5 Pertimbangan sebelum Pamer Pendapatan sebagai Content Creator

- Sebelum pamer pendapatan sebagai content creator, pertimbangkan niatmu dan dampaknya pada diri sendiri.
- Kreator lain akan memantau dan reaksi penikmat kontenmu bisa berubah jika terlalu fokus pada pamer pendapatan.
- Jangan sampai pamer pendapatan mengalihkan fokus dari pembuatan konten yang sebenarnya dan membuat penikmat kontenmu tidak suka.
Sekarang semua orang dapat menjadi content creator. Cukup gunakan gadget dan akun media sosial masing-masing. Kamu bahkan bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan kalau menekuninya. Namun, ada fenomena yang cukup meresahkan akhir-akhir ini.
Terutama di Facebook, banyak sekali kreator konten yang mengunggah penghasilannya. Tercantum jelas sekian dolar serta tanggal pencairannya. Apakah aksi mempertontonkan pendapatan dari ngonten ini perlu dilakukan?
Secara umum, itu memang hak setiap orang. Gak ada larangan untuk siapa pun menunjukkan penghasilan baik dari bikin konten atau pekerjaan lainnya. Akan tetapi, bila dirimu juga seorang content creator sebaiknya tidak sekadar mengikuti tren pamer 'gaji' dari medsos apa pun. Pikirkan lima hal ini.
1. Balik ke niat dulu, kalau ingin pamer mending gak usah

Kamu harus kritis ke diri sendiri. Bila orang lain menuduhmu pamer karena memperlihatkan pendapatan dari konten, dirimu pasti tidak terima. Namun, kamu akan lebih bersedia merenung jika pertanyaan diajukan oleh diri sendiri.
Sejak dirimu masih kecil pun pasti sudah diberi tahu bahwa pamer merupakan tindakan yang tak terpuji. Apalagi pamer harta, termasuk pendapatan. Walaupun di luar sana banyak orang terang-terangan menunjukkan hasil ngonten mereka, bukan berarti kamu kudu ikut-ikutan.
Pendapatan dari konten itu dipamerkan atau tidak gak terlalu berpengaruh pada penghasilanmu berikutnya. Sadari bahwa dirimu barangkali hanya ingin mendapatkan sorotan serta pengakuan. Masalahnya, sekali niat buruk diikuti boleh jadi kamu akan sulit berhenti. Mending sejak awal dirimu tak melakukannya.
2. Ada kreator yang termotivasi, ada juga yang dengki

Sesama kreator biasanya akan saling memantau. Sebab konten dari kreator dapat menjadi ide bagi kreator lainnya. Maka aksimu pamer pendapatan juga pasti tak luput dari perhatian mereka.
Kolom komentarmu barangkali akan dibanjiri dengan kata-kata yang positif. Seperti ucapan selamat, keren, hebat, dan sebagainya. Namun, apakah ada jaminan semua komentar itu tulus? Jangan lupa ada pula orang-orang yang memantau dalam diam.
Jangan terlalu senang dengan kreator yang seakan-akan minta diajari tips-tips supaya sukses sepertimu. Boleh jadi ada lebih banyak orang yang akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan kontenmu. Misalnya, muncul tuduhan bahwa kontenmu yang dibilang riil ternyata rekayasa. Atau, kontenmu dicuri dan diunggah ulang tanpa kredit.
3. Asli atau editan karena FOMO?

Dari sekian banyak content creator yang pamer pendapatan boleh jadi gak semuanya asli. Di antaranya cuma editan, FOMO, dan bertujuan agar kontennya lebih ramai. Bahkan mungkin saja ada yang asal menggunakan kendaraan atau properti orang untuk pamer.
Namun, dalam keterangan foto atau video seolah-olah mobil atau rumah mewah itu murni hasilnya ngonten sekian lama. Kalaupun harta tersebut betul miliknya, tak menutup kemungkinan dibeli atau dibangun dengan berbagai sumber dana.
Bukan hanya pendapatan dari konten yang sesungguhnya belum ada apa-apanya dibandingkan harga mobil atau rumah tersebut. Apakah dirimu juga akan melakukan semua itu hanya demi dikagumi orang? Tidak usah merekayasa pencapaianmu sebagai kreator konten yang kelak mempermalukan diri sendiri.
Misalnya, pemilik asli kendaraan atau rumah gak terima dan membongkar aibmu. Dapat pula bukan dia yang secara langsung membantah pernyataanmu. Akan tetapi, ada orang lain yang tahu dan membeberkannya ke publik. Malah satu kontennya itu bisa lebih viral daripada konten-kontenmu selama ini.
4. Jangan sampai kamu gak fokus bikin konten

Jadi content creator tak cuma harus kreatif. Kamu juga gak boleh bikin konten sembarangan. Nanti bukannya kontenmu mendapat banyak komentar positif malah negatif. Bisakah dirimu tetap fokus membuat konten apabila sudah mulai asyik pamer pendapatan?
Banyaknya komentar penuh kekaguman di konten pamer pendapatan akan merusak konsentrasimu. Pelan-pelan perhatianmu bergeser dari kreator konten tertentu menjadi lebih sibuk membicarakan pencapaian secara materi. Sampai unggahan isinya cuma seputar penghasilan.
Atau, apa saja yang berhasil dibeli dari uang hasil ngonten. Bahkan mungkin sampai konten yang lebih detail. Contohnya, detail pembangunan rumah dan bagian dalam mobil barumu. Padahal, tadinya kamu fokus bikin konten memasak atau hiburan.
5. Penikmat kontenmu juga bisa gak suka

Melanjutkan poin sebelumnya. Kamu mesti memikirkan dampak pamer pendapatan pada penikmat kontenmu selama ini. Bila kontenmu berubah dari memasak menjadi mempertontonkan penghasilan terus, artinya sudah terjadi penyimpangan.
Para pengikutmu tidak lagi menemukan apa yang mereka cari dari akunmu. Mereka mungkin masih mau menunggu sampai beberapa lama. Siapa tahu konten-konten memasak kembali ada.
Namun, jika sampai mereka capek menanti kontenmu tetap saja gak balik seperti semula bahaya sekali. Pengikutmu pergi satu per satu. Pamer penghasilan yang menarik bagimu dan di kalangan sesama content creator boleh jadi justru gak disukai penonton. Padahal, dukungan mereka yang paling penting.
Sukses sebagai kreator konten tentu bikin kamu bangga pada diri sendiri. Dirimu merasakan susahnya membuat serta mengedit konten. Apalagi sampai hasil berupa uang dapat dinikmati. Akan tetapi, memamerkannya bukan tindakan yang baik dan justru bisa menjadi bumerang dalam perjalananmu sebagai content creator.