5 Perasaan Perempuan Muslim saat Haid di Bulan Ramadan, Gak Bisa Puasa

Perempuan muslim yang sudah mengalami menstruasi, biasanya gak bisa berpuasa sebulan penuh saat Ramadan. Jarang sekali mereka dapat berpuasa 30 hari tanpa bolong, kecuali kebetulan terlambat datang bulan.
Bagi laki-laki yang kurang memahami hambatan perempuan dalam menjalankan ibadah puasa, kadang bersikap kurang berempati. Seolah-olah perempuan gembira sekali karena bisa cuti puasa. Bisa juga berpikir, jangan-jangan mereka memperpanjang masa haid buat menunda-nunda kewajiban kembali berpuasa. Laki-laki perlu tahu, bahwa perempuan yang mesti gak puasa juga sedih, lho.
Bulan Ramadan sangat istimewa bagi umat Islam. Orang yang sedang sakit atau menempuh perjalanan saja kerap berusaha keras supaya dapat tetap sambil berpuasa. Namun, perempuan yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan untuk puasa. Supaya laki-laki atau orang lain di luar sana lebih pengertian pada kondisi perempuan di sekitarnya, mari pahami lima perasaan mereka ini ketika haid saat bulan Ramadan tiba.
1. Sedih karena gak bisa memaksimalkan ibadah

Menstruasi bikin perempuan muslim gak bisa menjalankan dua ibadah sekaligus, yaitu puasa dan salat. Mereka memang masih leluasa bersedekah, berzakat, mendengarkan pengajian, dan melakukan kebaikan-kebaikan lain sesuai tuntunan agama. Namun, bolong puasa dan gak salat rasanya bikin mereka kehilangan kesempatan emas guna beribadah.
Maka dari itu, jangan bilang perempuan senang karena dapat gak puasa satu hingga dua minggu di bulan Ramadan. Perempuan harus ikhlas menerima takdirnya yang mengalami siklus bulanan tersebut selama puluhan tahun dalam hidupnya. Jangan pula menyimpulkan pahala laki-laki lebih banyak daripada pahala perempuan.
Meski laki-laki diberi keleluasaan dalam menjalankan ibadan puasa Ramadan dan salat, sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu, siapa yang ibadah serta setiap kebaikannya diterima. Perempuan yang mesti berhenti berpuasa karena haid sedang sedih, karena gak bisa memaksimalkan ibadahnya. Hindari menambah kesedihannya dengan sikap-sikap yang memandang miring kodratnya ini.
2. Malu kalau mau makan

Siapa bilang perempuan muslim yang lagi gak puasa lantas seperti orang yang kalap ketika makan? Banyak dari mereka malah menjadi malas makan, lho. Apalagi bila mereka mesti membeli makanan di siang bolong, pasti ada rasa malu.
Sekalipun orang-orang di sekitarnya memaklumi takdirnya sebagai perempuan, tetap saja ada perasaan malu. Semua orang menjadi tahu bahwa dirinya lagi datang bulan. Tak jarang perempuan sampai tetap ikut sahur dan hanya makan ketika tiba waktunya berbuka.
Di antara kedua waktu tersebut mereka cuma minum. Itu pun sambil sembunyi-sembunyi. Padahal, perempuan yang sedang menstruasi membutuhkan nutrisi lebih agar tidak terlalu lemas ketika banyak darah keluar. Perempuan perlu tetap memikirkan kebutuhan tubuhnya selama haid dengan mengonsumsi makanan bergizi saat waktunya makan.
3. Tapi kesal juga jika diejek saat makan dan minum

Selain rasa malu dari dalam diri perempuan sendiri jika ketahuan makan dan minum di siang hari, sikap kurang baik juga sering datang dari orang-orang di sekitarnya. Semua laki-laki muslim tentu seharusnya tahu, bahwa perempuan yang sedang menstruasi gak boleh berpuasa. Itu artinya, mereka bebas makan serta minum.
Namun, masih ada beberapa laki-laki yang kurang toleran ketika melihat perempuan muslim makan dan minum di siang hari. Seakan-akan perempuan tersebut melakukan hal yang salah atau sengaja menggoda orang yang tengah berpuasa. Hal seperti ini gak boleh dilakukan karena bikin perempuan jengkel.
Siapa pun yang tengah berpuasa kudu fokus dalam menjalankan ibadahnya. Jangan sedikit-sedikit seperti menyalahkan orang lain yang tidak berpuasa. Toleransi tak hanya perlu dilakukan oleh orang yang gak berpuasa pada orang yang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga sebaliknya.
4. Tak sabar ingin segera kembali berpuasa

Bulan Ramadan senantiasa dirindukan oleh umat Islam. Berpisah dengannya selalu terasa berat, termasuk ketika perempuan harus mengalami menstruasi. Setiap waktu terasa begitu panjang karena mereka sibuk menghitung hari.
Sudah berapa hari mereka tidak berpuasa? Kira-kira kapan datang bulannya berakhir? Selama menstruasi, keluarnya darah berwarna merah dan dalam jumlah banyak memang tidak terlalu lama. Biasanya antara tiga hingga lima hari
Namun, dari mulai keluarnya flek yang menjadi penanda haid dimulai sampai benar-benar bersih dapat berlangsung hingga seminggu bahkan lebih. Ini yang bikin perempuan gelisah. Sisa-sisa darah menstruasi tinggal sedikit, tetapi mereka belum juga bisa berpuasa lagi.
5. Cemas membayangkan beratnya membayar utang puasa

Laki-laki yang barangkali tidak pernah berutang puasa Ramadan harus tahu bahwa membayarnya bukanlah hal yang mudah. Meski ada banyak hari dan bulan guna melunasi utang puasa, godaannya banyak sehingga rasanya lebih berat daripada puasa di bulan Ramadan. Jangan lagi-lagi menyalahkan perempuan, bila laki-laki belum pernah membayar utang puasa sampai lebih dari seminggu.
Perempuan muslim harus terus mengingatkan dirinya mengenai jumlah puasa yang ditinggalkan selama bulan Ramadan. Usahakan untuk tak lupa dan jumlah puasa yang dibayar menjadi kurang. Bila perempuan ragu, mereka perlu mengikuti jumlah utang maksimalnya. Misalnya, mereka lupa utang puasanya sembilan atau sepuluh hari. Maka diambil yang sepuluh hari untuk diganti di luar bulan Ramadan.
Hambatannya adalah mereka juga tidak selalu dalam keadaan fit untuk membayar utang puasa. Pun haid rutin datang setiap bulannya. Ini membuat waktu sebelas bulan yang ada tidak sepanjang kelihatannya untuk perempuan bergegas melunasi utang puasa Ramadan.
Menstruasi pada bulan apa pun sudah memberikan berbagai rasa tidak nyaman pada perempuan. Di bulan Ramadan, sesama umat Islam mesti memahami keadaan perempuan yang gak bisa menjalankan ibadah puasa. Perempuan sendiri juga harus tetap bersyukur diberikan datang bulan yang lancar. Semua yang telah menjadi bagian dari ketetapan Tuhan pasti terbaik untuk manusia.