilah yang membentuk karakter seseorang. Kita mungkin ditempa dengan beragam momen tidak menyenangkan, yang akhirnya menuntut diri sendiri untuk beradaptasi dan tetap menjalani hidupnya seperti biasa.
3. Usahakan selalu meluangkan waktu untuk keluarga

Semakin dewasa, mungkin kita akan disibukkan oleh pekerjaan atau hal lainnya. Hal ini juga yang dialami oleh Ranika (Adinia Wirasti), Fedi Nuril (Rangga), Rania (Amanda Manopo), dan Hening (Yasmin Napper). Tanpa kamu sadari, ada orangtua yang merindukan kehadiran anak mereka.
Maka dari itu, cobalah sebisa mungkin meluangkan waktu untuk keluarga. Kehidupan Rahmi menggambarkan kerinduan seorang ibu untuk selalu ada di dekat anak dan suaminya. Sesibuk apa pun dirimu, jangan lupa saling bertukar kabar dengan orangtua dan anggota keluarga yang lain.
4. Duka adalah proses pembelajaran seumur hidup

Dari apa yang dialami Rahmi dan anak-anaknya, ada satu hal penting yang gak boleh terlewatkan. Film ini mengajarkan kita bahwa duka adalah proses pembelajaran seumur hidup yang tidak berujung.
Momen ini tentunya tidak disukai semua orang. Banyak perubahan yang terjadi, tetapi justru itulah yang harus kita embrace bahwa luka pasti menorehkan bekas.
5. Jangan memikul dan memendam beban sendirian

Akar dari banyaknya permasalahan hidup bisa jadi timbul dari diri sendiri. Peduli pada keluarga dan memikirkan kebutuhan keluarga adalah hal yang penting. Namun, jangan lalu melupakan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan diri sendiri.
Ingatlah bahwa kamu masih punya orang-orang yang peduli dan sayang kepadamu. Bagilah bebanmu sedikit demi sedikit sehingga bukan kamu saja yang menanggung beban hidup itu. Gak apa-apa kok untuk menjadi rapuh dan tidak kuat setiap saat.
Itu dia beberapa pelajaran hidup dari film Bila Esok Ibu Tiada. Bagaimana? Apa pelajaran hidup lainnya yang bisa kamu ambil dari film ini?